02/07/2025 Medical Sciences
Fakultas Kedokteran Universitas Pelita Harapan (FK UPH) resmi membuka Program Pendidikan Dokter Spesialis (PPDS) Neurologi untuk menjawab kebutuhan tenaga medis spesialis saraf di Indonesia. Program ini telah mendapatkan izin operasional dari Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi RI melalui SK No. 418/B/O/2025 dan mulai menerima pendaftaran sejak 12 Juni 2025 untuk Tahun Akademik 2025/2026.
Prof. Dr. dr. Yusak M.T. Siahaan, Sp.N (K), FIPP, CIPS., Ketua Program Studi Pendidikan Dokter Spesialis Neurologi UPH, menjelaskan bahwa program ini hadir sebagai solusi atas tingginya prevalensi penyakit neurologis, khususnya stroke. Menurut Survei Kesehatan Indonesia (SKI) 2023, prevalensi stroke di Indonesia mencapai 8,3 per 1.000 penduduk, menyumbang pembiayaan kesehatan terbesar ketiga di Indonesia dengan angka mencapai Rp5,2 triliun.
“Distribusi dokter spesialis neurologi masih belum rata di berbagai wilayah. UPH ingin mengambil peran strategis dalam mencetak neurolog yang kompeten dan responsif terhadap tantangan kesehatan masyarakat,” ungkap Prof. Yusak.
Menurut data Konsil Kedokteran Indonesia (KKI) 2024, terdapat sekitar 2.732 dokter spesialis neurologi di Indonesia. Namun, distribusinya belum merata karena keterbatasan fasilitas rumah sakit di sejumlah daerah.
Unggul dalam Manajemen Intervensi Nyeri
Prof. Yusak mengungkapkan, bahwa Program Spesialis Neurologi FK UPH memiliki keunggulan tersendiri pada manajemen intervensi nyeri. Fokus ini diangkat sebagai respons terhadap banyaknya pasien neurologi yang datang dengan keluhan nyeri sebagai gejala utama.
Proses pendidikan dalam program ini akan turut didukung oleh berbagai fasilitas penunjang untuk diagnostik maupun terapi yang terdepan. Mahasiswa akan memiliki akses ke teknologi terkini seperti Magnetic Resonance Imaging (MRI) dengan kekuatan 1,5 Tesla dan 3 Tesla, ultrasonografi (USG) untuk pemeriksaan karotis dan muskuloskeletal, serta Transcranial Doppler untuk mengevaluasi aliran darah otak. Program ini juga dilengkapi dengan layanan polysomnografi untuk analisis gangguan tidur dan Positron Emission Tomography (PET-scan) untuk mendukung diagnosis yang akurat.
Selain itu, tersedia pula layanan manajemen intervensi nyeri yang menggunakan teknologi seperti C-arm Fluoroscopy, Platelet-Rich Plasma (PRP), dan radiofrekuensi. Mahasiswa juga akan belajar melalui praktik di berbagai klinik, seperti Klinik Memori, Klinik Multipel Sklerosis, Klinik Neurorestorasi, serta layanan unggulan lainnya seperti Deep Brain Stimulation dan Gamma-knife Radiosurgery. Semua fasilitas ini dirancang untuk menunjang pembelajaran yang komprehensif sekaligus mempersiapkan peserta didik dalam menghadapi tantangan nyata di bidang neurologi.
Program ini bekerja sama dengan Rumah Sakit Siloam Lippo Village sebagai rumah sakit pendidikan utama, serta Siloam Kelapa Dua, Siloam Denpasar, dan MRCCC sebagai afiliasinya. Proses pembelajaran klinis ditangani oleh pengajar berpengalaman dengan kualifikasi konsultan dan latar belakang fellowship.
“Program ini secara konsisten juga diperkuat oleh pelatihan nasional dan internasional, serta didukung RS Siloam Lippo Village sebagai pusat pendidikan fellowship untuk manajemen intervensi nyeri dari Kolegium Neurologi Indonesia,” tambah Prof. Yusak.
Cetak Lulusan Profesional dan Berintegritas
Kurikulum dirancang untuk menghasilkan lulusan berkarakter, dengan enam peran utama dokter: care provider, decision-maker, communicator, manager, community leader, dan scholar. Mahasiswa akan dibekali dengan keterampilan klinis, kepemimpinan, etika profesional, serta kemampuan riset yang aplikatif di bidang neurologi.
Lulusan program ini memiliki prospek karier yang luas, baik sebagai dokter spesialis di rumah sakit pemerintah/swasta, pendidik, konsultan, maupun peneliti berskala nasional hingga internasional.
“Kami berharap angkatan pertama menjadi pelopor yang unggul secara akademik dan klinis, berintegritas, berjiwa kepemimpinan, dan berdedikasi tinggi dalam melayani masyarakat,” ujar Prof. Yusak.
Komitmen UPH Hadirkan Lulusan Berdampak
Program ini dirancang untuk diselesaikan dalam empat tahun. Calon peserta wajib berusia maksimal 35 tahun saat mendaftar, telah menyelesaikan program internship, memiliki Surat Tanda Registrasi (STR) aktif, dan memiliki sertifikat ACLS (Advanced Cardiac Life Support) yang masih berlaku.
Ke depan, Program Spesialis Neurologi FK UPH ditargetkan menjadi pusat pendidikan neurologi berstandar internasional dan rujukan utama pendidikan neurologi di Indonesia dengan keunggulan di bidang manajemen intervensi nyeri, termasuk seluruh pelayanan neurologi lainnya.
“Dengan dukungan infrastruktur modern, jejaring rumah sakit ternama, dan pengajar berpengalaman, kami berkomitmen mencetak lulusan yang mampu memberikan kontribusi nyata dalam pelayanan, riset, dan pengembangan ilmu neurologi guna memenuhi kebutuhan kesehatan masyarakat secara berkelanjutan. Jadilah generasi neurolog yang membawa perubahan positif bagi dunia kesehatan Indonesia, khususnya dalam penanganan nyeri dan penyakit neurologis lainnya,” ujarnya.
Sebagai institusi pendidikan yang berlandaskan nilai-nilai Kristiani, UPH senantiasa menghadirkan pendidikan transformatif untuk membentuk dokter spesialis neurologi yang takut akan Tuhan, unggul, dan berdampak positif bagi masyarakat dan bangsa.