NEWS & PUBLICATION

Student Leaders Gathering – Ajak Mahasiswa Melek Media

10/06/2013 Uncategorized

Student Leaders Gathering – Ajak Mahasiswa Melek Media

Minimnya akses media di kalangan mahasiswa, salah satu penyebab ketidak pedulian mahasiswa terhadap bangsa ini. Hal tersebut terungkap dalam seminar ?Bangkitkan Jati Diri Penerus Bangsa Melalui Media?, yang digagas Badan Eksekutif Mahasiswa UPH

(kiri-kanan) Lie Nathanael Santoso, Velliana Tanaya (moderator) dan Putra Nababan

Minimnya akses media di kalangan mahasiswa, salah satu penyebab ketidak pedulian mahasiswa terhadap bangsa ini. Hal tersebut terungkap dalam seminar ?Bangkitkan Jati Diri Penerus Bangsa Melalui Media?, yang digagas Badan Eksekutif Mahasiswa UPH, pada Rabu, 20 Maret 2013, di kampus UPH, Karawaci.

 

Seminar yang dihadiri para pengurus ketua dan pengurus senant dari 11 kampus di wilayah koperti III Jakarta ini, menghadiri dua pembicara utama, Lie Nathanael Santoso, akademisi UPH dan Putra Nababan, praktisi media dan pemimpin Redaksi Metro TV.

 

Di era yang serba terkoneksi seperti sekarang ini, teknologi komunikasi memungkinkan kita untuk mengetahui dan belajar banyak hal. Kepada mahasiswa, Nathanael mengajak mahasiswa untuk belajar melihat sesuatu dari perspektif global. Dengan memiliki wawasan yang luas dan dalam, kita dapat memahami posisi kita dan tau apa yang harus dilakukan.

 

?Kita tinggal di Indonesia, menjadi bangsa Indonesia, kita perlu ambil bagian untuk kemajuan bangsa ini. caranya bisa dimulai dari talenta yang kita miliki. Pikirkan apa talenta anda dan kembangkan. Namun mengetahui talenta saja tidak cukup, kita harus punya sikap yang baik, yaitu profesionalitas, integritas dan leadership,? katanya.

 

Salah satu penghambat kemajuan bangsa kita adalah mental yang hanya menuntut hak (entitlement mentality). ?Kita harus bergerak dari mentality of entitlement to mentality of empowerment,? katanya. Untuk maju kita perlu bantuan. Tidak semua orang memiliki talenta yang sama. Karena itu kita perlu pemberdayaan (empower). Anda membutuhkan empower education, yaitu pendidikan yang baik untuk mampu menghadapi tantangan di depan.

 Mahasiswa minim akses media

 
 Putra Nababan

Pada kesempatan yang sama, Putra Nababan mengungkapkan kurangnya kontribusi mahasiswa kepada bangsa ini karena minim mengakses media. Padahal media merupakan sumber informasi terupdate, karena itu mahasiswa perlu mengakses media koran, TV, radio selain media sosial. ?Berdasarkan riset, di Indonesia TV masih menjadi sumber utama dari pemberitaan dan hiburan. Sementara data sumber lainnya hasil riset mengungkapkan di Indonesia tingkat kepercayaan terhadap media paling tinggi (80%) diantara 26 negara lain,? ungkapnya. Ia menantang mahasiswa, sejauhmana kepedulian terhadap media dan isu-isu nasional.

?Kalau ingin menggunakan media sebagai vehicle, mahasiswa harus punya bargaining yang kuat. Anda minim gagasan, minim advokasi, tidak uptodate dengan kondisi nasional. Bagaimana anda mau menggunakan media kalau tidak update dengan kondisi bangsa. Untuk tau informasi terupdate dan mendalam ya baca koran. Di koran ada analisis, kedalaman dan riset,? kata Nababan.

Mahasiswa sejatinya mengajak orang berfikir dan berdiskusi. Apa yang diajarkan di kelas di croscek ke media. Jadikan itu sebagai bahan diskusi, sehingga menghasilkan gagasan, ide dan pemikiran-pemikiran. Kalau mahasiswa punya ide dan gagasan silahkan menulis di koran, surat pembaca, atau opini. Untuk tampil di TV anda perlu mengerti apa yang terjadi di Indonesia, punya wawasan luas, ketajaman berfikir, dan kemampuan mengkritisi.

 

Mahasiswa perlu memiliki pemikiran yang original. Kenapa dosen lebih diincar media, karena mereka update, baca koran, menganalisa. Dosen dan mahasiswa bisa bersaing. Berlomba-lomba tampil di media. Kalau mahasiswa tampil di media itu luar biasa. Mahasiswa perlu belajar dan berlatih untuk mengartikulasikan ide, gagasan dan pemikiran, melalui media. Bisa dimulai dari lingkungan disekitar anda. Jangan tidak melakukan apa-apa. Kalau sudah siap, mulailah gunakan media.

 

Seminar ini tidak berhenti sampai pada himbauan saja. Usai seminar, para pengurus senat yang hadir diberikan pelatihan singkat cara menulis berita yang baik dan benar sesuai dengan kriteria sebuah media. Topik berita atau tulisan diberikan oleh panitia dan hasil tulisan atau reportase mereka dinilai oleh juri yang terdiri dari para praktisi media. (rh)

Vinsensius Dicky K. (HI 2011)  memberikan apresiasi kepada moderator
 
Perwakilan BEM di 16 universitas swasta di wilayah 3 KOPERTIS