NEWS & PUBLICATION

Simulasi Sidang PBB sebagai UAS Mata Kuliah Diplomasi

23/05/2012 Uncategorized

Simulasi Sidang PBB sebagai UAS Mata Kuliah Diplomasi

Tests are not only completely done by sitting in the class room, quietly, and answering the questions on the answer sheet. At UPH, tests are also done by practicing directly or simulation, as done by International Relations major for Diplomacy course.

Ujian tidak sepenuhnya dilakukan dengan duduk di kelas menjawab pertanyaan pada lembar jawab. Di UPH, ujian juga dilakukan dengan melakukan praktek langsung atau simulasi, misalnya saja ujian akhir semester yang dilakukan oleh jurusan Hubungan Internasional untuk mata kuliah diplomasi. Ujian akhir dilakukan dengan mengadakan simulasi sidang diplomasi PBB.

img 6854
Simulai PBB oleh mahasiswa Hubungan Internasional UPH

Dalam simulasi sidang yang merupakan Ujian Akhir Semester dari mata kuliah Diplomasi ini, mahasiswa/i dibagi dalam kelompok-kelompok yang terdiri dari 3 orang, dan mewakili salah satu negara anggota dewan keamanan PBB. Agenda sidang yang dibahas adalah mengenai ?The Afghanistan and Pakistan Conflict on the Duran Line?. Adapun yang menjadi topic area-nya adalah Continous presence of US troops in Duran Line dan Attack on Al Qaeda. Setiap anak yang mewakili negara-negara yang bergabung dalam sidang tersebut harus mengetahui benar kasusnya, dan tidak boleh melenceng membela negara lain.

Dalam simulasi ini, setiap peserta tidak hanya dinilai argumentasinya, tetapi juga penampilan mereka dalam merepresentasikan negaranya. ?Kali ini kami memberikan point untuk penampilan mereka, misalnya kostum yang represent negara yang diwakili, aksen bicara, dan pernak pernik,? kata Gina, salah satu anggota team teching mata kuliah Diplomasi. “Tujuannya untuk encourage para peserta supaya lebih maksimal dalam presentasinya. Bahkan untuk peserta ujian yang menggunakan best kostum bakal mendapat nilai lebih,? tambah Gina.

img 6860               
Representative dari Portugal (mahasiswa berdiri), Pakistan
(mahasiswi berkerudung), dan USA, mempresntasikan makalah
peserta south afrika
kelompok dengan kostum representative South Africa

 

Model ini ternyata merupakan masukan dari para mahasiswa. Tampaknya dengan kostum dan pernak pernik tersebut, peserta semakin percaya diri dalam presentasinya. Model ini sudah dipraktekkan sejak tahun 2005. Tetapi sempat terhenti dan dilanjutkan kembali tahun 2007 sampai sekarang. Point penilaian diantaranya: kesesuaian materi yang dibawakan dengan topik permasalahan, menguasai standing negaranya, involvement (keterlibatan dalam ngomong, jgn sampe cuma 1 org yg ngomong), dan penampilan. Diakhir sesi diumumkan mahasiswa/i yang menjadi Best Delegation, Best Position Paper, Best Outfit, dan Best Speech.

 

Selain memberikan praktek langsung kepada mahasiswa/i, UPH juga sempat bekerjasama dengan Kementerian Luar Negeri RI untuk mengadakan serangkaian seminar dan diskusi yang membahas perkembangan terakhir kebijakan luar negeri RI dalam berbagai bidang.

 

Di dalam seminar-seminar ini hadir para pakar di bidang Hubungan Internasional, para praktisi hingga policy maker, untuk membahas isu-isu terkini yang terkait dengan kebijakan Luar Negri RI. Pembicara yang hadir antara lain Dubes Indonesia untuk Senegal Andradjati. Melalui seminar ini, UPH memberikan kesempatan bagi mahasiswa/i Jurusan Hubungan Internasional untuk dapat belajar langsung dari para pakar di bidang hubungan internasional. (rh)

 
UPH Media Relations