NEWS & PUBLICATION

Media Baru Bisa Menjadi Sebuah Ancaman

07/12/2011 Uncategorized

Media Baru Bisa Menjadi Sebuah Ancaman

Ketika ia meninjau media baru dari sudut pandang Komunikasi Poilitik dan Kebebasan Pers, Tjipta mengatakan bahwa media baru dapat menjebak publik dan menciptakan kekacauan.

Prof. Dr. Drs. Tjipta Lesmana, M.A., M.A.R.S. meninjau media baru dari sudut pandang Komunikasi Poilitik dan Kebebasan Pers.
   

Media baru bisa menjadi sebuah ancaman. Inilah yang Prof. Dr. Drs. Tjipta Lesmana, M.A., M.A.R.S. katakana di seminar publik pada hari Selasa, 6 Desember, 2011 di UPH Graduate Campus. Ketika ia meninjau media baru dari sudut pandang Komunikasi Poilitik dan Kebebasan Pers, Tjipta mengatakan bahwa media baru dapat menjebak publik dan menyebabkan kekacauan.

Ini bisa terjadi apabila tak ada peraturan yang mengatur pengguna media baru. Di negate yang demokratis, di mana kebebasan berpendapat dijunjung, media baru dapat menjadi alat yang kuat untuk setiap orang menyeruakan pendapatnya. Media baru dapat mengumpulkan banyak fakta dan informasi tanpa disaring terlebih dahulu. Bahayanya, semua dapat melihat dan membacanya, baik itu berita akurat maupun berita yang palsu.

Sementara berita yang akurat dapat menginformasikan orang-orang, berita palsu dapat menyesatkan dan memprovokasi orang-orang. Hal ini akhirnya akan menyebabkan kekacauan. Karena itu, satu pertanyaan penting yang masih belum memiliki jawabannya, apakah standar etika media baru diperlukan?

Dr. Irwansyah, MA menambahkan bahwa media baru telah mengubah bagaimana orang berinteraksi satu sama lain. Hal ini juga mengubah konsep kebebasan. Tidak ada lagi penghubung maupun pemberi keterangan. Mereka semua hanya disebut sebagai peserta. Semua bisa turut serta dalam media baru, terutama media sosial.

Diskusi ini membuat orang menjadi berpikir bagaimana media baru bisa berkontribusi ke masyarakat. Seminar ini merupakan bagian dari open house dan rangkaian seminar publik UPH Graduate Campus. Dalam enam jam, diadakan tiga seminar yang menampilkan pakar-pakar dari komunikasi, teknik sipil, dan manajemen.

Selain Tjipta dan Irwansyah, pembicara yang hadir adalah Ir. Sulistijo Sidarto Mulyo, MT dan Prof. Dr. Manlian Ronald A. Simanjuntak, ST, MT dari Program Teknik Sipil yang mendiskusikan tentang kejatuhan Jembatan Kutai Kertanegara sebagai hasil dari kegagalan Manajemen Konstruksi, dan juga Prof. Roy Sembel, Ph.D., Djauhari Oratmangun, dan Juanna Judith H., SE., MA., Ph.D. dari Program Manajemen.

 (dee)

UPH Media Relations

   
Seminar “Pentingnya Pengaturan dan Standar di Konstruksi dan Lingkungan dalam Mengantisipasi Kegagalan Proyek” oleh Ir. Sulistijo Sidarto Mulyo, MT dan “Pentingnya Manajemen Konstruksi dalam Mengantisipasi Resiko Kegagalan Konstruksi” oleh Prof. Dr. Manlian Ronald A. Simanjuntak, ST, MT. Seminar “Menaiki Gelombang Krisis Global 2011-2012” oleh Prof. Roy Sembel, Ph.D. dengan moderator Juanna Judith H., SE., MA., Ph.D.