NEWS & PUBLICATION

Upacara Penandatanganan Surat Kesepakatan

29/05/2008 Uncategorized

Upacara Penandatanganan Surat Kesepakatan

UPH, Unsrat bergabung untuk memajukan pendidikan kedokteran

UPH, Unsrat bergabung untuk memajukan pendidikan kedokteran

 

KARAWACI ? Fakultas Kedokteran Universitas Pelita Harapan (FK-UPH) mendapatkan dorongan lebih jauh dalam usaha pengembangan konten ketika surat kesepakatan ditandatangani dengan Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi (Unsrat) baru-baru ini.

Persetujuan ini ditandatangani dengan dekan Fakultas Kedokteran UPH Dr. Eka Julianta Wahjoepramono dan Dekan Fakultas Kedokteran Unsrat Prof Dr Sarah M. Warouw dalam upacara yang diselenggarakan di kampus UPH pada tanggal 12 Desember 2007.

Upacara penandatanganan dihadiri oleh petinggi UPH dan Silom Hospital seperti Dr Mochtar Riyadi, Presiden UPH Dr Sheldon Nord, Rektor UPH Prof Jonathan L Parapak dan CEO Siloam Hospital Dr Andry.

Kesepakatan ini menandakan bab baru dari hubungan institusi antar dua universitas demi peningkatan pendidikan kedokteran.

Dr. Eka menjelaskan dalam pidatonya ia sangat senang dengan kerjasama ini di mana nantinya UPH akan memiliki program dokter spesialis.

Ia mengumpamakan program ini seperti bayi yang siap untuk melompat. Ia tampaknya menggunakan analogi ini karena Fakultas Kedokteran UPH masih tergolong muda namun sudah memiliki program dokter spesialis serta reputasinya yang dengan cepat meningkat.

Karena itu Dr. Eka berharap tinggi akan implementasi dari kesepakatan ini sebagai cara untuk memperkaya pengalaman serta keahlian dokter UPH.

Dekan Unsrat Dean Warouw menyatakan empat kandidat dari program spesialis akan bertindak sebagai pengawas untuk Fakultas Kedokteran UPH dari Januari 2008 selama 3 sampai 4 bulan ke depan.

Keempat spesialis ini datang dari berbagai bidang: operasi, internis, keperwatan serta pediatrik. Dekan Unsrat juga mendorong para dokter dari Siloam Group Hospitals untuk mengajar di universitasnya.

CEO Siloam Group Hospitals Dr. Andry menambahkan ia menyambut bab baru dari hubungan institusi ini sebagai jalan yang baik untuk menyediakan lebih banyak lagi dokter di Indonesia.

Ia mengangkat fakta bahwa sampai November 2007 Indonesia hanya memiliki 70000 dokter dan hanya seperempat angka tersebut merupakan dokter spesialis.

Angka ini juga kecil bila harus memenuhi kebutuhan dari total populasi Indonesia yang lebih dari 240 juta orang. ?Idealnya satu negara setidaknya harus memiliki 32000 dokter,? kata Dr. Andry.

Kesenjangan ini berarti Indonesia harus menyediakan 2400 dokter per tahun, namun, dari 52 sekolah kedokteran di negara ini hanya dapat menyediakan 1700 dokter per tahunnya.

Sementara itu, Dr. Mochtar Riady menyatakan dalam pidato penutupannya, orang yang paling berbahagia atas hari ini adalah istrinya.

Ia menjelaskan baik anak maupun cucunya tidak ada ataupun tidak berkeinginan menjadi dokter. Istrinya pernah berkomentar mengenai masalah ini karena ia tampaknya tidak begitu memperhatikan kesehatan generasi muda.

?Namun hari ini,? kata Mochtar, ?ia sangat bahagia karena kita dikelilingi oleh para dokter dan kalian semua adalah anak-anakku.?

Mochtar menambahkan kerjasama institusi antara UPH dan Unsrat juga merupakan salah satu cara baik untuk memajukan negara ini karena kesepakatan antara kedua universitas ini akan menggabungkan keahlian mereka untuk memperbaiki standar pelayanan kesehatan demi menyembuhkan para pasien di Indoneisa.

Mochtar juga mengatakan program spesialis akan berfokus pada dua bidang kanker: studi hati dan terapi otak.

Untuk kedua bidang ini, Fakultas Kedokteran UPH mendapatkan ketenarannya dari reputasi dekannya yaitu Dr. Eka yang merupakan profesor tamu terkemuka di Harvard University atas penelitian operasi batang otak.

 
 

 

By Andres Fatubun, CA