NEWS & PUBLICATION

Temukan Tipe Kecerdasan Anak Kita

08/04/2010 Uncategorized

Temukan Tipe Kecerdasan Anak Kita

Kita semua pasti sepakat bahwa tidak ada manusia bodoh. Setiap orang diciptakan dengan kecerdasan masing-masing.

Kita semua pasti sepakat bahwa tidak ada manusia bodoh. Setiap orang diciptakan dengan kecerdasan masing-masing.

images/jsnews/otak-munif.jpg

Kita semua pasti sepakat bahwa tidak ada manusia bodoh. Setiap orang diciptakan dengan kecerdasan masing-masing. Ada yang pintar dalam hal eksakta, ada pula yang handal dalam bermain musik. Tetapi masyarakat kita sudah terlanjur memberi cap bahwa anak pintar adalah mereka yang mendapat nilai bagus dalam bidang eksakta saja.

 

Seorang pakar multiple intelligences Indonesia, Munif Chatib, memberikan pemaparan mengenai kecerdasan manusia. Ia menyampaikannya dalam seminar yang diselenggarakan Fakultas Kedokteran Universitas Pelita Harapan dan Departemen Kesehatan RI berjudul ?Mengungkap Rahasia Otak untuk Meningkatkan Intelegensia? pada Senin (29/03) di Grand Ballroom St. Moritz, Jakarta.

Munif mengawali presentasinya dengan bertanya, ?Sebenarnya apa fungsi sekolah? Mencerdaskan yang bodoh kan? Jadi seharusnya semua sekolah tidak memberlakukan tes saringan masuk untuk siswa-siswanya. Indikatornya ya jumlah kursi saja. Kalau sudah penuh, pendaftaran bisa ditutup.?

           

            Munif Chatib

 

Memang begitu lah sebuah sekolah seharusnya diselenggarakan, menerima si bodoh, si pintar, si hiperaktif, si cacat fisik sekalipun. ?Saya sudah mempraktekkannya. Ada siswa saya yang saat kelas 7 ia minder dengan kaki pincangnya, tetapi di kelas 9 ia menjadi wasit olahraga. Satu lagi, saat kelas 7 nilai fisikanya payah sekali dan di kelas 9 dia mengikuti olimpiade fisika,? katanya diiringi tepuk tangan peserta.

 

Ia memberi pesan kepada seluruh peserta seminar yang terdiri dari para pendidik bahwa yang terpenting bukan lah the best input, tapi the best process. ?Upaya yang harus kita lakukan adalah discovering their abilities. Walaupun input yang kita dapatkan bukan yang terbaik, namun apabila kita bisa menemukan kemampuan-kemampuan mereka dan memprosesnya dengan baik, maka kita akan mendapatkan output terbaik,? katanya.

 

Hal itu bisa dimulai dari hal-hal kecil seperti memberikan apresiasi terhadap apa yang anak kita lakukan. ?Misalnya dia menggambar, meskipun tidak sebaik yang kita inginkan, tetap berikan pujian ?wah bagus ya nak?. Karena jika hasil karyanya langsung kita anggap buruk, lama kelamaan kepercayaan dirinya akan berkurang,? ujar Munif.

 

Akhirnya ia menyimpulkan pentingnya mengidentifikasi kecerdasan anak. ?Karena dengan mengetahui keunggulan mereka, kita dapat menempatkan the right man on the right place. Sebagai orangtua pun kita tidak boleh memaksakan kehendak supaya ia pandai di bidang A atau di bidang B, biarkan ia bebas memilih,? katanya menutup pemaparannya. (cyn)

UPH Media Relations