10/03/2015 Uncategorized
Universitas Pelita Harapan (UPH) termasuk pendatang baru di dunia basket Indonesia, lebih khusus dalam lingkup universitas. Tapi hal tersebut tidak menghalangi mereka untuk bangkit
Universitas Pelita Harapan (UPH) termasuk pendatang baru di dunia basket Indonesia, lebih khusus dalam lingkup universitas. Tapi hal tersebut tidak menghalangi mereka untuk bangkit. Pada tahun 2004, tim basket UPH memiliki visi, pelatihan, dan kemampuan yang kurang memadai. Hal itu berubah ketika seorang pelatih Amerika yang memiliki visi yang jelas, membawa tim ini menjadi empat tim teratas yang diperhitungkan. Sejak tahun 2005, tim basket UPH ?Eagles? telah memenangkan 10 Kejuaraan Nasional dan selalu masuk dalam babak semifinal dan masuk ke babak final dalam kurun waktu 9 tahun terakhir.
UPH merupakan universitas swasta dengan nilai Kristiani yang kuat serta menjunjung tinggi aspek akademis. Departement olahraga dapat meluluskan 98% atlit pelajar, yang memiliki nilai-nilai Kristiani dan hal ini menjadi kesaksian bagi universitas lainnya di Indonesia serta mengubah pandangan mengenai atlet pelajar (student athlete). Ini hanyalah karena pekerjaan Tuhan. Jadi, semua pencapaian tersebut dimulai melalui anugerah-Nya dan diakhiri pula oleh berkat-Nya.
Perjalanan menuju Kejuaraan 2015 ini merupakan bagian dari perjalanan besar yang dilalui. Tim basket pria UPH ?Eagles? gagal dalam pertandingan semi final di tahun 2014 dan kembali pulih pada babak tambahan,memenangkan tempat ketiga di Kejuaraan Nasional. Kegagalan ini juga mengakibatkan banyak kerugian termasuk kehilangan dua pemain Surabaya dan Los Angeles. Hal ini berujung pada perekrutan pemain baru. Tetapi tim basket UPH telah kehilangan beberapa pemain unggulan yang diharapkan dapat menjadi pemenang kejuaraan nasional. Perubahan harus diperkenalkan dimana sistem pertahanan dari formasi triangle menjadi 4-out. UPH pun harus beradaptasi dengan cepat. Kejuaraan 2015 memiliki kemungkinan untuk menang 90% tapi UPH akhirnya dikalahkan oleh Universitas Perbanas pada pertandingan semi final. Kekalahan dan mendapat juara 3 di pertandingan Jakarta memberikan hasil yang cukup bagi UPH tapi tetap harus ada perubahan. Para pelatih pun harus lebih intens dalam mendorong para pemain muda dengan usaha ekstra, penyelesaian masalah dan kepercayaan yang lebih dalam sistem, pelatih, dan tim.
Turnamen Kejuaraan yang terdiri dari enam pertandingan dalam delapan hari berhasil mengalahkan tiga angka, favorit turnamen 73-68 pada Selasa dan 47-45 pada Minggu dalam Kejuaraan Nasional. Hal tersebut membuktikan bahwa persiapan yang matang merupakan salah satu kunci keberhasilan. Pada Minggu pagi, saya berbicara pada tim dan mengutip Mazmur 91: ?Engkau tak usah takut terhadap kedahsyatan malam, terhadap panah yang terbang di waktu siang,? (tim yang dikalahkan juga disebut ?panah?). Hal tersebut benar adanya namun tidak tanpa kesulitan dan masalah. Dalam pertahanan yang sulit, kami tertinggal 9 poin dengan sisa 4 menit permainan pada babak pertama. Pada saat yang sulit dan tanpa harapan tersebut, sesuatu terjadi. Saya selalu mengatakan bahwa Tuhan tidak mempermasalahkan siapa yang menang, Dia tidak ?bertaruh? untuk siapa yang menang dan yang kalah.
Dia tidak memihak pada siapapun. Dia memberi berkat umum kepada semua orang tanpa terkecuali. Namun bagi siapa yang mau mendengar dan percaya, Dia akan memberi kebijakan ketika kita bertanya. Pada 4 menit terakhir di babak pertama, sesuatu yang janggal terjadi. Hujan turun dan masuk sampai ke dalam lapangan sehingga permainan harus terhenti (Allah memberi hujan dan matahari untuk semua orang). Saat melihat ketidakpercayaan lawan kami, saya melihatnya sebagai anugerah dan mengembalikan tim ke lapangan dengan memberi mereka sesuatu yang baru (Para pelatih, kalian tahu apa yang ku maksud). Saya memutuskan untuk meletakkan pemain yang belum pernah bermain dalam kondisi poin seperti itu atau bahkan yang jarang bermain sehingga pemain terbaik diberi kesempatan untuk duduk sampai babak selesai. Dari waktu tersebut, kami berhasil dengan poin 9-0 untuk menyelesaikan babak pertama dan memimpin di 20 detik pertama pada babak kedua. Sisanya adalah sejarah dimana kami mengalahkan tim favorit turnamen sehingga kami meraih Juara Nasional untuk kedua kalinya dalam lima tahun. Hidup sungguhlah menarik; titik balik dari pendapat saya bukanlah hujan yang menghentikan permainan melainkan anugerah yang memungkinkan kami untuk memulai semuanya karena hujan tersebut. ?Kehidupan adalah melihat dengan pandangan yang jelas dab telinga yang mendengar suara Tuhan. Anugerah Allah diberikan untuk semua orang yang memiliki mata untuK melihat, telinga untuk mendengar, dan mengucap syukur di tengah kekelaman.? Itulah cerita Kejuaraan Nasional yang telah memulai perjalanan yang akan diulangi di tahun 2016, hujan atau tanpa hujan. (oleh Stephen L. Metcalfe, Pelatih Tim Basket UPH ?Eagles?)
|