NEWS & PUBLICATION

Kreativitas Tanpa Batas, 24 Mahasiswa UPH Gagas Inovasi untuk Lingkungan, Pendidikan hingga Kesehatan lewat PKM 2025 

14/10/2025 Achievements

Kreativitas Tanpa Batas, 24 Mahasiswa UPH Gagas Inovasi untuk Lingkungan, Pendidikan hingga Kesehatan lewat PKM 2025 

Sebanyak 24 mahasiswa dari 11 Program Studi (Prodi) Universitas Pelita Harapan (UPH) berhasil meraih total pendanaan Rp32,4 juta dalam Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) 2025. Program ini diselenggarakan Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi Republik Indonesia (Kemendikti Saintek RI) melalui Direktorat Jenderal Pembelajaran dan Kemahasiswaan (Ditjen Belmawa). PKM merupakan ajang bergengsi tahunan yang tidak hanya berfokus pada kompetisi, tetapi menjadi wadah pengembangan diri bagi mahasiswa agar semakin kreatif, inovatif, dan berkontribusi bagi masyarakat. 

Tahun ini, mahasiswa UPH menunjukkan semangat kolaboratif lintas disiplin dengan menghadirkan berbagai ide dan inovasi dalam bidang Riset Eksakta (RE), Riset Sosial Humaniora (RSH), Karya Inovatif (KI), hingga Video Gagasan Konstruktif (VGK). Proses seleksi berlangsung sejak 2 Mei hingga 2 Juni 2025, melalui penilaian proposal yang ketat sebelum hasil pendanaan diumumkan pada 3 Juli 2025. Dari proses tersebut, terpilih lima kelompok mahasiswa UPH yang berhasil lolos dan memperoleh hibah pendanaan PKM 2025. 

  1. PeLaut: Teknologi Pintar untuk Menjaga Terumbu Karang 

Tim lintas jurusan UPH menghadirkan ide bertajuk “PeLaut (Pemantau Permata Laut): Sistem Teknologi Pintar Berkelanjutan untuk Memantau Pertumbuhan dan Kesehatan Terumbu Karang.” Proyek ini dipimpin oleh Joandra Abbyqaell Taniara (Biologi 2021) bersama Christopher Nathanael Thamrin (Teknik Elektro 2021), Daniel Elia Firmansyah (Biologi 2021), Dave Immanuel Kandou (Desain Komunikasi Visual 2023), dan Ivan Tandrian (Ilmu Komunikasi 2023); dengan bimbingan dosen pendamping, Dr. Reinhard Pinontoan. 

Terinspirasi dari pengalaman snorkeling dalam perkuliahan Bioteknologi Kelautan, Joandra menyadari pentingnya menjaga kesehatan terumbu karang. Menyikapi tantangan luasnya wilayah konservasi laut Indonesia yang sulit diawasi secara manual, tim ini mengembangkan sistem berbasis hydrophone dan drone LiDAR untuk memantau serta memetakan kondisi bawah laut secara lebih akurat dan berkelanjutan. 

Melalui inovasi ini, tim PeLaut memperoleh pendanaan sebesar Rp6,75 juta dalam kategori PKM-VGK. “Kami belajar bahwa kolaborasi lintas disiplin dapat menghasilkan capaian luar biasa. Harapan kami, penelitian ini dapat meningkatkan kesadaran akan pentingnya menjaga ekosistem laut,” ujar Joandra. 

  1. STEMduino Inklusif: Pendidikan Teknologi yang Menjangkau Semua Kalangan 

Dari bidang pendidikan, hadir tim yang membawa semangat kesetaraan dan inklusivitas melalui proyek “STEMduino Inklusif: Peluang Baru Pembelajaran STEM melalui Teknologi Arduino bagi Komunitas Marginal secara Berkeadilan.” Tim ini dipimpin oleh Edoowardho Otniel Legesang (Pendidikan Biologi 2023), bersama Abigail Anugerah Wienma (Pendidikan IPS 2023), Elsa Diana Sartika Sibuea (Pendidikan Biologi 2024), dan Seftiara Abigail Tinungki (Pendidikan Matematika 2024); serta di bawah bimbingan dosen pendamping, Kelly Gloria Sinaga, S.Tp., MPKim. 

Berangkat dari kepedulian terhadap kesenjangan pendidikan di wilayah 3T (terdepan, terluar, tertinggal), mereka memanfaatkan Arduino, papan elektronik kecil yang mudah diprogram, untuk membantu siswa memahami konsep STEM (Science, Technology, Engineering, and Mathematics) secara interaktif dan menyenangkan. Penelitian dilakukan di Dutasia, Dumpit, Kabupaten Tangerang, dengan melibatkan siswa SMP dari keluarga sederhana. 

Melalui hibah sebesar Rp7,25 juta, tim PKM-RSH UPH melatih para siswa tentang cara pembuatan alat sederhana seperti penyiram tanaman otomatis, pemilah sampah, hingga lampu sensor cahaya berbasis energi surya. 

“Kami ingin membuktikan bahwa pembelajaran teknologi bukan hanya milik kota besar. Anak-anak di daerah 3T juga berhak mendapatkan kesempatan yang sama untuk belajar dan bermimpi besar. Inilah wujud keadilan sosial dalam pendidikan,” tegas Edoowardho. 

  1. Nano Essence Biji Anggur: Inovasi Kecantikan Ramah Lingkungan  

Lima mahasiswa Prodi Farmasi UPH menciptakan inovasi menarik di bidang kesehatan dan kecantikan kulit melalui penelitian berjudul “Formulasi dan Evaluasi Fisik Nano Essence Antihiperpigmentasi Ekstrak Biji Anggur (Vitis vinifera L.)”. Tim ini dipimpin oleh Bryan Nakatomi Tantowi (2024) bersama Angelina Wijaya (2024), Cheryl Victoria (2024), Klemasia Maria Yohana (2023), dan Livya Virginia Pieky (2023); di bawah bimbingan dosen pendamping, apt. Yesiska Kristina Hartanti, S.Farm., M.Pharm.Sci. 

Melalui hibah Rp5,7 juta dari kategori PKM-RE, tim ini meneliti ekstrak biji anggur yang kaya proantosianidin, senyawa alami yang menghambat enzim tyrosinase, penyebab hiperpigmentasi. Keunggulan penelitian ini terletak pada pengolahan ekstrak biji anggur menjadi nano essence, sehingga kandungan aktifnya menembus lapisan kulit lebih cepat dan efektif dalam mencerahkan kulit. 

“Kami berharap penelitian ini dapat menjadi dasar bagi pengembangan produk skincare berbasis limbah biji anggur, sebagai agen pencerah alami. Dengan begitu, kami tidak hanya menghadirkan solusi kecantikan alami, tetapi juga berkontribusi pada pelestarian lingkungan,” ungkap Bryan. 

  1. Talkie Buddy: Boneka AI untuk Atasi Speech Delay pada Anak 

Dari UPH Kampus Medan, lahir inovasi Talkie Buddy—boneka interaktif berbasis Generative AI yang dirancang untuk membantu anak prasekolah melatih kemampuan bicara akibat speech delay. Proyek ini digagas oleh Desinta Yamasan Rusli (Sistem Informasi 2023) sebagai ketua tim, bersama Chintya Angel King (Sistem Informasi 2023), Charlene Silver (Sistem Informasi 2023), Selvy Alexandra (Informatika 2023), dan Priscilla (Informatika 2023), di bawah bimbingan dosen Ade Maulana, S.Kom., M.T.I. 

Talkie Buddy menggabungkan IoT, text-to-speech, dan AI generatif, memungkinkan anak berinteraksi dua arah secara natural. Boneka ini terhubung dengan aplikasi mobile, sehingga orang tua dapat memantau perkembangan bicara anak secara real-time. Melalui gagasan berjudul “Inovasi Boneka Interaktif Berbasis Generative Artificial Intelligence (Gen AI) untuk Meningkatkan Keterampilan Bicara Anak,” tim ini berhasil meraih pendanaan Rp7,2 juta dari PKM-KI.  

Talkie Buddy adalah teman interaktif yang mendampingi anak dalam berlatih bicara. Boneka pintar ini mampu berkomunikasi dua arah, merespons suara anak secara adaptif, membacakan dongeng, melatih respons verbal, hingga menyanyikan lagu,” jelas Desinta. 

  1. Menerapkan Pola Makan Sehat ala Korea Selatan 

Selain mempengaruhi gaya hidup, tren Korean Wave (Hallyu) juga berdampak pada kebiasaan makan mahasiswa. Budaya populer asal Korea Selatan ini meliputi musik K-pop, drama Korea (K-drama), fashion, hingga kuliner. Dari sisi makanan, banyak generasi muda kini senang mencicipi hidangan khas seperti kimchi, tteokbokki, dan ramyeon, bahkan meniru pola makan serta gaya hidup sehat yang kerap diperlihatkan oleh idola dan aktor Korea.  

Tren ini kemudian menjadi inspirasi bagi lima mahasiswa Prodi Psikologi UPH angkatan 2023 untuk meneliti hubungan antara budaya, perilaku makan, dan kesehatan. Tim yang terdiri dari Caleb Theophilus Gideon, Jessica Cecilia, Nisrina Rania, Grace Elsa Natasha Situmeang, dan Cira Vidante, mengusung penelitian berjudul “Perbandingan Hubungan Perilaku Makan dan Indeks Massa Tubuh (IMT): Studi Lintas Budaya pada Mahasiswa Indonesia dan Korea Selatan.” 

Bersama Christina Lumbantoruan, S.Psi., M.Sc., Ph.D., selaku dosen pendamping, mereka berhasil memperoleh hibah Rp5,5 juta dari PKM-RSH. Penelitian ini membandingkan kebiasaan makan mahasiswa di dua negara sekaligus menelusuri sejauh mana budaya berperan dalam membentuk IMT dan pola hidup sehat.  

“Kami berharap hasil penelitian ini bisa menjadi dasar intervensi nutrisi yang lebih nyata, khususnya bagi mahasiswa Indonesia. Kami ingin tren budaya populer seperti Hallyu tidak hanya berhenti pada hiburan, tapi juga bisa diarahkan untuk membentuk kebiasaan sehat,” tutur Caleb. 

Setelah berhasil memperoleh pendanaan, seluruh peserta PKM wajib membagikan perkembangan proyek mereka melalui media sosial sebagai bagian dari laporan kemajuan program. Tahap penilaian akan berlangsung pada Oktober hingga November 2025, di mana setiap tim akan dievaluasi berdasarkan kreativitas, dampak, serta konsistensi dalam menjalankan programnya. Tim terbaik dari tahap ini akan melangkah ke ajang bergengsi PKM Award 2025, dan berkesempatan mewakili universitas dalam Pekan Ilmiah Mahasiswa Nasional (PIMNAS) 2025. 

Keberhasilan 24 mahasiswa UPH dalam PKM 2025 bukan hanya pencapaian akademik, tetapi bukti bahwa kreativitas dan kolaborasi lintas disiplin mampu menghasilkan solusi nyata bagi masyarakat. Setiap inovasi mencerminkan semangat inovatif dan kepedulian sosial yang tinggi, sekaligus memperkuat komitmen UPH dalam membentuk lulusan yang takut akan Tuhan, unggul, dan berdampak positif bagi dunia