NEWS & PUBLICATION

Pentingnya Riset untuk Meningkatkan Daya Saing Bangsa

10/02/2012 Uncategorized

Pentingnya Riset untuk Meningkatkan Daya Saing Bangsa

?Apalah artinya kita punya sumber daya alam kalau ipteknya lemah,? begitu ungkapan Menteri Riset dan Teknologi RI Prof. Dr. Ir. H. Gusti Muhammad Hatta, M.S. di Konferensi Nasional Ilmu Komunikasi Universitas Pelita Harapan (UPH) pada tanggal 9 Februari 2

   
Menteri Riset dan Teknologi RI Prof. Dr. Ir. H. Gusti Muhammad Hatta, M.S. (ki-ka) Dekan FTI, Herman Kanalebe Ph.D., Dekan FISIP, Prof. Aleksius Jemadu,  Direktur FTI, Ir.Melanie Cornelia, MT., Rektor UPH, Dr.(Hon) Jonathan L.Parapak, M.Eng.Sc., Mochtar Riady, Menristek, Prof. Dr. Ir. H. Gusti Muhammad Hatta, M.S. , Staf Ahli Menristek, Direktur LPPM UPH, Prof. Harianto Hardjasaputra, dan Presiden MRIN, George Mathew.

?Apalah artinya kita punya sumber daya alam kalau ipteknya lemah,? begitu ungkapan Menteri Riset dan Teknologi RI Prof. Dr. Ir. H. Gusti Muhammad Hatta, M.S. di Konferensi Nasional Ilmu Komunikasi Universitas Pelita Harapan (UPH) pada tanggal 9 Februari 2012. Menurutnya, dengan mengembangkan riset dan inovasi, masyarakat dapat meningkatkan nilai jual suatu barang yang nantinya juga akan meningkatkan pendapatan industri.

 

Ia juga mengatakan daya saing Indonesia sudah meningkat sejak beberapa tahun terakhir menjadi peringkat 44 (sebelumnya peringkat 54) dari 142 negara. Untuk masalah inovasi, Indonesia menduduki peringkat 36. ?Namun sayangnya, kesiapan teknologi ada di peringkat 94,? tambahnya.

 

Dalam paparannya, ia menjelaskan IPTEK dipandang sebagai basis elemen utama kemanusiaan maupun elemen kebudayaan masyarakat. ?IPTEK harus kita majukan dan lewat IPTEK kita lakukan inovasi. Inovasi dilakukan supaya dapat membantu masyarakat dan industri,? jelasnya.

 

Dalam Strategi MP3EI (Strategi Percepatan Pengembangan Ekonomi), Kemenristek berperan untuk meningkatkan SDM dan IPTEK. Untuk itu Indonesia dibagi-bagi menjadi beberapa klaster pengembangan inovasi. Koridor Jawa misalnya, akan dijadikan pendorong industri dan jasa nasional. Koridor Kalimantan, lain lagi, akan dikembangkan sebagai pusat produksi dan pengolahan hasil tambang dan lumbung energi nasional.

 

Menristek juga mendukung hasil riset dan inovasi anak bangsa. ?Yang sudah menjadi prototip akan saya list. Jika sudah siap, akan saya undang businessman,? janjinya.

 

Rektor UPH Jonathan L. Parapak mendukung sepenuhnya agar bangsa Indonesia lebih giat lagi melakukan riset dan inovasi. ?Kita cenderung mengagung-agungkan teori Barat, tetapi kita melupakan bahwa sesungguhnya Indonesia memiliki kesempatan untuk mengembangkan komunikasi yang sangat penting. Jika kita baca teori-teori Barat, tidak ada yang ada hubungannya dengan nilai-nilai agama dan etika. Karena itulah kita sebagai anak bangsa, wajib hukumnya untuk mengembangkan pola komunikasi yang berdasar nilai agama dan nilai luhur Pancasila,? ungkap Rektor UPH. (dee)

UPH Media Relations