NEWS & PUBLICATION

Deep Indonesia 2009 Mengangkat Kepedulian untuk Menjaga Terumbu Karang

20/04/2009 Uncategorized

Deep Indonesia 2009 Mengangkat Kepedulian untuk Menjaga Terumbu Karang

?Terumbu karang memerlukan 350 tahun untuk dibentuk. Karena itu, kita harus menjaganya dengan hati-hati,? kata Kepala Jurusan Desain Komunikasi Visual UPH, Yongky Safanayong.

Karawaci 14/04/09 ? ?Terumbu karang memerlukan 350 tahun untuk dibentuk. Karena itu, kita harus menjaganya dengan hati-hati,? kata Kepala Jurusan Desain Komunikasi Visual UPH, Yongky Safanayong. Ia menegaskan ini saat membahas kompetisi desain poster ?Deep Indonesia 2009? yang memiliki tujuan untuk mengundang masyarakat Indonesia mencintai laut dan sumberdayanya.

Banyak dari mahasiswa Desain Komunikasi Visual tahun 2006 dan 2007 bergabung dalam kompetisi yang berfokus pada keharmonisan antara manusia dan terumbu karang. Dua mahasiswa, Yuvens Winatra dan Nikko Purnama Lukman berhasil meraih juara tiga dan juara harapan kedua untuk desain poster mereka.

Safanayong menegaskan pentingnya kompetisi semacam ini, yaitu untuk meningkatkan kesadaran mengenai urgensi untuk menjaga terumbu karang demi keseimbangan ekosistem. Ia khawatir dengan fakta bahwa terumbu karang sekarang berada di ambang kepunahan, terutama di Indonesia. Padahal, Indonesia merupakan tempat di mana 1/8 terumbu karang di seluruh dunia berada. ?Indonesia memiliki terumbu karang paling indah di seluruh dunia. Sekarang, keberadaan terumbu karang sudah berkurang dan yang tersisa hanya tinggal 6%,? katanya. Diperhitungkan terdapat 60.000 kilometer persegi yang melimpah dengan terumbu karang di Indonesia, dari area barat sampai timur.

Karena itu, menurutnya, masyarakat dan juga nelayan harus sepenuhnya sadar akan fakta ini dan mulai menghargai dan menjaga terumbu karang. ?Sebagai seorang manusia yang bersyukur terhadap Tuhan, kita harus peduli,? katanya. Ia menyatakan bahwa pada dasarnya terumbu karang memiliki peran yang besar dalam menyeimbangkan ekosistem. Bila karang tersebut punah, maka ekosistem akan menjadi tidak seimbang.

Sementara itu, kompetisi ini memberikan dampak positif bagi setiap mahasiswa UPH. Pemenang ketiga dari kompetisi ini, Yuvens Winatra, mengatakan tujuannya dalam mendesain poster ini adalah untuk menunjukkan kepada masyarakat serta nelayan bila terumbu karang akhirnya punah maka laut akan menjadi rusak. Juara harapan kedua, Nikko Purnama Lukman, juga mengatakan ia sekarang menjadi lebih peduli akan kepunahan terumbu karang Indonesia. ?Kita dapat menyebarkan masalah ini dengan lebih efektif bila kita, mahasiswa, bekerjasama untuk kampanye penyelamatan terumbu karang,? katanya.

Salah satu 20 finalis terbaik di kompetisi ini, Salsa Soetjoadi, yang juga mahasiswa Desain Komunikasi Visual UPH, setuju dengan Nikko. Salsa mengatakan ia sendiri tergerak untuk lebih berusaha agar masyarakat dan nelayan menjadi lebih peduli untuk menjaga terumbu karang Indonesia. ?Kepedulian kami mengenai keberadaan terumbu karang perlu ditingkatkan. Mungkin harus ada konseling langsung untuk nelayan kita,? sarannya.

Sekarang ini, dunia tidak hanya menghadapi usaha untuk menjaga terumbu karang saja namun juga ?dasar? dari keseimbangan sistem ekosistem lainnya yang perlu dijaga seperti hutan, perairan dan udara. Mengenai masalah ini, Safanayong menyarankan perlunya diadakan kampanye ekologi di dunia pendidikan kita yang bertujuan agar para pelajar menjadi lebih peduli untuk menjaga alam di negara kita.

 

UPH Media Relations