Junjung Tinggi Penerapan Tridharma, Dosen Fakultas Pariwisata UPH Rudy Pramono Raih Top 32 AD Scientific 2023 ‘Engineering & Technology Scientist’.

Tridharma perguruan tinggi, yakni Pendidikan dan Pengajaran, Penelitian dan Pengembangan, serta Pengabdian Kepada Masyarakat merupakan tanggung jawab setiap dosen. Hal ini dijunjung tinggi oleh  Dr. Ir. Rudy Pramono, M.Si., dosen Fakultas Pariwisata Universitas Pelita Harapan (FPar UPH) yang telah menerapkan ketiga kewajiban itu dengan maksimal.

“Tugas saya sebagai dosen adalah melakukan Tri  Dharma, yaitu pengajaran, publikasi dan pengabdian,  serta mendukung UPH agar bermanfaat dan berdampak secara nasional dan internasional,” kata Rudy.

Rudy telah menjadi dosen FPar UPH sejak 2014 dan mengajar program Diploma 4 (D4) Program Studi (Prodi) Pengelolaan Perhotelan. Sejak tahun 2017, ia juga mengajar Program Magister Pariwisata. Saat ini ia mengajar mata kuliah Metode Penelitian Pariwisata dan statistik. Menurutnya, menjadi dosen merupakan panggilan yang mulia karena berperan penting untuk mendidik generasi muda.

Sejak bergabung dengan UPH pada tahun 2014, selain mengajar Rudy juga aktif berkontribusi sebagai peninjau penelitian bersertifikat nasional dan Ketua Asosiasi Pengabdi dan Pemberdaya Indonesia (ASPPI). Tidak hanya menjadi dosen, ia juga bertugas sebagai manajer di Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) UPH. Ia bertugas untuk mengelola program penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) yang dilakukan para dosen UPH.

Rudy telah menghasilkan karya ilmiah dari berbagai disiplin ilmu, seperti sosial, manajemen, pendidikan, pariwisata, hukum, dan sosiologi. Sampai saat ini, ada 253 karya ilmiah yang telah dipublikasikan Rudy sejak tahun 2003. Salah satu topik berkesan yang telah  ia  kerjakan bersama mahasiswa  dan  dosen UPH adalah  penelitian  terkait  kapital  spiritual  dan resiliensi.

Kapital  spiritual  dan  resiliensi  yang  dimaksud  ialah   untuk  mendalami  kemampuan  individu  dalam menghadapi perubahan-perubahan yang mungkin terjadi di dalam kehidupan. Contoh salah satu bentuk perubahan di  dalam  kehidupan adalah saat  pandemi Covid-19 melanda seluruh dunia  pada  2020  lalu. Secara logika,  adanya pandemi Covid-19 akan menjadi tantangan dan hambatan bagi seseorang untuk berkarya. Namun, kapital spiritual membuka segala kemungkinan.

“Hal ini juga terjadi pada saya, ketika saat awal pandemi melanda semuanya serba mustahil dan saat itu saya tidak produktif melakukan penelitian. Namun saya menyadari, saya punya teman, punya mahasiswa, punya kolaborasi, sehingga saya termotivasi untuk meningkatkan publikasi dan juga sitasi,” jelas Rudy.

Selain menulis karya ilmiah, ia juga turut berkontribusi dalam berbagai penelitian. Berdasarkan AD Scientific Index, Rudy berhasil menempati peringkat 32 dari 3.194 peneliti asal Indonesia untuk kategori Engineering & Technology. AD Scientific Index menggunakan data Google Scholar dengan atribut total h-index, i10 index, dan sitasi serta data 1.345.725 ilmuwan dari 21.623 perguruan tinggi di 219 negara.

Selain pemeringkatan AD Index, dalam kurun tiga tahun terakhir (2020-2022), Rudy juga menempati urutan ke-4 berdasarkan pemeringkatan dari Science and Technology Index (SINTA), sebuah portal ilmiah daring yang dikelola oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek).

Berkat perannya di bidang akademik melalui penelitian, setiap tahunnya sejak 2011, Rudy memperoleh dana hibah dari Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi (Ditjen Dikti), hibah penelitian dari Pendanaan Riset Inovatif Produktif Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (Rispro LPDP) Kementerian Keuangan (Kemenkeu) pada 2019-2022, dan hibah penelitian dari Kemendikbudristek pada 2021-2023.

Proses menghasilkan karya ilmiah tidak selalu berjalan mulus. Sering kali, Rudy menghadapi tantangan seperti sulit menemukan tempat publikasi yang sesuai, hingga ditolak oleh jurnal yang dituju. Lebih lanjut, Rudy menekankan tujuan dalam publikasi penelitian bukanlah untuk mencapai peringkat tertentu, melainkan berkolaborasi dengan mahasiswa maupun dosen. Ia berharap, dapat menjadi contoh bagi insan pendidikan lainnya bahwa tetap bisa berkarya di dalam situasi apa pun.

“Karya ilmiah merupakan sarana saling belajar menyampaikan gagasan dan pembelajaran. Saya berharap, ilmuwan atau siapa pun yang ingin menghasilkan karya ilmiah selalu belajar, berkolaborasi, dan memotivasi diri untuk lebih baik dari sebelumnya,” tutur dosen yang telah meraih gelar Doktor bidang Sosiologi tersebut.

 

Tentang Program Pengelolaan Perhotelan UPH

Program Pengelolaan Perhotelan UPH telah terakreditasi ‘A’ dan menawarkan kurikulum komprehensif yang mencakup Tren Global, Strategi Usaha, Kepemimpinan Operasional & Kerja Sama Tim, serta Kemampuan Manajerial Dasar. Pengelolaan Perhotelan UPH juga telah memiliki kerja sama dengan berbagai mitra terkemuka dalam industri perhotelan, baik di lingkup nasional maupun internasional. Mari bergabung bersama UPH, raih prestasi terbaik dan menjadi profesional di bidang perhotelan. Informasi lebih lanjut hubungi Student Consultant 0811-1709-901 atau daftar di sini.