22/07/2025 International, Partnership, Tourism & Hospitality
Di tengah dinamika industri pariwisata global yang kian menuntut kolaborasi lintas budaya, Universitas Pelita Harapan (UPH) kembali memperluas konektivitas internasional melalui pengalaman belajar langsung di lapangan. Pada 15–23 Juli 2025, UPH menyambut 14 mahasiswa dan dua dosen dari School of Tourism, Hanyang University, Korea Selatan, dalam program Hanyang Summer Program 2025. Program ini menjadi ruang pembelajaran lintas budaya, pertukaran ide, serta kesempatan bagi mahasiswa untuk memahami langsung industri pariwisata dalam konteks Indonesia.
Merespons kegiatan ini, Prof. Dr. Diena M. Lemy, A.Par., M.M., CHE., Dekan Fakultas Hospitality dan Pariwisata (FHospar) UPH menilai bahwa program ini menjadi bentuk nyata kolaborasi strategis bermanfaat bagi kedua pihak.
“Program ini menjadi momen penting untuk memperkaya perspektif lintas budaya sekaligus menjawab kebutuhan industri pariwisata global. Kami percaya bahwa pertukaran pengetahuan seperti ini akan mendorong kemajuan pariwisata global yang lebih inklusif dan berkelanjutan,” ungkap Prof. Diena.
Melebihi Buku Teks: Wawasan yang Membuka Mata
Selama sembilan hari, peserta Hanyang Summer Program 2025 diajak menyelami pariwisata Indonesia melalui sesi akademik di kampus UPH Lippo Village, lokakarya praktik, serta kunjungan budaya di Bali. Mereka mengikuti kelas seputar hotel operations, sustainable tourism, culinary workshop, hingga event management. Melalui kegiatan ini, mahasiswa Hanyang mendapatkan pemahaman menyeluruh tentang industri pariwisata melalui metode pembelajaran berbasis pengalaman nyata yang menjadi ciri khas UPH.
Di Bali, para peserta terlibat langsung dalam beragam aktivitas budaya lokal. Mereka mengunjungi Desa Penglipuran, belajar memasak hidangan khas Bali, membuat Canang sebagai sesaji harian umat Hindu Bali, serta Gebogan—rangkaian persembahan dari buah dan bunga yang digunakan dalam upacara keagamaan. Pada malam hari, mereka menikmati pertunjukan Tari Kecak dan Barong. Seluruh pengalaman ini memberi gambaran nyata bagaimana prinsip pariwisata berkelanjutan diterapkan di tingkat lokal.
Bagi Park Chae Yeon, salah satu peserta yang juga menjabat sebagai Student Vice President of School of Tourism Hanyang University, program ini adalah pembuka mata. Ia terdorong mengikuti program ini karena ingin mengalami langsung dinamika industri pariwisata di lapangan—sesuatu yang jarang ia temui dalam pendekatan akademik di negaranya.
“Saya belajar langsung bagaimana pariwisata bekerja lewat praktik, dan juga mengalami kehangatan budaya serta tradisi Indonesia dalam kehidupan sehari-hari,” ujarnya.
Baginya, salah satu pengalaman yang paling membekas adalah saat mengikuti praktik kuliner dan pelatihan kopi—mencicipi aroma, mempelajari teknik, dan berbagi tawa bersama mahasiswa UPH yang menyambut dengan hangat. Ia juga menganggap kunjungan ke Nusantara International Convention Exhibition (NICE) di Jakarta sebagai pengalaman berharga, di mana ia dapat melihat langsung bagaimana infrastruktur Meetings, Incentives, Conferences, and Exhibitions (MICE) dikelola secara profesional untuk mendukung industri pariwisata.
Hal serupa disampaikan oleh Lee Dong Hyeon. Menurutnya, UPH menawarkan pendekatan belajar yang lebih aplikatif dibandingkan kampus asalnya yang cenderung fokus pada teori dan kebijakan. “Di UPH, saya bisa menyaksikan langsung bagaimana tenaga kerja berinteraksi dengan pelanggan—ini membantu saya memahami industri secara utuh,” jelasnya.
Ia juga mencatat bahwa isu keberlanjutan menjadi benang merah di hampir setiap sesi, mencerminkan komitmen akademisi UPH untuk menyiapkan masa depan pariwisata yang bertanggung jawab dan adaptif terhadap tantangan lingkungan.
Hanyang Summer Program ini menjadi bukti nyata bahwa pendidikan lintas negara mampu membentuk wawasan yang luas sekaligus mendalam. Lebih dari sekadar mempertemukan mahasiswa dari dua budaya, program ini menumbuhkan kesadaran bahwa pariwisata adalah tentang manusia—tentang membangun kolaborasi, merajut pemahaman, dan menciptakan dampak yang melampaui batas geografis.
Bagi UPH, program ini menegaskan panggilan untuk membuka pintu kesempatan global yang memperkaya karakter, memperluas cakrawala, dan menginspirasi kolaborasi lintas negara. UPH berdiri teguh pada visinya: menghasilkan lulusan yang siap menjawab tantangan dunia, namun berakar pada nilai takut akan Tuhan, unggul dalam kompetensi, dan membawa pengaruh positif bagi bangsa maupun dunia.