08/10/2012 Uncategorized
Kesepakatan kerjasama antara UPH dengan Pusat Pendidikan dan Pelatihan Kemlu RI ditandatangani pada Selasa, 2 Oktober 2012, bersamaan dengan peluncuran program MTIC di Kampus Pasca Sarjana UPH, Jakarta.
![]() |
![]() |
Hazairin Pohan, Kapusdiklat Kemlu RI, memberikan sambutan, |
(kiri-kanan) Hazairin Pohan dan Henry Soelistiyo Budi, Kaprogdi Magister Hukum, UPH, setelah menandatangani MOU. |
Kesepakatan kerjasama antara UPH dengan Pusat Pendidikan dan Pelatihan Kemlu RI ditandatangani pada Selasa, 2 Oktober 2012, bersamaan dengan peluncuran program MTIC (Masters of Law in Trade, Investment, and Competition Law & Policy) di Kampus Pasca Sarjana UPH, Jakarta. Program MTIC didukung oleh pemerintah Swiss melalui Swiss State Secretariat for Economic Affairs (SECO) dan bekerjasama dengan World Trade Institute (WTI), University of Bern.
Menurut Kapusdiklat Kemlu RI, Hazairin Pohan, program ini sangat penting dalam menghadapi liberalisasi ekonomi. Dengan demikian persoalan competition law, kebijakan ekonomi dan predispute sesuatu yang akan kita dihadapi di depan. Karena itu saya berminat melatih para diplomat kita untuk menghadapi isu-isu tersebut.
SDM kita belum siap menghadapi tantangan dalam persaingan internasional. Karena itu program pendidikan di bidang perdagangan, investasi dan kompetisi ini sangat diperlukan.
?Target kami mengirimkan diplomat-diplomat muda untuk dididik menjadi ahli di bidang hukum pedagangan dan competition law, sehingga mampu berdiplomasi dalam perdagangan internasional,? katanya.
Kerjasama dengan UPH merupakan yang pertama dilakukan Pusat Pelatihan dan Pendidikan Kemlu. ?Biasanya Kemlu mengirimkan diplomatnya untuk sekolah ke luar negri. Setiap tahun Kemlu rata-rata mengirimkan 200 diplomat untuk belajar. Tetapi dengan adanya progam ini di dalam negri, maka diplomat yang bertugas di dalam negri tetap berkesempatan mengikuti pendidikan. Nantinya mereka bisa melanjutkan ke jenjang S3 di luar negri. Kerena program ini menggunakan kurikulum internasional yang beraviliasi dengan institusi di luar negri,? papar Hazairin.
Mengenai kualitas pendidikan di dalam negri, Hazairin Pohan optimis pendidikan dalam negri tidak kalah dengan di luar negri. Hal ini ditegaskan pula oleh ketua program studi Magister Hukum UPH, Henry Soelistiyo Budi, mengingat program ini dirancang bekerjasama dengan Bern University, yang memiliki lembaga pusat studi World Trade Institute (WTI), karena isunya memang di situ. Ada juga universitas yang membuka program studi hukum perdagangan internasional namun konsentrasi yang ditawarkan parsial. Tetapi program MTIC UPH menawarkan program yang lengkap. Semua yang diperjanjikan dalam WTO ada dalam kajian WTI.
Kelebihan MTIC terletak pada kurikulum yang komprehensif yang dapat diselesaikan dalam 9 bulan serta fleksibilitas dalam mengatur jadwal perkuliahan. Oleh sebab itu, program MTIC ini sangat tepat bagi praktisi, konsultan, dan birokrat pembuat kebijakan di bidang perdagangan. Tim pengajar yang handal terdiri dari pakar hukum dari World Trade Institute, John Hopkins University, National University of Singapore, Singapore Management University, Universitas Pelita Harapan, dan Universitas Indonesia. (rh)
UPH Media Relations |