NEWS & PUBLICATION

Memahami Pemanfaatan Artificial Intelligence melalui Public Forum SISTech

24/05/2017 Uncategorized

Memahami Pemanfaatan Artificial Intelligence melalui Public Forum SISTech

School of Information Science and Technology (SISTech) UPH menggelar public forum untuk memperkenalkan perkembangan teknologi modern kepada mahasiswa SISTech UPH dan juga publik. Tema yang diangkat kali ini “Trends in Artificial Intelligence

SISTech__Fp.jpg
Peserta Mendengarkan Paparan Mengenai Artificial Intelligence dari Simon See
 

School of Information Science and Technology (SISTech) UPH menggelar public forum untuk memperkenalkan perkembangan teknologi modern kepada mahasiswa SISTech UPH dan juga publik. Tema yang diangkat kali ini  “Trends in Artificial Intelligence and Accelerated Computing Smart City” merupakan sebuah mesin atau software yang dapat digunakan untuk memecahkan suatu masalah lebih efisien. Artificial Intelligence sendiri sudah dikenal dan digunakan sejak era 1950-an. Namun kini pemanfaatannya sudah semakin luas dalam kehidupan sehari-hari.    Public forum yang diadakan pada 23 Mei 2017 di D501 UPH Karawaci, merupakan yang kedua kali diadakan, dan kali ini dihadiri kurang lebih 300 peserta.

 

Prof. Dr. Simon See seorang ekspert dibidang AI yang kini menjadi Chief Solution Architect & Director dari NVIDIA AI APJ Technology Center NVIDIA, menjadi keynote speaker dalam Public Forum. Seluruh pemaparannya membahas bagaimana teknologi AI kini sudah berkembang dan dapat dimanfaatkan. 

 
simon_see_Focus.jpg
Simon See 
 

?AI dan teknologi Smart City dimana adanya koneksi antara satu dengan yang lain merupakan tren yang sebenarnya sudah ada sejak lama. Bahkan ide AI sudah muncul sejak tahun 1943. Namun perkembangannya banyak terbatas Karena beberapa hal diantaranya Karena kelemahan dalam data, dan kelemahan pada computing power,? ungkap Simon.

 

Simon juga menjelaskan kemampuan dari AI dapat dimanfaatkan untuk beragam aspek kehidupan yang  memudahkan pekerjaan manusia.

 

?Teknologi AI memampukan sebuah mesin atau komputer untuk melakukan beberapa hal seperti klasifikasi objek dengan tingkat akurasi yang lebih tinggi dibanding manusia. Hal ini memungkinkan AI dapat memprediksi, yang kemudian dapat diimplementasikan pada teknologi face recognition, voice recognition, dan lainnya. Kedua teknologi AI mampu membuat mesin yang dapat mempelajari sesuatu dengan lebih dalam atau deep learning. Contoh penggunaan deep learning ini seperti pada teknologi mobil tanpa pengemudi atau self driving car. Ketiga kemampuan AI yang memiliki intuisi dan self learning.? papar Simon.

 

 

Simon menginformasikan bahwa perkembangan AI sungguh menjanjikan dan dibutuhkan di beragam aspek, seperti finansial, bank, dan kesehatan. Perkembangan yang menjanjikan ini membuat bidang AI akan sangat membutuhkan sumber daya manusia untuk pengembangan teknologi kedepan.

 

?Kami di NVIDIA melihat bahwa kebutuhan akan seseorang yang tertarik di area teknologi sangat besar, maka kami informasikan  membuka lebar kesempatan untuk para mahasiswa yang sudah lulus atau di semester akhir untuk bergabung di NVIDIA untuk bersama-sama mengembangkan teknologi baru ini,? tutup Simon.

 

Informasi perkembangan teknologi juga disampaikan  keynote speaker Dr. (HC) Mochtar Riady, Founder Lippo Group, yang membahas ?cerita lama? perbandingan antara negara yang menyambut teknologi digital dengan negara yang masih pada sistem konservatif.

 

 

Sebut saja Tiongkok, pada masa lalu Mochtar mengatakan kemiskinan menjadi permasalahan esensial dari Tiongkok. Namun singkat cerita, dengan menyadari adanya kecanggihan teknologi digital, Tiongkok membuka diri dan menerapkan dalam bangsanya. Sebagai contoh melalui perkembangan Alibaba, sebuah pasar online yang dikembangkan Jack Ma, dimana seluruh lapisan masyarakat dapat dengan mudah melakukan jual beli hanya melalui website. Perkembangan industri ini, terbukti mampu mengentaskan kemiskinan di Tiongkok.

 

Berbeda dengan Jepang, menurut Mochtar Jepang memang maju dalam hal teknologi. Namun sayang bangsanya begitu tertutup dengan perkembangan teknologi digital, dan cenderung konservatif. Hingga banyak perusahaan Jepang yang diambil alih negara lain.

 

 

Melihat hal ini, Mochtar ingin bangsa Indonesia berani menjawab tantangan kecanggihan teknologi.

 
Mochtar_Riady_SISTech.jpg   

?Ketidaksensitifan akan suatu perubahan baik teknologi, ekonomi, dan lainnya akan membuat bangsa tertinggal.  Teknologi harus disadari mampu memudahkan. Kemajuan teknologi digital seperti yang sudah dialami Tiongkok, US, dan negara lainnya sangat penting. Indonesia yang kini juga sudah berjalan menuju ke arah pengembangan teknologi digital tersebut harus terus peka. Kita harus bertanya sudah seberapa jauh Indonesia menyadari kepentingan teknologi digital ini. Untuk itu seminar SISTech hari ini, mampu menjadi bukti nyata menunjukkan bahwa UPH sudah menyadari pentingnya hal tersebut.

 

Mochtar juga mendeklarasikan keinginannya untuk membangun pasar digital di Indonesia dan siap membantu setiap orang yang juga ingin berkiprah di bidang ini.

 

?Hari ini, di UPH saya mendeklarasikan keinginan saya untuk membangun pasar digital. Bukan cuma toko online, tapi pasar. Ini berbeda. Pasar merupakan sesuatu yang lebih besar. Di usia saya yang ke-88 tahun, saya ingin menjadi Jack Ma Indonesia. Saya percaya dengan membangun pasar digital akan membantu pemerintah untuk mengentaskan kemiskinan di Indonesia. Untuk kalian yang ingin mendukung perkembangan pasar digital ini, ingin bergerak di area ini, saya siap menjadi ?kuda? kalian. Kalian butuh ?kuda? yang larinya cepat untuk menuju kesuksesan. Dan saya bisa menjadi ?kuda? anda,? ungkap Mochtar menutup paparannya. (mt)

 
 
Pertanyaan_sistech.jpg
Peserta Diberikan Kesempatan untuk Bertanya Mengenai AI 
 
 
 
 
UPH Media Relations