NEWS & PUBLICATION

UPH Public Exposure Hadirkan Talkshow Deteksi Dini Kanker Serviks

03/08/2017 Uncategorized

UPH Public Exposure Hadirkan Talkshow Deteksi Dini Kanker Serviks

Hubungan orangtua dan anak merupakan hubungan yang kompleks dan tidak selalu berjalan mulus. Oleh karena itu bagaimana cara orangtua menjalin hubungan dengan anaknya menjadi penting untuk dipahami agar relasi antara orangtua-anak menjadi harmonis

WhatsApp_Image_2017-07-29_at_9.11.45_PM.jpeg
(Ka-ki)  dr. Dyana Safitri Velies, SpPG, MKes  dan Eva Talluntondok  dalam Talkshow Mengenai Kanker Serviks
 
 

Kesehatan reproduksi terutama pada perempuan menjadi hal yang sensitif. Berbagai penyakit, salah satunya kanker serviks merupakan satu satu penyebab kematian bagi wanita yang harus dikenali dan dideteksi sejak dini. Kesadaran ini yang membawa Fakultas Kedokteran (FK) bersama Fakultas Keperawatan UPH membawa talkshow untuk membahas hal ini dalam UPH Public Exposure di Lippo Mall Puri, 29 Juli 2017. 

 

UPH Public Exposure merupakan event yang diadakan untuk memperkenalkan program pendidikan yang ada di UPH sekaligus memberikan berbagai pengetahuan dan informasi bermanfaat kepada public terkait berbagai isu, yang disampaikan langsung oleh para dosen UPH.

 

Talkshow bertemakan “Human Papiloma Virus Vaccine and Pap Smear for Cervical Cancer Screening?  ini menghadirkan dosen FK UPH dan juga dokter di Siloam Hospitals dr. Dyana Safitri Velies, SpPG, MKes.,  dosen Fakultas Keperawatan UPH yang juga sebagai perawat di Siloam hospitals Eva Talluntondok.

 

dr. Dyana memulai paparannya dengan memberikan pengenalan tentang kanker serviks.

 

 

 WhatsApp_Image_2017-07-29_at_9.11.46_PM.jpeg
dr. Dyana menjelaskan Apa Itu Kanker Serviks
 

?Kanker serviks merupakan kanker yang menyerang mulut Rahim yang disebabkan Human Papilloma Virus (HPV). Sebenarnya virus HPV tidak hanya menyerang wanita, tapi juga dapat menyerang pria pada bagian kelamin. Dalam penelitian, orang yang telah aktif secara seks 70%-75%  mungkin tertular HPV. Ada beberapa faktor resiko tertular meningkat; diantaranya seks dilakukan di usia muda, riwayat seks lebih dari satu pasangan, memiliki riwayat infeksi menular seks lain sebelumnya, dan gangguan kekebalan tubuh,? papar dr. Dyana.

 

dr. Dyana juga menjelaskan bahwa perubahan sel yang terjadi di awal tidak memiliki gejala, namun ketika infesksi sudah lama barulah sel tersebut didiagnosis sebagai kanker serviks aktif.  Namun ada beberapa gejala yang patut diwaspadai yaitu adanya keputihan yang berbau, pendarahan di luar haid dan saat berhubungan seks. Jika kanker serviks pada stadium lanjut, gejala yang dialami meliputi sakit pinggang dan nyeri perut, serta berdarah saat membuang air seni. Ia juga menyatakan bahwa dibutuhkan 10 tahun untuk kanker serviks itu terbentuk, karenanya  diperlukan deteksi dini.

 

 

Untuk mencegar kanker serviks tersebut, Eva Talluntondok juga menambahkan ada dua cara yang dapat dilakukan untuk menangani.

 

?Untuk mencegahnya, ada 2 hal yang dapat dilakukan, yaitu dengan imunisasi dan pemeriksaan. Deteksi dini yang dilakukan dokter ada screening awal pap smear, dan IVAatau Inveksi Visual Asam Asetat,? tambah Eva.

 

Sebagai penutup, tidak hanya melakukan imunisasi dan juga pemeriksaan, tapi Eva juga menghimbau publik yang hadir untuk selalu melakukan pencegahan primer. Pencegahan primer dilakukan sebelum orang terinfeksi yaitu dengan menghindari berhubungan seks saat remaja, setia kepada satu pasangan, dan menggunakan pengaman ketika berhubungan. Setelah itu melakukan pencegahan selanjutnya yaitu dengan vaksin Cervarix atau Gardasil.  (mt)

 

 

 

UPH Media Relations