Pendidikan adalah dasar dari sebuah negara, karena dengan adanya orang-orang yang terdidik, mereka bisa menyumbangkan ide baru untuk kemajuan negara.
Pendidikan adalah dasar dari sebuah negara, karena dengan adanya orang-orang yang terdidik, mereka bisa menyumbangkan ide baru untuk kemajuan negara. Karena itu, infrastruktur pendidikan seperti sekolah dengan fasilitasnya yang seharusnya layak mendapat perhatian agar dapat mendukung proses pengajaran dan pembelajaran.
Namun sayangnya, tidak semua orang yang berkecimpung di dunia pendidikan mau menghabiskan waktu, tenaga, dan ide untuk membangun landasan dasar ini. Di Indonesia, banyak sekolah yang dapat dibilang menyedihkan baik dalam perihal bangunan, jumlah guru dan murid serta fasilitasnya.
Berangkat dari gagasan ini, Departemen Service Learning Universitas Pelita Harapan (UPH) mengadakan kegiatan sosial di Sekolah Dasar Kristen Patimuan, Cilacap, Jawa Tengah. Service Learning adalah metode pembelajaran dengan melakukan praktek di lapangan dengan ilmu yang telah didapatkan dari kelas Leadership dan Character Development.
Proyek ini terdiri dari workshop pengajaran aktif untuk para guru, pembangunan perpustakaan, dan pengecatan sekolah. Program yang dimulai dari tanggal 22 Agustus sampai 28 Agustus 2009 dilaksanakan oleh 10 relawan UPH yang tergabung dalam Komunitas Service Learning.
Untuk perpustakaan, Komunitas Service Learning menyumbangkan buku bacaan, baik lama dan baru, dan juga menggambar mural di dinding luar perpustakaan. ?Tujuan mural ini adalah untuk efek psikologis agar para murid bersemangat untuk membaca di perpustakaan karena gambar di mural ini terlihat menarik,? kata Kusuma Wardhani, staff UPH yang mengepalai proyek ini.
Kegiatan mengecat sekolah ini didukung oleh Pacific Paint. Menurut Lindy Junus, Manajer Marcom PT Pacific Paint, ?Kegiatan ini selaras dengan visi Pacific Paint yaitu untuk mengembangkan pendidikan di Indonesia dengan mendekung pengembangan infrastruktur sekolah,?
Proyek ini juga disiarkan di stasiun TV swasta, DAAI TV di program ?Mata Hati? pada tanggal 4 September 2009 jam 17.30.
SD Kristen Patimuan
Service Learning UPH memilih sekolah ini sebagai target program karena sejarah dan prestasinya yang luar biasa. Para murid di sekolah ini berhasil meraih prestasi di bidang akademi, olahraga dan seni. Tahun ini, presentase kelulusan Ujian Nasional mencapai 100%. Meskipun kondisi bangunan terlihat mengkhawatirkan, SD Kristen Patimuan berada di posisi ke 7 di kabupaten Cilacap.
Kepala SD Kristen Patimuan, T. Suryadi juga meraih prestasi Satyalancana Wahid Satya dari gus Dur sebagai tanda baktinya atas kerjanya menjadi Kepala Sekolah selama 30 tahun. Suryadi selalu menekankan kepada kedelapan gurunya untuk menjadi pendidik, bukan menjadi guru. Pendidik berarti bisa menjadi contoh yang baik bagi para muridnya.
SD Kristen Patimuan didirikan pada tanggal 2 Februari 1957. Selama lebih dari 52 tahun, sekolah ini tetap bertahan meskipun dengan maraknya sekolah negri di kabupaten Cilacap. Sekarang, total murid di sekolah ini adalah 93 yang terdiri dari 1 kelas di setiap tingkatannya. Menurut Kristiawati, salah satu guru, sekolah ini sangat tertinggal dalam hal fasilitas seperti komputer, buku bacaan, dan laboratorium. Dengan program ini, para murid diharapkan dapat lebih bersemangat untuk tetap belajar dan bekerja. (Sarah Siregar/Cynthia Ruslan/Photos: Daniel Prabowo)