UPH sebagai institusi pendidikan Kristen menjalankan pendidikan holistik yang berlandaskan kepada visi ?ilmu pengetahuan sejati, iman kepada Kristus dan karakter yang saleh?.
UPH sebagai institusi pendidikan Kristen menjalankan pendidikan holistik yang berlandaskan kepada visi ?ilmu pengetahuan sejati, iman kepada Kristus dan karakter yang saleh?. Berlandaskan visi tersebut UPH menekankankan pada pendidikan yang seimbang dan terintegrasi, meliputi seni, ilmu pengetahuan dan teknologi, serta nilai-nilai spiritual yang kuat.
Pembinaan spiritual bagi mahasiswa merupakan salah satu program yang dikelola oleh Maryan R. Garcia, Director of Spiritual Formation for Students (SFS) dan diarahkan oleh Albert Mitchell Moore, sebagai UPH Chaplain, untuk mempersiapkan mahasiswa menjadi pemimpin-pemimpin yang berdampak bagi masyarakat, komunitas dan gereja. Salah satu program yang dicetuskan untuk tujuan tersebut adalah program training conference yang rencananya diadakan tahunan. Program perdana dilakukan pada tanggal 22 dan 23 Mei 2015 yaitu ?Worship Training Conference 2015? di grand chapel UPH. Program ini bertujuan untuk memberikan pemahaman tentang apa itu worship atau ibadah dan praktik kepemimpinan berdasarkan Teologi Alkitab. Lebih dari seribu peserta mengikuti training ini, terdiri dari mahasiswa dan staf UPH.
Menurut Moore training ini sangat penting untuk membimbing dan mempersiapkan mahasiswa yang kelak akan menjadi pemimpin. ?Tuhan telah mempercayakan UPH dengan banyak pemimpin muda yang memiliki karunia, yang nantinya akan lulus dan berdampak bagi komunitas dan gereja mereka. Sebagai Chaplain, kami ingin menuntun mahasiswa UPH melalui program-program pelatihan, salah satu topik yang kami angkat adalah mengenai worship,? jelasnya.
Pada hari pertama, training dipimpin oleh Pdt. Jimmy Setiawan, Founder dan Director of Mentoring Center for Worship Renewal, yang membahas mengenai prinsip-prinsip dasar dalam ibadah atau the essence of worship. Dalam paparannya ia menjelaskan mengenai fondasi dari ibadah, apa itu penyembahan, mengapa menyembah Tuhan dan bagaimana seharusnya menyembah Tuhan. Ia menyebutkan 5 aspek yang harus ada dalam ibadah, yaitu spirit, structure, style, skill dan strategy. Setiap manusia diciptakan untuk beribadah atau menyembah kepada Tuhan. Menyembah yang dikehendaki Tuhan adalah di dalam roh dan kebenaran. Karena itu Pdt. Jimmy menegaskan bahwa ibadah atau menyembah harus dimulai dari dalam hati yang diarahkan pada Tuhan.
Selanjutnya pada hari kedua, disampaikan oleh Dr. Timothy Cronkling, dosen world religion di FLA UPH dan juga dosen pada Fakultas Ilmu Seni UPH. Ia mengajarkan sekaligus melatih peserta menggunakan metode praktis untuk memimpin pujian yang benar dalam ibadah. Pada sesi ini Dr. Tim mengundang beberapa peserta ke depan untuk mempraktekkan memimpin pujian dan mengevaluasi langsung. Seluruh peserta dilibatkan dalam pelatihan ini. Beberapa hal yang dipraktekkan seperti bagaimana menggunakan tangan untuk memberikan pengarahan atau memimpin anggota dalam ibadah, kejelasan dalam menyampaikan kata-kata, penguasaan lagu dan kekompakan dengan pemusik.
Training dua hari ini berjalan dengan baik dan mendapat respon positif dari para peserta. Moore selaku pembina dalam program ini menyatakan sangat senang. ?Menurut saya training ini berjalan sukses. Semua yang telah mengikuti konferesi tahunan pertama kami diperlengkapi dengan Teologi Alkitab yang kuat mengenai pujian dan juga metode praktis untuk memimpin pujian. Saya juga berterima kasih pada seluruh panitia yang sudah bekerja secara fantastik, serta pembicara yang sangat baik. Saya berterima kasih pada Tuhan atas perkenananNya serta kehadiranNya di tengah-tengah acara ini. Saya berdoa agar perkenanan Allah itu dapat digunakan oleh setiap kita untuk tujuan yang ditetapkanNya,? ungkap Moore.
Melalui pelatihan ini diharapkan mahasiswa dapat lebih diperlengkapi dengan pemahaman yang benar tentang ibadah dan bagaimana menjadi memimpin ibadah yang benar sesuai dengan prinsip-prinsip Alkitab. Training ini tidak hanya berguna untuk para pelayan dalam ibadah tetapi juga untuk setiap individu dalam menjalankan ibadah baik secara pribadi, ibadah di kampus, fakultas, komunitas maupun gereja. (rh)
UPH Media Relations |