NEWS & PUBLICATION

UPH Festival 24: Berdemokrasi dalam Semangat Kebhinekaan

18/08/2017 Uncategorized

UPH Festival 24: Berdemokrasi dalam Semangat Kebhinekaan

Universitas Pelita Harapan (UPH) menghadirkan Irjen Pol Dr. Drs. Gatot Eddy Pramono, M.Si sebagai Distinguish Guest Speaker (DGS) dalam UPH Festival 24 hari ketiga, 18 Agustus 2017

Irjen_pol._Gatot_Eddy_Pramono_bersama_Rektor_UPH.jpg
Rektor UPH Dr. (Hon) Jonathan L. Parapak, M.Eng.Sc. Memberikan Cinderamata kepada Irjen Pol Dr. Drs. Gatot Eddy Pramono, M.Si.
Usai Paparan yang Telah Diberikan oleh Irjen Pol. Dr. Drs. Gatot Eddy Pramono, M.Si. 
 
 
 

Universitas Pelita Harapan (UPH) menghadirkan Irjen Pol Dr. Drs. Gatot Eddy Pramono, M.Si sebagai Distinguish Guest Speaker (DGS) dalam UPH Festival 24 hari ketiga,  18 Agustus 2017 di Lapangan Basket UPH Karawaci. Dihadiri lebih dari 4.000 peserta baik para mahasiswa baru, pimpinan, dosen, dan staf UPH, Irjen Pol. Gatot mengangkat tema Kebhinekaan dan Demokrasi di Era Globalisasi.

 

Irjen Pol. Gatot menekankan bahwa jika Indonesia ingin menjadi negara besar atau negara Super Power, maka Indonesia harus menjalankan demokrasi dengan berlandaskan persatuan, berlandaskan kebhinekaan. Hal ini tentunya perlu keterlibatan seluruh lapisan masyarakat, termasuk para mahasiswa sebagai generasi muda.

 
 
 Irjen_Pol_Gatot_Eddy.jpg  

?Gelorakan terus kampus UPH sebagai kampus bhineka yang penuh dengan keragaman untuk mengawal kesatuan Republik Indonesia. Semangat kesatuan dan kebhinekaan ini yang mampu menjaga demokrasi Indonesia. Indonesia dengan niat untuk menjadi bangsa besar tentu tidak terlepas dari beragam masalah, sehingga dibutuhkan peran aktif setiap orang seperti mahasiswa sebagai generasi muda untuk tetap menjaga kesatuan bangsa. Saya bangga dengan UPH, UPH sebagai kampus yang menjunjung nilai Pancasila, artinya menjalani keinginan Presiden kita yaitu ingin kembali membumikan Pancasila sebagai dasar,? ungkap Irjen Pol. Gatot mengawali paparannya.

 

Irjen Pol. Gatot juga menyampaikan bahwa Indonesia memang sudah menjadi bangsa yang besar, ditandai dengan jumlah populasi yang besar, wilayah luas, dan sumber daya alam yang banyak. Ketiga hal tersebut merupakan syarat utama sebuah negara mampu menjadi negara Super Power. Namun tentunya hal ini harus didukung dengan keberadaan populasi masyarakat yang ideal.

 

Ideal menurut Irjen Pol. Gatot dalam hal ini berbicara mengenai kondisi 3 level kelas masyarakat yaitu upper class, middle class, dan lower class. Saat ini Indonesia masih berada di kondisi yang struktur masyarakatnya piramida dengan pembagian lower class berada di jumlah masyarakat paling banyak. Masyarakat lower class merupakan masyarakat yang bisa merongrong pemerintahan demi mencapai kesejateraan secara cepat. Kondisi ini yang dapat dimanfaatkan  para oknum-oknum di upper class yang mempunyai modal dengan mempengaruhi  masyarakat lower class tersebut demi kepentingannya. Sedangkan yang ideal yaitu kondisi masyarakat dengan struktur trapesium, dimana golongan middle class yang lebih banyak. Middle class yang nantiny diisi oleh kalian semua. Kalian yang mampu menjadi entrepreneur, pengusaha, memiliki wawasan dan visi yang lebih luas dan lebih baik, mereka yang tidak mudah terpengaruh.

 

Lebih lanjut lagi, Irjen Pol. Gatot juga mengingatkan bahwa di era globalisasi ini masyarakat semakin mendapatkan kemudahan akses untuk berkomunikasi dan mendapatkan informasi. Budaya demokrasi memudahkan orang membagikan Informasi lebih cepat melalui jaringan internet, sosial media, dan gadget. Banyaknya informasi yang masuk ke area private masyarakat, mengharuskan masyarakat untuk dapat memilahnya dan memilih informasi yang benar dan berkualitas, jika tidak hal ini mengancam kebhinekaan Indonesia. Inilah tantangan yang perlu disadari menurut Irjen Pol. Gatot

 

Tidak hanya tersebut, demokrasi Indonesia di era globalisasi ini juga akan membawa beragam tantangan lainnya menurut Irjen Pol. Gatot seperti kemungkinan polarisasi, kerawanan konflik politik, konflik sosial, intoleransi terutama dalam penyebaran paham radikalisme. Untuk itu, dalam memerangi hal secara khusus Irjen Pol. Gatot berpesan kepada para mahasiswa untuk berperan.

 

?Kalian harus berperan memerangi tantangan ini dengan beberapa cara. Pertama kalian jangan sampai menjadi pelaku kejahatan baik radikalisme, narkotika, tawuran, dan lainnya. Terima kasih kepada UPH untuk hal ini telah menjadi kampus bersih. Kedua, berperan serta dalan menjaga dan memelihara KAMTIBMAS, ketiga tertib lalu  lintas. Keempat, menerima keberagaman dan perbedaan, kelima menjadi perekat dalam membangun kesatuan dan persatuan bangsa. Keenam mengembangkan diri agar mampu memiliki daya saing. Ketujuh memiliki keseimbangan dalam intelektual, kerohanian, dan ketaatan kepada Tuhan, dan terakhir mampu memanfaatkan ilmu dan pengetahuan yang dimiliki melalui karya nyata yang langsung dirasakan masyarakat,? pesan Irjen Pol. Gatot.

 

Diakhir paparannya, Irjen Pol. Gatot berharap dengan kebersaman ini seluruh pihak mampu memerangi setiap oknum yang mau merusak kebhinekaan Indonesia.

 

Hadir juga dalam DGS kali ini, Rektor UPH Dr. (Hon) Jonathan L. Parapak , M.Eng.Sc untuk turut melaporkan jumlah mahasiswa baru yang bergabung menjadi keluarga besar UPH yaitu sebanyak 4.507. Dengan ini maka total seluruh mahasiswa UPH sebanyak 19.856.  Hingga saat ini, UPH telah berada di tiga kota yaitu Tangerang, Medan, dan Surabaya. Dengan adanya paparan dari Irjen Pol. Gatot sebagai DGS kali ini, UPH berharap agar seluruh sivitas akademika UPH mendapat wawasan berdemokrasi di era globalisasi  yang mendorong integritas dan profesionalitas mahasiswa baru hingga menyelesaikan studinya kelak.  (mt) 

 
 
 
seluruh_peserta_DGS_UPH_Festival_24.jpg
Seluruh Peserta baik Mahasiswa Baru, Pimpinan, Dosen, dan Staf UPH Berkumpul di Lapangan Basket UPH Karawaci untuk
Mendengarkan Paparan dari Irjen Pol Dr. Drs. Gatot Eddy Pramono, M.Si.
 
 
 
UPH Media Relations