NEWS & PUBLICATION

Gagas Inovasi dari Lingkungan hingga Kesehatan, Mahasiswa UPH Lolos PIMNAS 2025 dan Raih Pendanaan PKM 2025 

14/10/2025 Achievements

Gagas Inovasi dari Lingkungan hingga Kesehatan, Mahasiswa UPH Lolos PIMNAS 2025 dan Raih Pendanaan PKM 2025 

Lima proposal mahasiswa Universitas Pelita Harapan (UPH) berhasil lolos pendanaan Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) 2025 yang diselenggarakan oleh Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi Republik Indonesia (Kemendikti Saintek RI) melalui Direktorat Jenderal Pembelajaran dan Kemahasiswaan (Ditjen Belmawa). Dari lima tim tersebut, dua tim berhasil melangkah lebih jauh hingga ke ajang bergengsi Pekan Ilmiah Mahasiswa Nasional (PIMNAS) ke-38 tahun 2025. 

Pencapaian ini menegaskan kiprah mahasiswa UPH dalam melahirkan inovasi lintas disiplin yang tidak hanya kreatif, tetapi juga memberikan solusi nyata bagi masyarakat. 

Dua Tim UPH Lolos ke PIMNAS 2025 

Kedua tim tersebut adalah PeLaut (Pemantau Permata Laut) pada kategori PKM-Video Gagasan Konstruktif (VGK) dan Talkie Buddy, boneka interaktif berbasis Generative AI dari kategori PKM-Karya Inovatif (KI). 

PeLaut menghadirkan sistem teknologi pintar berkelanjutan untuk memantau pertumbuhan dan kesehatan terumbu karang. Proyek ini dipimpin oleh Joandra Abbyqaell Taniara (Biologi 2021) bersama Christopher Nathanael Thamrin (Teknik Elektro 2021), Daniel Elia Firmansyah (Biologi 2021), Dave Immanuel Kandou (Desain Komunikasi Visual 2023), dan Ivan Tandrian (Ilmu Komunikasi 2023); dengan bimbingan dosen pendamping, Dr. Reinhard Pinontoan.  

Terinspirasi dari pengalaman snorkeling dalam perkuliahan Bioteknologi Kelautan, Joandra menyadari pentingnya menjaga kesehatan terumbu karang. Menyikapi tantangan luasnya wilayah konservasi laut Indonesia yang sulit diawasi secara manual, tim ini mengembangkan sistem berbasis hydrophone dan drone LiDAR untuk memantau serta memetakan kondisi bawah laut secara lebih akurat dan berkelanjutan.  

Melalui inovasi ini, tim PeLaut memperoleh pendanaan PKM sebesar Rp6,75 juta dalam kategori PKM-VGK. “Kami belajar bahwa kolaborasi lintas disiplin dapat menghasilkan capaian luar biasa. Harapan kami, penelitian ini dapat meningkatkan kesadaran akan pentingnya menjaga ekosistem laut,” ujar Joandra.  

Sementara itu, Talkie Buddy merupakan boneka interaktif berbasis Generative AI yang dirancang untuk untuk membantu anak prasekolah melatih kemampuan bicara akibat speech delay. Proyek ini digagas oleh Desinta Yamasan Rusli (Sistem Informasi 2023) sebagai ketua tim, bersama Chintya Angel King (Sistem Informasi 2023), Charlene Silver (Sistem Informasi 2023), Selvy Alexandra (Informatika 2023), dan Priscilla (Informatika 2023), di bawah bimbingan dosen Ade Maulana, S.Kom., M.T.I.  

Boneka ini menggabungkan IoT, text-to-speech, dan Generative AI untuk membantu anak-anak dengan speech delay berlatih berbicara secara interaktif. Melalui aplikasi pendamping, orang tua juga dapat memantau perkembangan bicara anak secara real-time. “Talkie Buddy adalah teman interaktif yang mendampingi anak dalam berlatih bicara. Boneka pintar ini mampu berkomunikasi dua arah, merespons suara anak secara adaptif, membacakan dongeng, melatih respons verbal, hingga menyanyikan lagu,” jelas Desinta.  

Melalui gagasan berjudul “Inovasi Boneka Interaktif Berbasis Generative Artificial Intelligence (Gen AI) untuk Meningkatkan Keterampilan Bicara Anak”, tim ini berhasil meraih pendanaan Rp7,2 juta dari PKM-KI.   

Baik PeLaut maupun Talkie Buddy, keduanya berhasil mewakili UPH di PIMNAS ke-38 yang digelar pada 23–28 November 2025 di Universitas Hasanuddin, Makassar. Kedua tim bersaing bersama 420 tim dari 170 perguruan tinggi di seluruh Indonesia. 

Inovasi Mahasiswa UPH di PKM 2025: Dari Edukasi Inklusif hingga Kecantikan Ramah Lingkungan 

Keberhasilan dua tim UPH menembus PIMNAS merupakan bagian dari capaian yang lebih luas di ajang PKM 2025. Tahun ini, 24 mahasiswa dari 11 program studi UPH berhasil meraih total pendanaan sebesar Rp32,4 juta dari lima proposal yang diajukan. 

PKM tidak sekadar kompetisi, tetapi juga wadah pengembangan diri bagi mahasiswa untuk berpikir kreatif, inovatif, dan berdampak bagi masyarakat. Mahasiswa UPH menunjukkan semangat kolaboratif lintas bidang dalam kategori Riset Eksakta (RE), Riset Sosial Humaniora (RSH), Karya Inovatif (KI), hingga Video Gagasan Konstruktif (VGK).  

Proses seleksi pendanaan PKM 2025 berlangsung 2 Mei–2 Juni 2025, dan pada 3 Juli 2025, diumumkan lima kelompok mahasiswa UPH yang lolos dan memperoleh hibah. Selanjutnya, selama Oktober–November 2025, seluruh tim dievaluasi untuk menentukan tim yang akan berkompetisi di PIMNAS 2025. 

Berikut tiga proyek PKM lainnya yang juga menunjukkan kepedulian dan keberanian mahasiswa UPH menjembatani sains, kreativitas, dan nilai kemanusiaan: 

STEMduino Inklusif: Pendidikan Teknologi yang Menjangkau Semua Kalangan  

Dari bidang pendidikan, muncul inisiatif inspiratif bertajuk “STEMduino Inklusif: Peluang Baru Pembelajaran STEM melalui Teknologi Arduino bagi Komunitas Marginal secara Berkeadilan.” Proyek ini dipimpin oleh Eddowardho Otniel Legesang (Pendidikan Biologi 2023) bersama Abigail Anugerah Wienma (Pendidikan IPS 2023), Elsa Diana Sartika Sibuea (Pendidikan Biologi 2024), dan Seftiara Abigail Tinungki (Pendidikan Matematika 2024), di bawah bimbingan Kelly Gloria Sinaga, S.Tp., MPKim. 

Berangkat dari kepedulian terhadap kesenjangan pendidikan di wilayah 3T (terdepan, terluar, tertinggal), tim ini memanfaatkan Arduino—papan elektronik kecil yang mudah diprogram—untuk membantu siswa memahami konsep STEM (Science, Technology, Engineering, and Mathematics) secara interaktif dan menyenangkan. Dengan dukungan hibah senilai Rp7,25 juta, mereka mengadakan pelatihan di Dutasia, Dumpit, Kabupaten Tangerang, mengajarkan siswa SMP membuat alat sederhana seperti penyiram tanaman otomatis, pemilah sampah, dan lampu sensor cahaya berbasis energi surya. 

“Kami ingin membuktikan bahwa pembelajaran teknologi bukan hanya milik kota besar. Anak-anak di daerah 3T juga berhak belajar dan bermimpi besar. Inilah wujud keadilan sosial dalam pendidikan,” tegas Eddowardho.  

Nano Essence Biji Anggur: Inovasi Kecantikan Ramah Lingkungan   

Lima mahasiswa Prodi Farmasi UPH menciptakan inovasi menarik di bidang kesehatan dan kecantikan kulit melalui penelitian berjudul “Formulasi dan Evaluasi Fisik Nano Essence Antihiperpigmentasi Ekstrak Biji Anggur (Vitis vinifera L.)”. Tim ini dipimpin oleh Bryan Nakatomi Tantowi (2024) bersama Angelina Wijaya (2024), Cheryl Victoria (2024), Klemasia Maria Yohana (2023), dan Livya Virginia Pieky (2023); di bawah bimbingan dosen pendamping, apt. Yesiska Kristina Hartanti, S.Farm., M.Pharm.Sci.  

Melalui hibah Rp5,7 juta dari kategori PKM-RE, mereka meneliti kandungan proantosianidin dalam biji anggur—senyawa alami yang dapat menghambat enzim tyrosinase penyebab hiperpigmentasi. Ekstrak ini kemudian diolah menjadi nano essence, sehingga mampu menembus kulit lebih cepat dan efektif dalam mencerahkan kulit. 

“Kami berharap penelitian ini dapat menjadi dasar bagi pengembangan produk skincare berbasis limbah biji anggur, sebagai agen pencerah alami. Dengan begitu, kami tidak hanya menghadirkan solusi kecantikan alami, tetapi juga berkontribusi pada pelestarian lingkungan,” ungkap Bryan.  

Menerapkan Pola Makan Sehat ala Korea Selatan  

Selain mempengaruhi gaya hidup, tren Korean Wave (Hallyu) juga berdampak pada kebiasaan makan mahasiswa. Budaya populer asal Korea Selatan ini meliputi musik K-pop, drama Korea (K-drama), fashion, hingga kuliner. Dari sisi makanan, banyak generasi muda kini senang mencicipi hidangan khas seperti kimchi, tteokbokki, dan ramyeon, bahkan meniru pola makan serta gaya hidup sehat yang kerap diperlihatkan oleh idola dan aktor Korea.   

Tren ini kemudian menjadi inspirasi bagi lima mahasiswa Prodi Psikologi UPH angkatan 2023 untuk meneliti hubungan antara budaya, perilaku makan, dan kesehatan. Tim yang terdiri dari Caleb Theophilus Gideon, Jessica Cecilia, Nisrina Rania, Grace Elsa Natasha Situmeang, dan Cira Vidante, mengusung penelitian berjudul “Perbandingan Hubungan Perilaku Makan dan Indeks Massa Tubuh (IMT): Studi Lintas Budaya pada Mahasiswa Indonesia dan Korea Selatan.”  

Bersama Christina Lumbantoruan, S.Psi., M.Sc., Ph.D., selaku dosen pendamping, mereka berhasil memperoleh hibah Rp5,5 juta dari PKM-RSH. Penelitian ini membandingkan kebiasaan makan mahasiswa di dua negara sekaligus menelusuri sejauh mana budaya berperan dalam membentuk IMT dan pola hidup sehat.   

“Kami berharap hasil penelitian ini bisa menjadi dasar intervensi nutrisi yang lebih nyata, khususnya bagi mahasiswa Indonesia. Kami ingin tren budaya populer seperti Hallyu tidak hanya berhenti pada hiburan, tapi juga bisa diarahkan untuk membentuk kebiasaan sehat,” tutur Caleb.  

Mewujudkan Mahasiswa yang Kreatif, Kolaboratif, dan Berdampak 

Keberhasilan mahasiswa UPH dalam PKM dan PIMNAS 2025 menjadi bukti nyata bahwa riset dan kreativitas dapat berjalan berdampingan dengan kepedulian terhadap masyarakat. Setiap inovasi lahir dari semangat kolaboratif lintas disiplin, disertai dorongan untuk memberi solusi nyata bagi dunia. Capaian ini sekaligus menegaskan komitmen Universitas Pelita Harapan (UPH) dalam membentuk lulusan yang takut akan Tuhan, unggul dalam keilmuan, dan berdampak positif bagi sesama