NEWS & PUBLICATION

Jurnalis Kristen Harus Memiliki Integritas Dalam Segala Aspek Kehidupan

27/01/2010 Uncategorized

Jurnalis Kristen Harus Memiliki Integritas Dalam Segala Aspek Kehidupan

Tarpley menekankan bahwa untuk menjadi jurnalis yang baik kita harus bisa memilih-milih dan menyisipkan nilai-nilai yang berguna kepada para pembaca melalui tulisan yang kita buat.


Sesi tanya jawab bersama Prof. J. Douglas Tarpley, dalam seminar “Beliefs and The Media”
 

Pengertaian mengenai integritas kehidupan seorang jurnalis Kristen diulas secara komprehensif oleh pakar jurnalistik sekaligus praktisi jurnalis yang berpengalaman di beberapa media di USA, Prof.J. Douglas Tarpley , Ph.D., dalam acara seminar berjudul Beliefs and The Media, di kampus UPH (21/1). Seminar ini menghadirkan pembicara dari UPH yang juga pakar komunikasi politik, Prof. Dr. Tjipta Lesmana, serta moderator, Prof. Aleksius Jemadu, Dekan FISIP UPH.

Dalam diskusi tersebut, Tarpley menekankan bahwa untuk menjadi jurnalis yang baik kita harus bisa memilih-milih dan menyisipkan nilai-nilai yang berguna kepada para pembaca melalui tulisan yang kita buat.

Kita harus mengerti sifat-sifat dasar dari manusia yaitu, manusia itu bernilai, bermoral, terbatas dan di saat yang sama juga makhluk yang bobrok. Apabila kita mengerti dengan sangat jelas sifat-sifat dasar manusia ini maka itu akan menghindarkan kita menjadi seorang jurnalis yang sinis dan membawa kita menjadi jurnalis yang skeptikal dalam konteks yang sehat.

Dalam diskusi ini juga disampaikan, sebagai jurnalis Kristen kita harus selalu respect akan nilai sebuah kejujuran dan kebebasan dalam konteks yang sehat. Kita juga harus berpandangan secara objektif bukan secara subjektif karena kita adalah ciptaan Tuhan dengan derajat yang sama.

 

Menanggapi presentasi yang disampaikan oleh Prof. Tarpley, Prof Tjipta Lesmana mengemukakan bahwa di dalam jurnalistik Indonesia sangatlah sulit untuk menjalankan apa yang dinamakan objektifitas. Karena jurnalis di indonesia tidak bisa sebebas jurnalis di Amerika dalam memberitakan suatu berita. Mereka cenderung dikendalikan oleh orang-orang yang memiliki status sosial lebih tinggi, orang-orang kaya, dsb.

 

Untuk menjadi seorang jurnalis berbasis Kristen bisa dilakukan di Indonesia,tetapi sangatlah sulit. Ia juga mengatakan bahwa, untuk menjadi manusia yang bermoral di Indonesia sangatlah sulit terutama bagi jurnalis, karena jurnalis kebanyakan membutuhkan uang dan kekuasaan.

 

Diakhir seminar, Prof. Aleksius menyimpulkan bahwa, untuk menciptakan jurnalis yang benar dalam masyarakat yang sedang berubah ini, dibutuhkan agen sosial yang berintegritas atau agen yang memiliki dasar pengetahuan yang kuat.

 

Beberapa sifat dasar manusia yang terbagi dalam berbagai aspect yang disampaikan oleh Prof.Tarpley membawa implikasi yang kuat pada profesi jurnalistik. Adapun peran dari pada perguruan tinggi adalah memberikan training yang tepat untuk menghasilkan jurnalis-jurnalis yang bertanggung jawab di masyarakat tanpa mengedepankan indoktrinasi tetapi melalui edukasi, persuasi, dan menghargai integritas dan dignity dari manusia tersebut.

 

Seminar dihadiri ratusan peserta terdiri dari mahasiswa dan praktisi media. Seminar akan diadakan juga untuk publik, yang berlangsung di Hotel Aryaduta (22/1). (dian)

 

UPH Media Relations