NEWS & PUBLICATION

Muda, Peduli, Berdampak! Tiga Mahasiswa UPH Sabet Juara di Student Camp BK2PTKI 2025 

23/07/2025 Achievements, Student Life

Muda, Peduli, Berdampak! Tiga Mahasiswa UPH Sabet Juara di Student Camp BK2PTKI 2025 

Ketika semangat muda berpadu dengan visi yang berdampak, lahirlah perubahan yang nyata. Tiga mahasiswa Universitas Pelita Harapan (UPH) membuktikan hal ini dengan mencetak prestasi gemilang—menyapu bersih posisi Juara 1, 2, dan 3 dalam ajang Student Camp Badan Koordinasi Kemahasiswaan Perguruan Tinggi Kristen Indonesia (BK2PTKI) 2025. 

Bertempat di Desa Pedakbaru, Yogyakarta, ajang ini mempertemukan mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi Kristen di Indonesia untuk menyusun rencana aksi berbasis kebutuhan lokal. Dari sinilah muncul ide-ide segar yang bukan hanya kreatif, tapi juga berdampak dan aplikatif. 

Dari Desa, Membangun Dampak 

Amellia, mahasiswa Program Studi (Prodi) Hubungan Internasional UPH angkatan 2022 keluar sebagai Juara 1 lewat program bertajuk “Pelatihan Pemasaran Digital yang Berkelanjutan kepada Komunitas Wanita Terampil dan Hebat (WANTRABAT)”. Program ini menjadi wadah pemberdayaan ibu-ibu desa agar mampu memasarkan produk lokal secara digital secara lebih efektif dan berkelanjutan. 

Berangkat dari hasil observasinya di lapangan, Amellia menemukan bahwa tantangan utama yang dihadapi komunitas lokal bukan pada produksi, tetapi pada pemasaran yang masih lemah. Melalui program WANTRABAT, ia merancang serangkaian pelatihan yang sistematis—dimulai dari pengenalan konsep branding, membangun identitas visual, hingga menggali cerita di balik setiap produk agar memiliki daya tarik dan nilai jual lebih tinggi. 

Pelatihan kemudian dilanjutkan dengan penguatan strategi pemasaran digital, seperti pemanfaatan media sosial dan marketplace, agar produk lokal dapat menjangkau pasar yang lebih luas. Tak hanya fokus pada pelatihan teknis, program ini juga mendorong pembentukan tim pemasaran desa berbasis kader muda dari kalangan ibu-ibu muda, guna memastikan keberlanjutan dan regenerasi penggerak komunitas. 

“Keberhasilan ini bukan hanya soal lomba, tapi tentang ide yang bisa benar-benar berdampak. Kami ingin ibu-ibu desa punya akses dan suara yang setara di era ekonomi digital. Menurut kami, pemberdayaan perempuan—terutama di wilayah pedesaan harus dimulai dari pemberian ruang dan kesempatan yang setara,” ujar Amellia. 

Inklusif, Inovatif, dan Terencana 

Sementara itu, Ruvellino Pascuines Issack Mangindaan, mahasiswa Prodi Manajemen angkatan 2023 yang meraih Juara 2, membawa pendekatan komprehensif melalui program pemberdayaan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) berbasis komunitas. Fokus mereka adalah membantu ibu-ibu Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga (PKK) untuk mengolah produk berbahan dasar lele yang merupakan komoditas unggulan desa. 

Program yang dirancang Ruvellino dan tim dibagi ke dalam tiga fase terintegrasi. Pada fase persiapan, mereka mengadakan Forum Desa sebagai ruang dialog untuk menggali aspirasi warga tentang masa depan desa. Hasilnya digunakan untuk memetakan potensi desa, mencakup UMKM aktif, produk unggulan, sumber daya manusia, dan jejaring sosial yang sudah ada. Untuk meningkatkan visibilitas digital, mereka juga menerapkan strategi insentif bagi pembeli yang mengunggah produk di media sosial atau memberi ulasan bintang lima di Google Maps. 

Di fase pemberdayaan, warga mengikuti pelatihan UMKM mulai dari manajemen usaha, legalisasi produk (seperti PIRT), sertifikasi halal, teknik pengemasan, fotografi produk, hingga promosi digital. Inovasi produk lokal pun dikembangkan, seperti Lele Finger, Abon Lele Pedak Baru, dan Peyek Duri Lele. Fase ini juga memperkuat kemitraan dengan universitas, pemda, dan LSM. Sebagai penutup, digelar Pedak Baru Fest—festival kuliner desa sebagai ajang promosi dan perayaan keberhasilan program, yang diharapkan menjadi acara tahunan dan ikon desa. 

“Kami ingin desa ini punya identitas kuat sebagai Kampung UMKM Kuliner. Produk lokalnya bukan hanya dijual, tapi punya cerita dan kebanggaan. Kami menciptakan ekosistem pemberdayaan berkelanjutan, dengan ibu-ibu PKK sebagai aktor utama—karena perubahan terbaik datang dari mereka yang paling memahami kebutuhan desa,” ujar Ruvellino. 

Aksi Berbasis Data dan Harapan 

Berpikir out of the box, Ary Pranata Brahmana, mahasiswa Manajemen UPH Kampus Medan Angkatan 2023, meraih Juara 3 dengan konsep ‘Desa KATANA (Kawasan Wisata Tanggap Bencana)’— sebuah program terpadu yang mengintegrasikan solusi lingkungan, kesehatan, dan pengembangan pariwisata berbasis potensi lokal. 

Berdasarkan observasi langsung di lapangan, Ary dan timnya mengidentifikasi tiga tantangan utama yang dihadapi warga: banjir akibat luapan sungai dan penumpukan sampah, tingginya angka stunting, serta terbatasnya akses air bersih. 

Untuk menjawab persoalan tersebut, mereka merancang solusi holistik. Di sektor lingkungan, mereka menginisiasi pemasangan trash barrier atau filter sampah di sungai guna mengurangi risiko banjir dan menjaga kebersihan. Untuk akses air bersih, dikembangkan sistem penyaringan sederhana berbahan lokal agar masyarakat dapat menikmati air layak konsumsi. Di bidang kesehatan, tim menggerakkan edukasi Pola Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) serta penyuluhan stunting, berkolaborasi dengan puskesmas dan kader Posyandu. 

Menariknya, pendekatan ini tidak berhenti pada perbaikan infrastruktur dan edukasi. Ary dan tim juga mendorong potensi ekonomi melalui konsep ekowisata lokal, seperti Green Fishing dan Café Gantung—menggabungkan keindahan alam dengan pengalaman kuliner sebagai motor penggerak ekonomi desa. 

“Wisata bukan sekadar promosi, tapi soal kesiapan masyarakat dan lingkungan. Kalau desanya sehat dan aman, baru daya tariknya jadi kuat,” jelas Ary. 

Seluruh inisiatif dirangkum dalam program ‘7 Hari Aksi’—mulai dari pembersihan sungai, pembuatan eco-enzim, pembangunan instalasi air bersih, hingga peluncuran wisata berbasis komunitas. 

Inisiatif ONE UPH untuk Indonesia 

Prestasi yang diraih Amellia, Ruvellino, dan Ary bukan sekadar cerminan kecerdasan dan kepedulian, tetapi juga wujud nyata semangat kolaborasi lintas kampus—sebuah kekuatan yang menghidupkan semangat ONE UPH sebagai satu keluarga besar. Dari Lippo Village hingga Medan, mereka bersatu membawa nama baik almamater di tingkat nasional melalui aksi yang relevan, solutif, dan berdampak nyata bagi masyarakat. 

Ketika mahasiswa mampu menjembatani pengetahuan, empati, dan kontribusi langsung di tengah kehidupan nyata, yang lahir bukan hanya pemenang kompetisi—tetapi agen perubahan. 

Inilah buah dari pendidikan UPH yang berakar pada Kristus, yang menumbuhkan karakter, membentuk kepemimpinan, dan mendorong keterlibatan sosial. Sebuah proses yang melahirkan lulusan yang takut akan Tuhan, unggul dalam panggilan hidupnya, dan siap memberi dampak nyata bagi bangsa dan dunia.