NEWS & PUBLICATION

Mahasiswa Arsitektur UPH Jadi Satu-satunya Wakil Indonesia di Saint-Gobain International 2025 

29/07/2025 Achievements, Faculty of Design

Mahasiswa Arsitektur UPH Jadi Satu-satunya Wakil Indonesia di Saint-Gobain International 2025 

Mahasiswa Program Studi Arsitektur Universitas Pelita Harapan (UPH) kembali menorehkan prestasi membanggakan di tingkat internasional. Tahun ini, tim mahasiswa Arsitektur UPH angkatan 2021 yang terdiri dari Kenenza Woosnam, Bianda Wantah, dan Edmund Serrano Budiarta berhasil meraih Juara Nasional dalam kompetisi Saint-Gobain Architecture Student Contest 2025, sekaligus menjadi satu-satunya perwakilan Indonesia dalam kompetisi bergengsi tersebut yang diselenggarakan di Lyon, Prancis. 

Kompetisi tahunan ini menantang mahasiswa arsitektur dari berbagai negara untuk merancang solusi desain inovatif dan berkelanjutan, yang responsif terhadap tantangan sosial, lingkungan, dan perkembangan teknologi. Pencapaian ini tak hanya menjadi kebanggaan bagi UPH, tetapi juga menandai keberhasilan mahasiswa arsitektur Indonesia mampu menembus seleksi ketat dan bersaing di tingkat dunia. 

Bawa Nama Indonesia dengan Gagasan Kritis dan Kontekstual 

Mengusung konsep “Timeless Interplay: Merging Old and New through Mass and Void”, tim Arsitektur UPH merancang hubungan spasial dan naratif antara dua kota di Prancis—Villefontaine dan Chimilin. Desain mereka mengeksplorasi harmoni antara masa lalu dan masa kini, tradisi dan modernitas; lewat pendekatan bentuk, material, dan ruang yang kontekstual. 

“Bisa mewakili Indonesia di ajang internasional adalah pengalaman berharga. Kami jadi makin sadar pentingnya daya saing gagasan dan pemahaman terhadap konteks arsitektur global,” ujar Kenenza. 

Bersama dosen pembimbing Jacky Thiodore, tim UPH mendapat bimbingan dari dua tokoh nasional, yakni Avianti Armand, arsitek dan penulis, serta Tiyok Prasetyoadi, arsitek urbanis dan Managing Director Pandega Desain Weharima (PDW). Dengan bimbingan tersebut, tim menyusun presentasi yang komunikatif dan kuat secara ide. Pemilihan material dan tata ruang dirancang untuk merespons dinamika sosial dan sejarah, menghasilkan desain yang tidak hanya fungsional, tetapi juga bermakna. 

Presentasi karya disampaikan langsung di hadapan dewan juri internasional, setelah kunjungan lapangan ke dua lokasi utama sebagai bagian dari proses penilaian. 

Apresiasi Internasional dan Refleksi Bermakna 

Kompetisi ini menjadi ruang pembelajaran yang berharga bagi tim UPH—lebih dari sekadar kemenangan, mereka mendapat apresiasi dari para juri atas pendekatan kontekstual dan eksperimental yang sejalan dengan semangat Les Grands Ateliers, yakni kolaborasi lintas disiplin, eksplorasi material, dan keberanian untuk bereksperimen. 

“Lewat pengalaman ini kami belajar dari pendekatan yang diusung tim-tim negara lain, bahwa desain yang kuat tidak harus rumit. Beberapa karya menghadirkan solusi sederhana yang berdampak dan tepat sasaran, baik dari sisi sosial maupun ekologis,” ungkap Bianda.  

Kompetisi ini juga memperluas pemahaman mereka akan pentingnya narasi desain dan strategi presentasi. Dalam waktu terbatas, peserta dituntut menyampaikan ide secara ringkas, tajam, dan relevan—proses yang mengasah kemampuan berpikir kritis dan komunikasi visual. 

Menjadi Jembatan ke Masa Depan Arsitektur 

Keberhasilan ini mencerminkan semangat mahasiswa Arsitektur UPH untuk unjuk potensi dan bersaing di level internasional. Jacky menambahkan, “Kompetisi ini memperluas pemahaman mereka tentang keberlanjutan, standar desain global, dan teknologi material. Kesempatan ini adalah jembatan bagi mereka menuju kiprah di industri arsitektur yang lebih hijau dan inklusif, dan berkelanjutan.” 

Jacky berharap pengalaman ini bisa menginspirasi mahasiswa lainnya. Ia menekankan bahwa kepekaan terhadap isu keberlanjutan perlu dibentuk melalui keterlibatan langsung dalam proyek nyata, bukan hanya dipelajari di ruang kelas. Ia juga mengajak seluruh civitas academica UPH untuk terus menjaga dan melanjutkan tradisi prestasi ini sebagai motivasi bersama. 

Komitmen UPH: Mempersiapkan Pemimpin Masa Depan 

Partisipasi UPH dalam Saint-Gobain Architecture Student Contest bukan sekadar ajang kompetisi, tetapi wadah untuk menguji keberanian, kreativitas, dan pemikiran kritis mahasiswa dalam merespons isu-isu global. Pengalaman ini mendorong mereka untuk keluar dari zona nyaman dan menghadirkan solusi desain yang relevan dan berdampak. 

Lewat pengalaman ini, UPH menunjukkan komitmennya dalam membentuk lulusan yang tidak hanya unggul secara akademis, tetapi juga berpandangan global, peduli sosial, dan siap menghadapi tantangan dunia nyata. UPH membina mahasiswa menjadi pemimpin masa depan yang takut akan Tuhan, profesional, dan mampu memberi dampak positif melalui peran dan karya mereka.