NEWS & PUBLICATION

Magister Pendidikan UPH Mengadakan Seminar ?Educational Leadership in Indonesia?

27/05/2015 Uncategorized

Magister Pendidikan UPH Mengadakan Seminar ?Educational Leadership in Indonesia?

“Leadership is the ability to guide others without force into a direction or decision that leaves them still feeling empowered and accomplished.” ? Lisa Cash Hanson, CEO, Snuggwugg.

(ki-ka) Connie Rasilim, Bethany Schutingga, Gunawaty Tjioe dan Niko Sudibjo

 

“Leadership is the ability to guide others without force into a direction or decision that leaves them still feeling empowered and accomplished.”Lisa Cash Hanson, CEO, Snuggwugg. Pernyataan di atas adalah salah satu definisi terbaik dari kata leadership menurut dunia. Sebagai institusi Kristen yang konsisten dengan pendidikan yang berpusatkan Kristus, Universitas Pelita Harapan (UPH) melihat leadership dari sudut pandang yang sedikit berbeda namun perbedaan tersebut sangat signifikan. Hal ini dikupas dalam acara Seminar ?Educational Leadership in Indonesia? yang diadakan Magister Pendidikan UPH pada 23 Mei 2015 di MYC Multipurpose Room UPH. Seminar ini menghadirkan para pakar pendidikan UPH diantaranya Connie Rasilim, S.S., B.Ed, M.Pd., Wakil Rektor bidang Akademik, Bethany Schutingga Ph.D., Penasehat Akademik Senior dan Gunawaty Tjioe Ph.D., Dekan Fakultas Ilmu Pendidikan, sebagai moderator seminar ini hadir Dr. Niko Sudibjo, S.Psi., MA., Ketua Program Magister Pendidikan UPH.

 

Sekaligus membuka acara seminar, Connie Rasilim tampil sebagai pembicara pertama membagikan pengalamannya selama melayani di UPH, secara khusus pada saat mencari dosen atau guru untuk mengajar di UPH atau sekolah-sekolah di bawah naungan Yayasan Pelita Harapan. Ia membagikan bagaimana sangat sulit mencari pengajar yang memiliki skill dan knowledge yang baik tetapi juga yang benar-benar percaya Kristus dan telah lahir baru. Untuk menjawab hal ini maka UPH membuka program baru yaitu Teachers College pada tahun 2006. Ia juga menambahkan bahwa dalam menunjukkan identitas UPH dibutuhkan Clarity, yaitu kejelasan tentang identitas apa yang dipegang, Intentionality, intensitas atau kegigihan dalam menyampaikan identitas tersebut dan sekelompok orang yang memiliki visi dan misi yang sama dan mau terus menerus menyampaikan clarity dan intentionality itu.

 

Peserta Seminar Educational Leadership

 

Pembicara selanjutnya dalam seminar ini, Bethany Schutingga membagikan bahwa leadership adalah ?gift? atau karunia yang diberikan Tuhan sehingga sebenarnya hanya dapat digunakan untuk melakukan kehendak-Nya saja. ?Sangat penting untuk melihat leadership menggunakan kacamata Tuhan? ungkap Bethany. Sementara Gunawaty Tjioe menegaskan bahwa leadership itu juga harus dipersiapkan dan dilatih. Ia menambahkan bahwa ada 4C yang perlu diperhatikan seorang pemimpin, yaitu Calling, Competence, Character dan Courage. Namun ada 1C lagi yang harus ada menjadi pusat keempat C tersebut, yaitu Christ. “Kristus sebagai satu-satunya contoh pemimpin yang sempurna, maka ia harus menjadi pusat kepemimpinan Kristen.? Tegas Gunawaty.

 

Berkenaan dengan seminar, acara ini sekaligus menjadi acara peluncuran program baru dalam Magister Pendidikan UPH yaitu UPH Master of Education in Systemic Educational Leadership. Program ini dibuka atas dasar UPH melihat bahwa dibutuhkan pengajaran khusus dibidang pendidikan kepemimpinan, yang di dalamnya juga disertakan pendidikan theology dan biblical untuk melahirkan pemimpin-pemimpin di bidang pendidikan yang memiliki leadership, skill dan knowledge yang berkualitas, namun yang terutama adalah pemimpin yang mengikuti teladan Kristus. ?Oleh karena itu program ini dibuat untuk memperlengkapi para pemimpin yang telah terpanggil itu.? Tambah Gunawaty pada kesempatan wawancara tentang program ini.

 

Di Indonesia penerapan Educational Leadership memang sudah ada, contohnya seperti badan-badan yang memberikan pelatihan/pengajaran tentang leadership, namun institusi pendidikan yang memberikan pengajaran pendidikan kepemimpinan dari segi Kekristenan pertama kali adalah oleh UPH. Hal yang juga berbeda dan unik adalah program ini bekerja sama dengan Corban University yang juga telah terakreditasi oleh Northwest Accreditation Commission, sehingga lulusan program ini akan mendapatkan dua gelar yaitu M.Pd., dari UPH dan M.Ed., dari Corban University.

 

Untuk mengikuti program ini, syarat yang dibutuhkan adalah ijazah S-1 dari jurusan apapun, telah terlibat mengajar setidaknya tiga tahun, dan syarat yang terpenting adalah telah lahir baru dan menerima Yesus sebagai juruselamat pribadi. Kurikulum dalam program ini sama dengan program Magister Pendidikan UPH lainnya, namun ditambahkan pelajaran tentang biblical dan theological Knowledge. Bahasa pengantar adalah Bahasa Indonesia, namun textbooks lebih banyak menggunakan buku Bahasa Inggris.

 

Sekitar 100 orang hadir dalam acara ini, terdiri dari dosen dari beberapa universitas seperti UPH, Universitas Kristen Indonesia (UKI), Calvin College, dan guru-guru dari Sekolah Dasar dan Menengah seperti SLH, SPH, SDH dan Stella Maris. Seminar dan Educational Leadership ini mendapatkan respon yang sangat baik dari peserta, dimana banyak dari peserta yang mengajukan pertanyaan dan mengatakan bahwa sudah banyak guru dari sekolah mereka yang sangat tertarik dengan program ini.(fc)

 

UPH Media Relations