Bulan Juni sampai dengan Desember 2013 ini mahasiswa UPH banyak terlibat dan aktif dalam kegiatan Community Service Learning.
![]() ![]() Mahasiswa UPH menunjukkan kepedulian melalui Community Service Learning
|
||
Belajar bukan hanya dapat dilaksanakan di lingkungan kampus. Di Universitas Pelita Harapan (UPH), mahasiswa dapat menerapkan metode pembelajaran experiential learning dimana mahasiswa akan menerapkan apa yang dipelajarinya di dalam kelas, dalam kehidupan nyata sehari hari. Dengan menerapkan proses belajar ini, mahasiswa diharapkan dapat mengeksplorasi wawasan pengetahuan mereka, mengembangkan maknanya, sehingga akan memberikan kesan yang mendalam terhadap apa yang telah dipelajarinya. Divisi Community Service Learning (CSL) UPH, merupakan fasilitator bagi mahasiswa UPH, dalam mengaktualisasikan experiential learning melalui berbagai proyek yang diistilahkan: Service Learning.
Sejak divisi ini didirikan hingga saat ini, CSL UPH telah berhasil membangun kerja sama dengan lebih dari 60 yayasan sosial, sekolah, panti asuhan, panti jompo, dan NGOs, dari berbagai wilayah dan lingkup orientasi pelayanan. Salah satu rekan yayasan yang sering didaulat dalam upaya pembelajaran ini adalah Yayasan Pelita Jiwa. Yayasan yang berlokasi sekitar 5 kilometer dari UPH ini, telah menjalin kerjasama dengan UPH sejak tahun 2009 silam. Melalui Yayasan ini, pada periode Agustus sampai dengan Desember 2013 ini saja, ada 8 kelompok mahasiswa UPH mendapatkan kesempatan untuk berbagi dan memberi semangat pada penderita stress, depresi, dan skizoprenia di Pondok Pemulihan Pelita Jiwa, sementara itu ada 13 kelompok mahasiswa lainnya, beroleh pelajaran dalam mendampingi anak-anak prasejahtera warga Cina Benteng pinggiran Kali Cisadane, dan juga mengajarkan beberapa hal baru kepada anak-anak pemulung di daerah TPA Rawa Kucing. Pada periode Agustus sampai Desember 2013, jumlah kelompok mahasiswa yang dilayani oleh CSL berjumlah sekitar 100 kelompok atau 800 orang mahasiswa. |
||
|
||
Bagi para mahasiswa yang berkunjung ke TPA Rawa Kucing, mereka mengajak anak-anak disana untuk bersama-sama peduli akan lingkungan mereka agar lingkungan terjaga kebersihannya. Selain itu, anak-anak di TPA Rawa Kucing juga diberi berbagai pengetahuan agar kelak mampu bersaing dalam kehidupan mereka. Misalnya saja, mahasiswa mengajarkan matematika dan sains dasar yang dikemas dalam kegiatan cerdas cermat, bermain teka-teki silang, menggambar dan mewarnai, bernyanyi, dan permainan berkelompok.
Program CSL pada hakikatnya merupakan bagian penting untuk mahasiswa mengejawantahkan soft skill dari beberapa mata kuliah umum, seperti Leadership, Character Development, dan Teologia Arts. Program ini pun pada gilirannya memberikan dampak bagi pihak-pihak yang dilayani mahasiswa. (ym/pcsl uph) |
||
|
||
UPH Media Relations
|
||