NEWS & PUBLICATION

Mari Berinvestasi Secara Cerdas dan Bijaksana

16/04/2010 Uncategorized

Mari Berinvestasi Secara Cerdas dan Bijaksana

contents

Jangan takut berinvestasi di bursa efek! Kira-kira demikianlah pesan Roy Sembel dalam acara bedah bukunya yang berjudul ?BEST WIN (Becoming Smarter, Tougher, and Wiser Investor): When and What to Invest?.

Jangan takut berinvestasi di bursa efek! Kira-kira demikianlah pesan Roy Sembel dalam acara bedah bukunya yang berjudul ?BEST WIN (Becoming Smarter, Tougher, and Wiser Investor): When and What to Invest?. Berlangsung di MYC Multipurpose Room Universitas Pelita Harapan pada Kamis (15/04), bedah buku ini diawali dengan penjelasan singkat dari Kepala Divisi Pemasaran Bursa Efek Indonesia (BEI) Yoyok Isharsaya.

 

?Berinvestasi di bursa efek itu mudah, asalkan kita tau caranya, resikonya, dan keuntungannya. Satu tips sederhana dari saya adalah jangan gunakan dana primer (tabungan) Anda untuk berinvestasi,? kata Yoyok yang saat itu hadir menggantikan Direktur Utama BEI Totok Sugiharto.

Yoyok Isharsaya

Yoyok pun menyarankan agar UPH memiliki Pojok BEI. ?Pembuatannya hanya tiga bulan saja. Pojok BEI ini tentu banyak fungsinya. Para mahasiswa bisa banyak belajar di situ dan bisa juga langsung mencoba berinvestasi,? ujarnya. Namun apabila dalam waktu dekat ada yang tertarik bergabung di BEI, ia siap menampung.

Roy Sembel

Lalu kapan waktu yang tepat untuk berinvestasi? ?Jawabannya ya when you are ready! Jangan mengikuti 3 TA, yaitu tamak; mau dapat untung banyak dalam waktu cepat, takut; tidak berani membeli atau menjual, dan tamat; memiliki pemikiran bahwa jangan lagi investasi di bursa karena sering salah prediksi,? kata Roy Sembel.

 

Dekan Business School UPH ini menawarkan ?The WISDOM Way? untuk berinvestasi. Watak, mengetahui dan menganalisa situasi saat ini. Ingin atau Impian, mengetahui tujuan investasi. Siasat, mengetahui apa yang harus dilakukan. Didik, belajar secara holistik. Otak dan otot, kerja keras dan cerdas. Motor, Monitor, and Management, mengamati yang sedang kita investasikan.

 

Mengenai apa yang harus diinvestasikan, Sembel mengatakan pentingnya melihat lingkungan investasi, instrumen investasi, dan profil investor. ?Tiga hal ini harus fit. Kita tau lingkungannya, instrumennya, dan kenali diri sendiri. Misalnya kita orang yang mudah panik, jangan inves di tempat yang fluktuasinya tinggi. Dengan mengetahui itu semua, kita pasti memiliki investasi yang nyaman, makmur, dan efisien,? jelasnya.

Di akhir presentasinya, Sembel memberikan pesan, ?Jika ingin berinvestasi, kita harus terus waspada, bukan panik. Kemudian berpikir jangka panjang, berinvestasi secara konsisten, mengetahui risk management dan fact-based analysis.? (cyn)

UPH Media Relations