Maksimalkan Potensi, Alumni UPH Raih Prestasi Dalam Kompetisi Asia Young Designer Award.

Siapa yang menyangka bahwa justru di penghujung masa perkuliahannya Krisabell Karnadi, alumni Program Studi (Prodi) Desain Interior Universitas Pelita Harapan (UPH) berhasil mengukir prestasi dalam kompetisi ‘Asia Young Designer Award’ (AYDA) 2021/2022. Kompetisi desain bergengsi tingkat Asia yang diselenggarakan oleh Nippon Paint Indonesia ini bertujuan untuk menyediakan wadah bagi para desainer muda Asia untuk berkarya dalam bidang Desain Interior dan Arsitektur. Di kompetisi Asia Young Designer Award, para peserta desainer muda juga dibekali wawasan industri, sesi pelatihan, dan pembimbingan secara langsung oleh desainer profesional dari kawasan Asia.

Asia Young Designer Award merupakan perlombaan yang diselenggarakan oleh Nippon Paint Indonesia sejak tahun 2008. Kompetisi ini memiliki komitmen untuk mendorong kreativitas dan inovasi di kalangan mahasiswa, sekaligus memberikan bimbingan terkait pengembangan profesionalisme mereka. Dengan tujuan tersebut, dibentuklah AYDA sebagai platform pembelajaran bagi para desainer muda. Panggung AYDA menjadi tempat tepat bagi mahasiswa Arsitektur dan Desain interior yang siap akan tantangan serta berani menetapkan standar baru pada industri Arsitektur dan Desain Interior. Sampai dengan saat ini, AYDA telah melibatkan keikutsertaan 16 negara di Asia, yaitu Bangladesh, Cina, Filipina, Hong Kong, India, Indonesia, Iran, Jepang, Malaysia, Pakistan, Singapura, Sri Lanka, Taiwan, Thailand, Turki dan Vietnam.

Di tahun 2022 ini, Krisabell berhasil menunjukkan kualitasnya sebagai lulusan UPH dengan berhasil menjadi juara dari kompetisi ini yang diikuti 303 pendaftar dari 23 Universitas di Indonesia. Setelah melalui seleksi yang begitu ketat, terpilih 5 finalis kategori Desain Interior dan 6 finalis dari kategori Arsitektur. Di tahapan ini, Krisabell berkompetisi dengan para peserta yang berasal dari berbagai universitas dalam negeri seperti Institusi Teknologi Bandung (ITB), Unika Soegijapranata, Universitas Bina Nusantara, Universitas Atma Jaya Yogyakarta, Universitas Gadjah Mada (UGM), dan lainnya.

Usai melewati rangkaian tahapan, Krisabell patut berbangga atas kemenangannya sebagai Silver Winner untuk kategori Desain Interior melalui karyanya yang menawarkan solusi sesuai dengan tema kompetisi AYDA tahun ini yaitu ‘Amplifying Empathy through Design’.

“Prestasi ini membuat saya senang karena saya berkesempatan untuk berpartisipasi dan meraih Silver Award dalam kompetisi AYDA 2021/2022 untuk area Indonesia. Saya juga bersyukur atas dukungan yang telah diberikan oleh berbagai pihak, baik dari keluarga, teman, dosen, dan rekan kerja saya,” ucap Krisabell.

Keikutsertaan Krisabell dalam kompetisi ini merupakan hasil motivasi dari dosen pembimbingnya ketika kuliah, dimana ia didorong untuk mendaftarkan hasil karya tugas akhirnya dalam kompetisi AYDA tersebut.

“Karya tugas akhir saya ternyata sesuai dengan tema kompetisi tahun ini, sehingga dosen pembimbing saya menganjurkan agar saya mengumpulkan hasil karya tugas akhir yang telah saya kembangkan selama 2 tahun terakhir dengan bantuan dan bimbingan para dosen. Beberapa bulan setelah itu, saya mendapat kabar lolos ke babak top 10. Untuk tahap selanjutnya, saya harus mengumpulkan video presentasi dan saya mendapat posisi top 5. Berkat dukungan keluarga, teman, dan dosen, saya tekun mengikuti setiap prosesnya sampai proses Grand Final dan mendapatkan Silver Winner,” jelasnya.

Sejalan dengan tema kompetisi, desain yang Krisabell bawakan pada kompetisi AYDA ini merupakan perancangan sebuah museum dan pusat komunitas bernama ‘Fort Vastenburg Museum and Community Center’. Desain bangunan ini memiliki tujuan untuk memperbaiki identitas dan mengubah persepsi negatif masyarakat terhadap Benteng Vastenburg; sebuah benteng peninggalan kolonial Belanda di Kota Surakarta yang sudah lama terabaikan. Karyanya bertujuan untuk merenovasi dan menghidupkan kembali eksistensi Benteng Vastenburg menjadi tempat edukasi sejarah sekaligus menggerakkan aktivitas masyarakat di dalam benteng.

“Desain saya bertujuan untuk menjadikan sebuah museum sejarah benteng yang dapat memberikan edukasi kepada masyarakat tentang sejarah benteng tersebut yang sebenarnya sangat menarik. Kemudian, saya juga menjadikan benteng tersebut sebagai sebuah pusat komunitas tempat masyarakat bisa beraktivitas di dalamnya. Mulai dari kios-kios makanan, area bermain anak, pusat workshops, dan ruang serbaguna yang bisa dijadikan sebagi tempat pameran. Sehingga, benteng tersebut dapat kembali menjadi bagian dari kehidupan masyarakat sekitar. Menurut saya, keunikan dari karya saya adalah terdapatnya keseimbangan antara problem solving, konsep, dan estetika desain yang mendalam, beserta penyampaian dan kesesuaian dengan tema yang tepat,” ujar Krisabell yang kini bekerja sebagai Junior Designer di IOOR Studio Indonesia.

Perjalanan studi Krisabell di UPH telah membekali dirinya dalam mengembangkan konsep dan memikirkan berbagai macam aspek, untuk menawarkan solusi melalui karya desain interior. Bagi Krisabell, semua mata kuliah dan ilmu yang didapatkannya sangat membantu dalam proses dan hasil perancangan desain pada kompetisi ini. Tentunya ia juga berharap, karyanya bisa mendapatkan perhatian dari masyarakat dan benar-benar dapat direalisasikan untuk melestarikan peninggalan sejarah Indonesia.

Kemenangan Krisabell menjadi salah satu bukti nyata komitmen UPH yang terus mendukung dan memfasilitasi setiap mahasiswanya agar dapat berprestasi dalam berbagai kompetisi nasional bahkan internasional. Ayo maksimalkan potensimu bersama Desain Interior UPH! Informasi lebih lanjut hubungi Student Consultants di 0811-1709-901 atau daftar di sini.


baca juga:

Desain Interior: Info Kuliah, Prospek Kerja, hingga Profil Alumninya