NEWS & PUBLICATION

Islam dan Tantangan Kemodernan oleh Dr. David Marshall

11/08/2015 Uncategorized

Islam dan Tantangan Kemodernan oleh Dr. David Marshall

Pada hari Senin, 10 Agustus 2015 bertempat di Gedung B 601-602 UPH Lippo Karawaci, UPH mengundang Dr. David Marshall, Associate Professor of the Practice of Christian-Muslim Relations, untuk memberikan pengajaran mengenai ?Islam dan Tantangan Kemodernan?.

 
 
Dr. David Marshall memberikan penjelasan mengenai Islam dan
Tantangan Kemodernan 
 
 
 

 

 
 
Dr. David Marshall bersama Petinggi UPH; Connie Rasilim, S.S., B.Ed, M.Pd, Dr. (Hon) Jonathan L. Parapak, M.Eng.Sc.Raymond Liu, Ph.D.

 

 

Memulai seminar tersebut, Dr. David memaparkan tiga tujuan pentingnya orang Kristen belajar mengenai Muslim dan hubungan Kristen-Muslim. Tujuan pertama yaitu mendorong orang Kristen agar mau belajar untuk cerdas. Kita harus cerdas dan terbuka kepada siapa Muslim itu sebenarnya, dan tidak berlaku stereotip terhadap mereka. ?Jangan hanya mendengar mengenai Islam dari sudut pandang Kristen. Belajarlah mengenai Islam dari Muslim?, tegasnya.

 

Tujuan kedua adalah kerendahan hati. Jika kita memiliki keterbukaan dan kerendahan hati dalam hubungan kita dengan orang lain, Tuhan akan mengajarkan kita. ?Tuhan mau memberikan kita pelajaran melalui orang lain,? kata Dr. David.

 

Tujuan ketiga adalah keyakinan. Keyakinan bahwa ketika kita belajar tentang Islam, kita tetap yakin dan percaya terhadap kebenaran iman Kristen dan tentunya dipimpin lebih dalam lagi dalam iman. Dr. David memaparkan, ?Kita harus siap mempertanggungjawabkan iman, dan pertemuan kita dengan Islam menantang kita untuk melakukan itu.? Hal ini menantang kita untuk memikirkan iman secara lebih dalam. Sebagai contoh, hal ini menantang kita untuk berpikir mengenai kepercayaan kita terhadap Trinitas. Banyak orang Kristen yang masih tidak tahu atau kesulitan mengenai Trinitas.

 

Walaupun tidak berbicara secara langsung mengenai keadaan Kristen-Muslim di Indonesia, Dr. David Marshall membawakan materi yang digeneralisasikan dengan dalam dan menyentuh berbagai sisi termasuk Indonesia. Dr. David memberikan penjelasan mengenai asal mula Islam dan penyebarannya yang begitu kuat dan luas di zaman pra-modern. Namun pada zaman modern, dunia barat mendominasi secara global dan Muslim menjadi minoritas.

 

Dr. David kemudian memaparkan tentang tiga jenis respon Islam terhadap dunia modern yang terdiri dari: Tradisionalisme, Modernisme, dan Islamisme. Tradisionalisme memandang dampak dunia modern sebagai ancaman terhadap Islam, terutama jika diasosiasikan dengan ulama, ditandai dengan kebencian terhadap inovasi dan hormat akan tradisi.

 

Modernisme menekankan akan penyesuaian antara kemodernan dan Islam dan kebutuhan akan teologi baru. Para Muslim yang menganut modernism bersikap terbuka terhadap kemajuan zaman, inovasi, dan perbedaan satu sama lain.

 

Disisi lain, Islamisme berfokus terhadap restorasi akan karakter Islam yang sesungguhnya pada dunia Muslim yang telah hilang atau lemah diakibatkan oleh dampak dunia barat (westernisasi). Jenis respon ini menekankan pengenalan akan ketetapan tunggal dari Tuhan dan menganggap Islam sebagai solusi utama dalam hidup.

 

 
 
Dosen-dosen UPH sangat interaktif dalam sesi diskusi kelompok

 

 

Pada saat diskusi berlangsung, dosen-dosen UPH diarahkan untuk membicarakan mengenai keadaan Kristen-Muslim dan Muslim sendiri di Indonesia. Volume suara dosen-dosen yang meningkat di dalam ruangan, serta komentar-komentar yang kritis menandakan ketertarikan, pemahaman yang dalam, dan kepekaan akan keadaan di Indonesia.

 
Dr. David Marshall menutup acara siang itu dengan berkata, ?Sebagai orang Kristen, kita tidak punya hak untuk memutuskan aliran Muslim yang seperti apa yang benar. Itu adalah hak dan iman mereka untuk memutuskan.? Dr.David pun turut mengajak peserta untuk hidup damai bertetangga dengan Muslim. (nn)
 
 
UPH Media Relations