Grace Tandi, mahasiswa Fakultas Hukum 2009, mengaku sangat bersyukur mendapatkan kesempatan mengikuti program Student Exchange di Handong Global University, salah satu universitas terbaik di Korea.
 |
|||||||||
| Grace (ketiga dari kanan) bersama teman-teman didepan monumen HGU | |||||||||
|
Grace Tandi, mahasiswa Fakultas Hukum 2009, mengaku sangat bersyukur mendapatkan kesempatan mengikuti program Student Exchange di Handong Global University, salah satu universitas terbaik di Korea. ?Sejak awal kuliah saya memang ingin sekali bisa merasakan studi di luar negri, dan untuk itu saya pilih UPH,? kata Grace. Keinginan itulah yang mendorongnya selalu mencari kesempatan beasiswa atau program student exchange ke luar negri. ?Karenanya waktu saya membaca informasi mengenai kerjasama UPH dengan universitas di Korea dan kesempatan beasiswa yang ditawarkan, saya segera mencari informasi selengkapnya ke kantor Internasional Office UPH. Prosesnya cukup cepat, sekitar dua bulan, karena masa studi di sana akan segera dimulai. Saya mengikuti program semester ganjil 2011/2012,? katanya.
Seluruh biaya dicover oleh universitas pemberi beasiswa. Termasuk tiket pesawat, uang saku, tempat tinggal dan makan. Mahasiswa hanya membayar biaya studi, sesuai dengan biaya studi mata kuliah yang diambil di UPH. ?Wah saya benar-benar bersyukur. Baik pihak UPH maupun universitas Handong sangat cooperative,? cetus Grace.
?Di sana saya belajar banyak, diantaranya Bahasa Korea, Community & Leadership Training, U.S. and International Business Law, Korean Law & Legal System, Law and Contemporary Issues. Tiga diantaranya mata kuliah di bidang hukum, sesuai dengan jurusan saya di UPH. Dari aspek akademik, ilmu yang saya dapat sangat berharga dan memperluas pengetahuan saya di bidang hukum internasional, yang di UPH tidak saya dapatkan. Begitu pula pengetahuan lainnya seperti bahasa, kepemimpinan, dan kebudayaan. Dalam hal kerohanian saya juga belajar banyak, karena Handong University adalah universitas Kristen yang sangat ketat dalam menerapkan prinsip-prinsip Kristiani,? papar Grace.
Menurut Grace, cara belajar di sana hampir mirip dengan di UPH. Sistem admisnistrasinya juga sama. Bedanya mahasiswa di sana sangat kompetitif. Mereka lebih suka belajar di perpustakaan. Kalau di sini umumnya mahasiswa lebih suka belajar di rumah.
Banyak program orientasi yang harus mahasiswa ikuti dan semuanya menyenangkan. Program tersebut memberikan pengalaman untuk mengenal kebudayaan Korea dan mempererat hubungan para peserta, yang berasal dari berbagai negara. ?Di sana saya tidak mengalami kesulitas sama sekali. Pihak universitas juga sangat ramah dan siap membantu,? katanya.
?Program student exchange sangat bermanfaat dan berharga. Saya mengajak rekan-rekan lain untuk memanfaatkan kesempatan berharga ini. Meskipun hanya satu smester, tetapi manfaatnya sangat banyak,? himbau Grace. (rh)
|
|||||||||
UPH Media Relations
