NEWS & PUBLICATION

Mahasiswi Farmasi UPH Raih Juara 3 Pharmacious 2025 lewat Inovasi Alat Deteksi Hidrokuinon, Cegah Kosmetik Berbahaya 

03/12/2025 Achievements, Health Sciences

Mahasiswi Farmasi UPH Raih Juara 3 Pharmacious 2025 lewat Inovasi Alat Deteksi Hidrokuinon, Cegah Kosmetik Berbahaya 

Produk skincare dan kosmetik kini menjadi bagian penting dalam kehidupan sehari-hari, baik untuk perawatan kulit dasar maupun penunjang penampilan. Namun, di balik meningkatnya tren perawatan diri ini, marak pula produk yang tidak aman dan belum memiliki izin Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) RI. Kondisi ini menempatkan konsumen pada risiko yang kerap tidak disadari. Data BPOM RI menunjukkan bahwa pada periode April–Juni 2025, ditemukan 34 produk ilegal yang mengandung merkuri, hidrokuinon, dan pewarna berbahaya. Meski menawarkan hasil instan, bahan-bahan ini dapat memicu iritasi, kerusakan kulit permanen, alergi, hingga meningkatkan risiko kanker jika digunakan terus-menerus.  

Isu ini menjadi fokus tiga mahasiswi Program Studi (Prodi) S1 Farmasi Universitas Pelita Harapan (UPH) angkatan 2022, yakni Kathleena Juwono, Joyce Taruli, dan Cecilya Anastasya. Dalam scientific essay berjudul “HY!KIT ‘The Great Conqueror’: Menaklukkan ‘Obat Dewa’ Hidrokuinon untuk Masa Depan Kosmetik Aman dan Berkelanjutan”, mereka menguraikan inovasi HY!KIT, sebuah alat praktis untuk mendeteksi kandungan hidrokuinon pada produk kosmetik. Melalui gagasan ini, mereka berharap dapat meningkatkan kesadaran masyarakat agar lebih cermat dan bijak dalam memilih kosmetik yang aman dan bertanggung jawab. 

Inovasi mereka mendapatkan pengakuan di tingkat nasional dengan meraih Juara 3 Scientific Essay pada Pharmacious 2025, yang diselenggarakan oleh Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Fakultas Farmasi Universitas Gadjah Mada (UGM) pada Oktober hingga November 2025. Kompetisi ini bertujuan untuk mendorong mahasiswa berpikir kreatif dan memberikan solusi atas masalah kesehatan terkini. 

“Karya ilmiah kami ingin menyadarkan masyarakat bahwa selain merkuri, hidrokuinon juga zat yang berbahaya. Karena itu, kami membuat HY!KIT sesederhana mungkin agar masyarakat awam pun bisa memakainya,” ujar Kathleena. 

Bagaimana HY!KIT Bekerja? 

Kit ini memanfaatkan ekstrak bawang merah yang kaya senyawa aktif seperti floroglusinol, sehingga mampu memberikan hasil cepat, akurat, dan tetap ramah lingkungan. Ketika bereaksi dengan hidrokuinon, warnanya berubah menjadi merah sebagai tanda positif. Dengan bentuk menyerupai cotton bud, HY!KIT dirancang agar mudah digunakan oleh masyarakat tanpa memerlukan peralatan laboratorium.  

“Kami berharap HY!KIT dapat membantu mengurangi penggunaan kosmetik berbahaya dan membuat masyarakat lebih sadar bahwa bahayanya setara dengan merkuri,” jelas Kathleena. 

Peran Pembelajaran di UPH 

Keberhasilan ini tidak terlepas dari pengalaman belajar di UPH. Menurut Kathleena, dasar-dasar farmasi, metode penelitian, dan pelatihan berpikir kritis sangat membantu tim dalam mengembangkan ide menjadi esai ilmiah yang komprehensif. Mata kuliah seperti Kimia Analisis, Kosmetik Bahan Alam, dan Teknologi Farmasi memperkuat pemahaman mereka mengenai formulasi, analisis bahan aktif, dan penerapan metode ilmiah. Selain itu, dukungan dosen dan pengalaman praktikum turut melatih tim untuk bekerja dengan teliti dan teratur. 

Ke depannya, tim Mahasiswa Farmasi UPH berencana mengembangkan proyek ini secara lebih terstruktur melalui uji stabilitas, proses validasi, serta pengembangan menjadi produk nyata yang dapat dimanfaatkan oleh masyarakat maupun lembaga pengawasan. 

Kathleena berharap pencapaian ini dapat menjadi dorongan bagi mahasiswa UPH lainnya untuk berani mengikuti berbagai kompetisi. Baginya, kompetisi tidak hanya soal meraih kemenangan, tetapi juga merupakan wadah untuk belajar, bertumbuh, dan menemukan potensi diri. 

“Kompetisi bukan hanya tentang menang, tetapi tentang proses belajar. Dari mencoba, kita justru bisa menemukan potensi diri,” pesannya. 

HY!KIT menjadi bukti nyata bagaimana ide kreatif dapat diimplementasikan sebagai solusi nyata yang bermanfaat bagi masyarakat luas. Keberhasilan Kathleena, Joyce, dan Cecilya tidak hanya mengharumkan nama UPH, tetapi juga menegaskan komitmen universitas dalam membentuk generasi yang takut akan Tuhan, profesional, dan siap berdampak nyata bagi dunia di sekitarnya.