27/05/2015 Uncategorized
Peningkatan mutu pendidikan harus terus dilakukan, terlebih bagi institusi pendidikan. Cara yang lazim namun selalu menjadi program rutin organisasi dimanapun adalah Studi Banding.
Peningkatan mutu pendidikan harus terus dilakukan, terlebih bagi institusi pendidikan. Cara yang lazim namun selalu menjadi program rutin organisasi dimanapun adalah Studi Banding. Hal ini dilakukan oleh Universitas Kristen Satya Wacana (UKSW) Salatiga, khususnya Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD) pada 26 Mei 2015 ke PGSD Fakultas Ilmu Pendidikan (Teachers College) UPH Karawaci. Lokakarya ini dibuka oleh Connie Rasilim, S.S., B.Ed, M.Pd sebagai Dekan Teachers College UPH dan dilanjutkan dengan sesi diskusi dengan tema ?Pengembangan Kurikulum Pendidikan Kristen? oleh Timothy F. Drown, B.A., M.Sc., M.A, Direktur Standar Akademik Teachers College UPH.
Setelah mengikuti Tuesday Chapel, kebaktian rutin seluruh mahasiswa, dan staff UPH di Grand Chapel UPH, sejumlah 20 peserta yang terdiri dari perwakilan PGSD UKSW and TC UPH mengikuti rangkaian acara berupa seminar pendidikan Kristen, diskusi penyelenggaraan Program Pengalaman Lapangan (PPL) dan kerjasama luar negeri, pembahasan Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia (KKNI), dan observasi sarana dan prasarana PGSD dari pukul 9.00-15.00 sore. Lia Yuliana, Abednego Tri Gumono, M.Pd., Atalya Agustin, M.Pd., Ashiong Munte, S.Th., M.Pd., Zein Mario Purba, M.Pd., Yubali Ani, M.Pd., Dr. Sylvia Primulawati, M.Ed., Mulyo Kadarmanto, M.Th. turut hadir mewakili TC UPH.
Selain itu, Timothy menyatakan bahwa kurikulum yang baik harus memiliki tujuan, kalau tidak, maka tidak usah berpikir untuk memulainya. ?Tujuan kita dalam pendidikan Kristen adalah untuk melebarkan kerajaan Allah di muka bumi. Dengan tujuan yang jelas ke depan, pendidik dapat menyusun kurikulum, serta dapat mendefinisikan untuk apa kita masuk dalam kelas ini, untuk apa kita mengajar subjek ini dan lain sebagainya,? jelasnya.
Diskusi berlangsung santai namun penuh nilai penting. Pembahasan meliputi teknis kurikulum pendidikan, perbandingan kurikulum PGSD UKSW dan TC UPH, peraturan pemerintah, isu mengenai pengajar yang tidak diakui pemerintah, serta kurangnya jumlah guru Kristen untuk memenuhi permintaan sekolah Kristen.
Dekan FIP UKSW, Dr. Yari Dwi Kurnaningsih, M.Pd. menyatakan bahwa saat ini mereka sedang kesulitan untuk memenuhi tuntutan KKNI, khususnya poin ?penciri institusi? dimana UKSW belum merumuskan secara mendetail mata kuliah apa yang harus dirancang untuk memenuhi kebutuhan itu. ?Walaupun baru segmen awal, namun kami sudah mendapat banyak hal melalui studi banding dengan TC UPH. Contohnya hidden curriculum, dimana selain pelajaran Teologi, kami juga bisa memasukkan pengajaran Kristen pada pelajaran non-Kristen lainnya,? jawab Yari. Selain itu, tim PSGD UKSW berharap Studi Banding ini dapat mengajarkan mereka bagaimana memasukkan kajian Teologi dalam mata kuliah, memperoleh informasi mengenai penyelenggaraan PPL serta bagaimana pelaksanaan KKNI di UPH. Dr. Yari didampingi oleh Herry Sanoto, S.Si., M.Pd. (Kaprodi PGSD), Dr. Mawardi, S.Pd., M.Pd., Stefanus C. Relmasira, MS.Ed., Nanik Sulistya Wardani, S.Pd., M.Si., dan Janelle Lee Juneau, M.Ed. (el)
UPH Media Relations |