NEWS & PUBLICATION

UPH FESTIVAL 16: DGS Emil Salim, “Krisis Global dan Green Economy”

18/08/2009 Uncategorized

UPH FESTIVAL 16: DGS Emil Salim, “Krisis Global dan Green Economy”

?Esensi pendidikan adalah berpikir bebas, bukan malah dikotomi oleh pemikiran para pendidiknya,? ujar Prof.Dr. Emil Salim pada seminar DGS,

?Esensi pendidikan adalah berpikir bebas, bukan malah dikotomi oleh pemikiran para pendidiknya,? ujar Prof.Dr. Emil Salim pada seminar DGS,

?Esensi pendidikan adalah berpikir bebas, bukan malah dikotomi oleh pemikiran para pendidiknya,? ujar Prof.Dr. Emil Salim pada seminar DGS, Kamis, (13/8) di Grand Chapel, pada UPH Festival 16.

 

Seminar kali ini mencoba mencari pemecahan atas krisis ekonomi serta lingkungan yang sedang terjadi dalam masyarakat global, khususnya di Indonesia. Manusia adalah seorang konsumen sejati, terlebih untuk sesuatu yang gratis yang sudah disediakan oleh alam, seperti air, tanah dan hutan. Tanpa terasa, persediaan ketiga sumber daya alam ini mulai menipis, ditambah lagi dengan perubahan iklim yang sangat signifikan.

 

Emil mencontohkan, di Jawa Barat ada 200 hektar tanah terlantar yang berubah menjadi jalanan. Lainnya, semakin banyak tindakan pembalakan hutan (illegal logging) yang lolos dari pantauan pemerintah. Kalau ingin selamat, manusia harus bisa memanfaatkan kekayaan ini dengan bijaksana, sambil mendorong pula pertumbuhan ekonomi.

 

Salah satu cara untuk mengatasi permasalahan ini menurut Emil adalah dengan menetapkan Agenda Pembangunan Hijau. Program ekonomi ini mengacu pada pembangunan ekonomi Indonesia yang berkelanjutan dan berwawasan nasional.

 

Mantan mentri lingkungan hidup di masa Orde Baru ini, konsisten menyuarakan konsep green economy. Program yang disodorkan pun memperhatikan segala dampak perubahan ekonomi terhadap lingkungan. Misalnya, jika masyarakat sulit memperoleh minyak tanah, maka mulailah membakar biji sawit sebagai pengganti. Satu pohon sawit bisa memenuhi kebutuhan satu keluarga selama satu tahun.

 

Ada pondok pesantren di madura yang menanam hutan agar bisa mendapatkan air bersih untuk wudhu. Di Jawa Tengah yang kaya dengan pegunungan kapur, masyrakat sekitar justru mengolah kapur menjadi semen untuk bahan baku pabrik.

 

Ditambahkan oleh Pak Emil, sebagai insan terdidik, manusia seharusnya tidak akan akan mengeksploitasi alam demi kepentingan pribadi. Oleh karena itu, manusia Indonesia mulai sekarang harus mulai mengubah paradigma berpikir kita.? Ilmu bukan hanya untuk membuat kita menjadi kaya, tapi bagaimana agar otak dan pikiran kita bisa berarti bagi orang lain,? katanya menyimpulkan ceramahnya. (sar/cyn)

UPH Media Relations