NEWS & PUBLICATION

Nasionalisme dalam Konteks Global

14/07/2008 Uncategorized

Nasionalisme dalam Konteks Global

Rektor Universitas Pelita Harapan Jonathan Parapak telah mengingatkan negara ini untuk menempatkan ide nasionalisme secara proporsional dalam konteks posisi Indonesia di dunia globalisasi.

Rektor Universitas Pelita Harapan Jonathan Parapak telah mengingatkan negara ini untuk menempatkan ide nasionalisme secara proporsional dalam konteks posisi Indonesia di dunia globalisasi.

KARAWACI, 21 Mei, 2008 — Rektor Universitas Pelita Harapan Jonathan Parapak telah mengingatkan negara ini untuk menempatkan ide nasionalisme secara proporsional dalam konteks posisi Indonesia di dunia globalisasi.

Dulu, ketika orang berbicara tentang nasionalisme selalu berkaitan dengan perjuangan melawan penguasa kolonial, kata Parapak dalam interview dengan majalah CampusAsia pada tanggal 21 Mei.

?Hari ini, kita perlu menyambungkan ini dengan internasionalisme dalam arti bahwa negara ini memerlukan semacam nasionalisme yang membutuhka internasionalisme,? kata Parapak sehari setelah ribuan orang mendatangi Stadium Senayan di Jakarta untuk merayakan seratus tahun Hari Kebangkitan Nasional.

Nasionalisme tidak seharusnya dianggap dengan konsep sempit seperti menganggap diri sendiri atau kepentingan sendiri berbeda dengan orang dari negara lainnya. ?Nasionalisme harus ditempatkan dalam konteks globalisasi,? kata Parapak, sambil menambahkan isu penting lainnya bahwa negara ini harus memikirkan bagaimana menguasai ilmu dan teknologi agara dapat bersaing dengan percaya diri di panggung global.

?Karena itulah, konsep pendidikan dan upaya kita diarahkan untuk mengubah seseorang secara holistik sehingga mereka dapat bertanding di dunia globalisasi,? kata rektor.

?Sistem pendidikan kita harus dapat mendorong pertumbuhan kreativitas karena orang dengan sedikit atau bahkan tanpa kemampuan kreatifitas tidak dapat bertanding di dunia globalisasi,? tambahnya.

Parapak menyampaikan pernyataan ini sehari setelah Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menyampaikan kepada bangsa untuk meningkatkan kemandirian dan mengurangi ketergantungan ke negara lain.

Pengamat pendidikan mengatakan mengurangi ketergantungan ke teknologi dan ahli negara lain adalah ide yang hanya tetap menjadi mimpi kecuali Indonesia melakukan perombakan sistem pendidikan sampai pelajar menerima pendidikan holistik dan bakat mereka dikembangkan secara optimal dengan kerjasama lembaga-lembaga ternama di dunia.

UPH sudah berada di jalur yang tepat untuk mempromosikan pendidikan tersebut seperti yang terlihat dari program pertukaran secara rutin dengan universitas luar negeri.

 
 
By: Alin Damanik,  CampusAsia
 

 

Published by :

Public Relations of Universitas Pelita Harapan
publicrelations@uph.edu