21/08/2009 Uncategorized
Nasionalisme. Sebuah kata yang mungkin lekat di telinga tetapi masih terkesan abstrak. Sebagai generasi muda penerus bangsa kita harus menjadi pendobrak nasionalisme Indonesia.
Nasionalisme. Sebuah kata yang mungkin lekat di telinga tetapi masih terkesan abstrak. Sebagai generasi muda penerus bangsa kita harus menjadi pendobrak nasionalisme Indonesia.
Nasionalisme. Sebuah kata yang mungkin lekat di telinga tetapi masih terkesan abstrak. Sebagai generasi muda penerus bangsa kita harus menjadi pendobrak nasionalisme Indonesia. Ada banyak cara yang dapat kita lakukan, mulai dari penggunaan produk-produk dalam negeri, bahasa Indonesia yang baik dan benar, sampai memiliki kepekaan dan adaptif terhadap perubahan demi membangun Indonesia.
Hal ini disampaikan Dino Patti Djalal dalam DGS bertajuk ?Nationalism in the Globalized World? di Grand Chapel UPH, Jumat (15/08) pukul 15.00 WIB.
Dino adalah seorang pendiri Modernisator Indonesia, sebuah organisasi yang menampung anak-anak muda Indonesia yang berprestasi untuk menyalurkan bakatnya pada bidang masing-masing di kancah Internasional.
Ia ingin melihat generasi muda Indonesia mengembangkan apa yang Indonesia miliki demi pembangunan negeri ini. ?Perubahan itu penting. Jangan pernah takut untuk berubah, justru kita harus mencintai perubahan. Sebagai generasi muda, kalian harus memiliki self re-invention agar dapat terus beradaptasi terhadap perubahan sehingga dapat mengembangkan potensi kalian,? tambahnya.
Abad ke-21 ini sangat diberkati dengan kemajuan teknologi yang begitu pesat. Oleh karena itu kita harus menempatkan teknologi pada pusat perubahan karena perubahan hidup yang paling penting dimulai dari perangkat kecil seperti ponsel, Blackberry, termasuk Facebook dan Twitter.
?Abad ini merupakan era dimana imajinasi manusia hanya berjarak sedikit dengan pencapaiannya. Pergunakanlah teknologi-teknologi canggih untuk merubah dan membangun Indonesia,? kata juru bicara kepresidenan ini. Ia bermaksud agar para generasi muda dapat menggunakan teknologi untuk hal-hal positif karena itu sudah cukup menunjukkan nasionalisme.
Dino menutup seminarnya dengan mengatakan tidak hanya IQ dan EQ saja yang dibutuhkan seseorang untuk sukses dalam hidupnya, tetapi sekarang kita juga butuh GQ (Global Quotation) yaitu kemampuan mengenal dunia, khususnya Indonesia, dan secara khusus untuk penduduk Indonesia agar menerapkannya bagi kemajuan bangsanya. (cyn)