NEWS & PUBLICATION

Manna Proxia Theatre UPH Pentaskan Les Misérables: Seni sebagai Wadah Transformasi Mahasiswa

30/06/2025 Student Life

Manna Proxia Theatre UPH Pentaskan Les Misérables: Seni sebagai Wadah Transformasi Mahasiswa

Sebagai bagian dari upaya pengembangan kapasitas artistik dan karakter mahasiswa, Unit Kegiatan Mahasiswa Universitas Pelita Harapan (UKM UPH) Manna Proxia Theatre (MPT) sukses menggelar pementasan musikal Les Misérables di Gedung Kesenian Jakarta pada 27 Juni 2025. Bagi MPT, pementasan ini bukan hanya wadah unjuk karya, tetapi juga menjadi pengalaman transformatif yang berdampak besar bagi para mahasiswa yang terlibat–menyatukan seni, pembelajaran, dan pertumbuhan personal dalam satu panggung. 

Mengangkat kisah klasik Victor Hugo yang berlatar di Prancis abad ke-19, Les Misérables menyajikan narasi mendalam tentang keadilan, kasih tanpa syarat, pengampunan, dan harapan. 

Cerita Les Misérables, karya klasik Victor Hugo yang berlatar di Prancis pada abad ke-19, pementasan ini menghadirkan kisah yang kuat secara emosional dan moral tentang keadilan, kasih tanpa syarat, pengampunan, dan kesempatan kedua. Kisah ini berpusat pada Jean Valjean, seorang mantan narapidana yang mengalami transformasi hidup melalui tindakan kasih dari seorang uskup, sebuah titik balik yang menunjukkan bahwa belas kasih bisa menjadi awal perubahan sejati. Melalui perjalanan Valjean, penonton diajak memahami kekuatan pengampunan dan kasih yang melampaui balas dendam dan masa lalu. 

Namun lebih dari sekadar cerita di atas panggung, pertunjukan ini menjadi cermin pergulatan batin mahasiswa—menyuarakan perjuangan dan pencarian makna hidup yang autentik. Dalam proses ini, mereka bukan hanya memerankan tokoh, melainkan turut mengalami perjalanan emosional yang memperkaya perspektif dan empati mereka. 

Sebanyak 35 mahasiswa lintas jurusan dan angkatan–dari 2022 hingga 2024–mengambil bagian dalam produksi ini. Selama lima bulan, mereka menjalani proses intensif: mulai dari adaptasi naskah, audisi, pendalaman karakter, dan produksi panggung. Setiap langkah menjadi ruang belajar yang nyata, di mana mahasiswa mengasah kepemimpinan, kolaborasi, kreativitas dan ketekunan. Melalui pertunjukan ini, MPT ingin mengajak penonton merenungkan bahwa setiap orang memiliki perjuangan, luka, dan harapannya masing-masing yang layak untuk didengar dan dihargai.  

Venantius Vladimir Ivan Pratama, pelatih MPT sekaligus sutradara Les Misérables, mengungkapkan apresiasinya terhadap seluruh pihak yang terlibat dalam proses pementasan ini. Ia menekankan bahwa keberhasilan pertunjukan bukanlah hasil yang instan, melainkan buah dari perjalanan panjang yang dijalani bersama dengan komitmen, kerja keras, dan semangat. 

“Kami sangat berterima kasih pada semua pihak yang telah sepenuh hati mendukung MPT berproses, pihak kampus, Student Life UPH, dan semua yang telah konsisten membantu MPT berkembang. Pertunjukan Les Misérables ini adalah satu langkah dari seribu langkah selanjutnya. Mari kita lanjutkan proses ini dengan saling merangkul dan bergandengan tangan,” ujarnya. 

Pementasan ini juga meninggalkan kesan yang mendalam bagi penonton. Penghayatan para aktor, interaksi antartokoh, serta dinamika emosi yang dibangun di atas panggung membuat pertunjukan ini lebih dari hiburan semata. Les Misérables versi MPT menjadi ajakan untuk merenung, untuk melihat kemanusiaan yang terluka, namun tetap berharap. 

“Saya sungguh merasakan betul bagaimana setiap aktor menjiwai peran mereka dengan penuh kasih dan dedikasi. Kasih yang ditunjukkan dalam pertunjukan ini tidak hanya terdengar melalui dialog, tapi juga terlihat dalam akting pribadi dan interaksi antar peran. Pertunjukan ini sungguh menyentuh dan menjadi langkah awal yang luar biasa bagi MPT untuk menyampaikan pesan kasih di dunia yang lebih luas,” ungkap salah satu penonton. 

Pementasan ini turut didukung oleh sejumlah komunitas eksternal seperti Connection Production, Teater Legiun, Teater Katak UMN, STMANIS Binus, Indonesia Musical Company, Ribkah Makeup, dan Savoria Group. 

Melalui pementasan Les Misérables, Manna Proxia Theatre tidak hanya mempersembahkan karya seni yang berkualitas, tetapi juga memperlihatkan bagaimana seni pertunjukan dapat menjadi medium pendidikan karakter yang kuat. Di atas panggung, mahasiswa menemukan suara mereka; di balik layar, mereka menemukan arti kolaborasi dan pengorbanan; di dalam hati, mereka menumbuhkan harapan dan kasih yang akan mereka bawa dalam perjalanan hidup selanjutnya. 

UPH terus mendorong terciptanya ruang-ruang ini–tempat di mana mahasiswa bukan hanya unggul secara akademik, tetapi juga menjadi pribadi yang takut akan Tuhan, kompeten, dan siap memberikan dampak bagi dunia di sekitarnya.