Menurut data United Nations Development Programme (UNDP), Indeks Pembangunan Manusia (Human Development Index - HDI) Indonesia tahun 2010 adalah 0,734.
Menurut data United Nations Development Programme (UNDP), Indeks Pembangunan Manusia (Human Development Index – HDI) Indonesia tahun 2010 adalah 0,734.
Menurut data United Nations Development Programme (UNDP), Indeks Pembangunan Manusia (Human Development Index – HDI) Indonesia tahun 2010 adalah 0,734. Angka ini menunjukkan bahwa negara kita menempati posisi ke-111 dari 179 negara dengan tingkat pembangunan manusia yang hanya tergolong sedang.
“Saat ini adalah era brain to brain competition. Manusia bukan lagi bersaing secara fisik, melainkan berkompetisi dalam ide dan inovasi. Posisi HDI Indonesia memang sangat disayangkan karena itu berarti negara kita tidak diperhitungkan dalam kancah internasional,” kata Taufiq Pasiak, ketua Indonesian Neuroscience Club pada seminar “Mengungkap Rahasia Otak untuk Meningkatkan Intelegensia” Senin, 29 Maret 2010 di Grand Ballroom St. Moritz.
Dalam sambutannya itu, Taufiq juga menekankan bahwa otak manusia merupakan tambang mahadahsyat. “Setiap manusia dapat mengoptimalkan fungsi otaknya agar memiliki daya saing tinggi. Otak kita ini adalah a living brain. Banyak pandangan keliru yang mengatakan struktur otak kita tidak bisa diubah-ubah. Padahal once you change your brain, you change your life!” ujarnya lagi.
Mengoptimalkan fungsi otak harus dilakukan sejak dalam kandungan. “Sel otak bayi berjumlah 100 milyar dan cepat sekali bertumbuh. Oleh karena itu ibu hamil harus memperhatikan kesehatan dan asupan gizi bayinya sejak dalam rahim. Selain itu optimalisasi otaknya juga harus dilakukan dengan memberikan ASI eksklusif selama enam bulan, serta biarkan si kecil melakukan sosialisasi dengan lingkungannya,” kata Wakil Menteri Kemendiknas RI, Fasli Djalal yang juga datang sebagai keynote speaker.
Taufiq Pasiak
Pintar secara kognitif saja tentu tidak cukup. Taufiq menjelaskan otak manusia telah melewati tiga tahap perkembangan. Tahap pertama adalah motorik dimana manusia dapat menggerakan sel-sel motorik tubuhnya. Tahap kedua adalah berpikir rasional dan analitis dimana mulai bermunculan ilmuwan-ilmuwan ternama sejak abad ke-17. “Tetapi ternyata masih banyak masalah yang muncul. Pasti ada bagian otak yang belum berfungsi dengan baik, yaitu aspek spiritual. Aspek inilah yang seharusnya paling tinggi diantara kognitif dan emosional karena dapat membawa seseorang memahami makna hidupnya,” lanjutnya.
Hadir pula sebagai keynote speaker dalam seminar yang merupakan hasil kerjasama Departemen Kesehatan RI dan Universitas Pelita Harapan ini yaitu staf ahli Menteri Kesehatan bidang Midico Legal, Faiq Bahfen. Ia menambahkan, “Inti dari intelegensia adalah kemampuan memprediksi masa depan. Kami dari pemerintah juga sedang membuat rencana jangka panjang sampai tahun 2025 nanti untuk menciptakan insan Indonesia yang cerdas dan tidak kalah di mata dunia, serta menjadikan bangsa yang hebat.”
Rencana tersebut tentu bukan hanya tanggung jawab Kementerian Pendidikan dan Kesehatan saja, tetapi harus ada kerjasama dari pihak akademisi dan praktisi. “Semua komponen bangsa dari berbagai disiplin ilmu harus turut bekerjasama agar terwujud manusia unggul. Riset yang sudah dilakukan harus diaplikasikan,” ujar Faiq yang saat itu mewakili Menteri Kesehatan RI, Endang R. Sedyaningsih yang berhalangan. Ia melanjutkan, “Kalau selama ini kita diberdayakan otak, sekarang adalah bagaimana otak kita berdayakan.”
Faiq Bahfen
Wakil Bupati Belitung, Dr. Yongky, ibu Lely (Direktur Marketing UPH), Fasli Djalal, Bupati Maluku, Taufiq Pasiak, dan Kepala Bapeda PM Belitung Timur
Seminar ini juga menghadirkan Anwar Said (Head of Education Unit UNESCO), Teguh Ranakusuma (Kepala Pusat Kajian Otak Manusia), Peter Shepard (pengarang buku Whole Brain Thinking), Matheus Tatang Puspanjono (Head of Department of Pediatrics Faculty of Medicine UPH), Munif Chatib (Pakar Multiple Intelligence Indonesia), Eka Wahjoepramono (dokter ahli bedah saraf Siloam Hospital dan Dekan FK UPH), Ratih Ziimer (Ketua Yayasan Neuro Senso), Adri Mayza (Penanggung Jawab Indonesian Neuroscience Club), serta Wakil Bupati Belitung dan Kepala Bapeda PM Kabupaten Belitung Timur. (cyn)
UPH Media Relations
Seminar Materials: