NEWS & PUBLICATION

Khotbah Natal Bersama YPH “Kemulyaan Kristus yang Berinkarnasi”

11/12/2014 Uncategorized

Khotbah Natal Bersama YPH “Kemulyaan Kristus yang Berinkarnasi”

Firman itu telah menjadi manusia, dan diam di antara kita, dan kita telah melihat kemuliaan-Nya, yaitu kemuliaan yang diberikan kepada-Nya sebagai Anak Tunggal Bapa, penuh kasih karunia dan kebenaran. (Yoh 1: 14)

 
Rev. Antonius Un., M.Div. membawakan khotbah dalam Perayaan Natal Yayasan Peita Harapan
 

Pelayanan Firman dalam perayaan natal bersama  Yayasan Pelita Harapan (YPH) disampaikan oleh Rev. Antonius Un., M.Div.   Dengan mengambil tema ?Kemulyaan Kristus yang Berinkarnasi?, ia menjelaskan kasih Allah yang berinkarnasi menjadi sama dengan manusia, merupakan anugerah yang tak terkatakan, sebagaimana tertulis dalam  2 Korintus 9:15.  Allah berinkarnasi dengan nama Yesus, nama yang biasa. Namun hanya satu Yesus orang Nazaret, yang disebut dalam Yesaya 9:6 sebagai Penasehat ajaib, Allah yang perkasa, Bapa yang kekal, Raja damai.

 

Ada tiga inti pesan yang disampaikan dalam kothbah natal dalam perayaan ini. Pesan pertama  adalah panggilan untuk memulyakan Tuhan. Ia mengutip pernyataan John Piper, Tuhan mencintai kemulyaanNya lebih dari Ia mencintai manusia. ?Itulah dasar mengapa Ia mencintai manusia,? tegasnya. Lebih lanjut ia mengatakan bahwa pergumulan kita di tengah dunia yang berdosa adalah bagaimana memulyakan Tuhan. Seperti Paulus yang mengatakan: aku tidak ingin tau apapun kecuali crucified Christ. Inilah panggilan kita yang sesungguhnya yaitu memulyakan Yesus.

 

Pesan kedua adalah bagaimana kita mengenal kemulyaan kasih Allah.  Inkarnasi Allah menunjukkan kemulyaan kasih Allah. Dia mengambil kitab Matius fatsa pertama yang menuliskan silsilah Yesus Kristus. Melalui Matius kita mengetahui bahwa Tuhan mengasihi tidak saja orang-orang besar seperti Abraham, Ishak, dan Yakub tetapi juga orang-orang yang tidak dikenal. Diantaranya injil Matius menyebutkan empat nama perempuan yang biasa-biasa bahkan orang yang ditolak yaitu Tamar, Rahab, Ruth, dan Batsyeba. Matius ingin menyatakan bahwa Allah mengasihi orang-orang yang ditolak manusia. Sekali lagi   Rev. Antonius menegaskan bahwa Tuhan mengasihi bukan saja orang-orang besar tetapi juga orang-orang yang tidak dikenal, bahkan yang ditolak oleh masyarakat.

 

Pesan ketiga adalah kemuliaan penderitaan Yesus. Penderitaan Yesus dialami  dari awal kedatangan ke dunia di Betlehem hingga kematianNya di Golgota. Meskipun jarak geografis dari Betlehem ke Golgota tidak begtu jauh tetapi spiritual distance begitu dasyat. Karena itu, Rev. Antonius mengutip ahli perjanjian baru, Martin Kahler, yang  menjelaskan apa itu Gospel, yaitu  passion narrative with an extended introduction.  Injil adalah cerita penderitaan dengan penjelasan yang ditambahkan.  Yesus tidak hanya mengalami penderitaan tetapi juga penolakan bahkan dari tempat asalNya.

Rev. Antonius Un., M.Div. bersama dengan Dr. (HC) James T. Riady, Founder UPH dan Jonathan L Parapak, Rektor UPH
Diakhir kotbahnya ia mengajak seluruh hadirin untuk menyerahkan hidup dipakai Tuhan.  ?Sebagai guru, tentu kita menghadapi anak-anak yang tidak gampang.  Kita menghadapi suatu generasi. Tetapi mari kita belajar dari penderitaan Kristus. Jikalau tidak ada lagi dalam hidup kita yang bisa memulyakan Tuhan, biarlah kita memulyakan Tuhan melalui perjuangan dalam pelayanan di dunia pendidikan yang kita kerjakan, dengan menjadi guru-guru yang mengasihi murid-murid yang dipercayakan kepada kita,? katanya memotivasi seluruh hadirin. (rh)