Baru-baru ini, UPH turut berpartisipasi dalam kompetisi moot court International Humanitarian Law (IHL), dari tanggal 8-11 November 2013, yang diadakan oleh International Committee of the Red Cross (ICRC) dan Indonesian Society of International Law (ISIL)
Tim moot court UPH di kompetisi moot court International Humanitarian Law
|
Baru-baru ini, UPH turut berpartisipasi dalam kompetisi moot court International Humanitarian Law (IHL), dari tanggal 8-11 November 2013, yang diadakan oleh International Committee of the Red Cross (ICRC) dan Indonesian Society of International Law (ISIL). Sebanyak 16 universitas dari berbagai daerah Indonesia ? dari Bandung (Universitas Padjadjaran, Universitas Katolik Parahyangan) sampai Makassar (Universitas Hasanuddin) ? mengirimkan tim perwakilan mereka yang beranggotakan 3 orang ke kompetisi ini.
Tahun ini, tim UPH terdiri dari tiga mahasiswa semester pertama dari Fakultas Hukum, mereka adalah Erick Derian, Nadya Mulya dan Sekar Djolanda. Dengan pelatih Jamie Williams, tim ini sukses keluar sebagai juara kedua dan juga dengan dua hadiah penghargaan yaitu Best Written Memorial dan 2nd Best Oralist yang diraih oleh Nadya Mulya.
Penghargaan tersebut tidak dapat diraih tanpa hasil kerja keras dan komitmen dari para anggota tim. Selama dua bulan, mereka meneliti secara mendalam ? dari tahap penulisan memorial sampai simulasi pembelaan sebagai persiapan untuk babak lisan ? kasus kriminal di dalam konflik persenjataan yang diajukan oleh International Criminal Court. Namun demikian, prestasi ini pada akhirnya adalah hanya karena rahmat Tuhan. Karena, meski suasana persaingan semakin ketat di moot IHL tahun ini, UPH sekali lagi berhasil menorehkan namanya sebagai peserta yang layak diperhitungkan di ajang kompetisi moot court.
Berikut adalah testimoni dari para anggota tim:
|
 |
Erick Derian (Fakultas Hukum, 2013)
Sejujurnya, saya awalnya ragu untuk mendaftar ke Fakultas Hukum karena ini bukan pilihan pertama untuk jurusan kuliah saya. Namun, melalui kompetisi ini saya menyadari bahwa sebenarnya saya sangat menyukainya. Pemahaman saya mengenai hukum internasional menjadi luas dengan adanya kompetisi moot. Seiring dengan setiap argumen yang saya kemukakan di kompetisi ini, pengetahuan dan kepercayaan diri saya semakin bertambah. Pada akhirnya, kompetisi ini menjadi pengalaman yang menyenangkan dan saya sangat bersyukur dengan keputusan saya untuk bergabung. I had nothing to lose, tapi saya justru mendapatkan banyak hal baru.
|
|
 |
Nadya Mulya (Fakultas Hukum, 2013)
Sebagai mahasiswa baru, saya memutuskan untuk turut bergabung di kompetisi ini dengan harapan dapat mendapatkan pengalaman baru serta pengetahuan di bidang hukum yang tidak diberikan di dalam kelas. Namun, saya merasa saya mendapatkan lebih dari kedua hal tersebut. Mengikuti kompetisi moot IHL tidak hanya mengajarkan kami inti dari hukum ataupun kemampuan pembelaan dan manajemen waktu tetapi juga nilai-nilai dari komitmen serta kerja keras. Dua bulan terakhir ini sungguh menguji kemampuan kami, tetapi setelah mengetahui hasil kerja keras kami terbayarkan, semua kesulitan tersebut menjadi berarti. Rasa terima kasih juga ingin kami sampaikan pada pelatih dan kakak kelas yang telah memberikan banyak bantuan dan dukungan untuk kami.
|
|
 |
Sekar Djolanda (Fakultas Hukum, 2013)
Saya sangat bersyukur bisa menjadi bagian dari tim IHL tahun ini. Prestasi ini adalah karena rahmat dari Tuhan dan juga kerja keras yang dikerahkan dari setiap anggota. Sebagai mahasiswa yang baru memasuki perkuliahan ? dan belum memiliki pengalaman cukup ? tidak dapat dipungkiri bahwa bagi saya kompetisi ini cukup sulit. Kami harus baca banyak buku dan jurnal, namun pada akhirnya kami mendapatkan kemampuan yang tidak dapat dipelajari di kelas. Terima kasih untuk pelatih kami, Jamie Williams, kakak kelas kami, Jevon, Roselyn, Jonathan dan staff perpustakaan Johannes Oentoro UPH dan juga ILMCC yang telah memberikan kami kesempatan untuk bertanding dalam ajang kompetisi IHL.
|
|
UPH Media Relations
|