NEWS & PUBLICATION

?Action! 6? Mempersiapkan Mahasiswa UPH Memasuki AFTA 2015

28/10/2015 Uncategorized

?Action! 6? Mempersiapkan Mahasiswa UPH Memasuki AFTA 2015

Pada Desember 2015, Indonesia akan memasuki AFTA 2015 yang menjadikan seluruh negara ASEAN terintegrasi dan memberi kesempatan bagi Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) dapat bekerja di seluruh negara ASEAN tanpa menggunakan visa

 
(Ki-Ka) Tiga Pembicara Seminar ‘Action! 6’, Evy Steelyana, Pandu Dewa Sinu, Julian Tanoto, dan Moderator, Hana Wijaya
 
 

Pada Desember 2015, Indonesia akan memasuki AFTA 2015 yang menjadikan seluruh negara ASEAN terintegrasi dan memberi kesempatan bagi Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) dapat bekerja di seluruh negara ASEAN tanpa menggunakan visa. Hal ini dapat menjadi peluang sekaligus tantangan besar bagi Indonesia, secara khusus bagi mahasiswa yang nantinya akan berhadapan dengan dunia kerja. Berangkat dari hal ini, Jurusan Akuntansi UPH di bawah naungan Business School, bekerjasama dengan Association of Chatered Certified Accountants (ACCA) untuk membekali mahasiswa Business School UPH, khususnya mahasiswa Akuntansi UPH dengan sertifikat akuntan profesional ketika lulus.

 

Himpunan Mahasiswa Jurusan Akuntansi (HMJA) UPH melihat kebutuhan bahwa mahasiswa Akuntansi perlu mengetahui perkembangan ekonomi saat ini, dan apa saja yang perlu dipersiapkan dalam menghadapi AFTA 2015. Oleh karena itu, melalui rangkaian acara ?Action! 6?, acara tahunan terbesar Jurusan Akuntansi UPH, HMJA mengadakan seminar dengan tema ?Meeting With Evergrowing Standard? pada tanggal 27 Oktober 2015 di gedung D 501 UPH.

 

Seminar dibuka dengan kata sambutan oleh Wakil Ketua Jurusan Akuntansi UPH, Melinda Haryanto, S.E., M.M., A.K., CA., yang menyampaikan apresiasi kepada panitia ?Action! 6? yang telah mempersiapkan acara meski dalam kesibukan perkuliahan. Ia juga mengingatkan mahasiswa agar lebih mempersiapkan diri untuk memasuki dunia kerja. Selanjutnya, Jason Gouwandi, ketua ?Action! 6?, menjelaskan bahwa tujuan seminar ini adalah untuk membentuk mindset generasi muda untuk terus meningkatkan potensi agar siap menghadapi dunia global, dan memenuhi standar serta ekspektasi masyarakat yang terus meningkat. Seminar ini menghadirkan tiga pembicara yakni Evi Steelyana W, S.E., A.K., M.M., Head of Learning ACCA, Pandu Dewa Sunu, MHRM., Head of Recruitment Ernst and Young, dan Julian Tanoto, S.E., owner of local brand Cloth Inc.

 

Evy Steelyana, Head of Learning ACCA saat memberikan pemaparan

Evi Steelyana memaparkan bahwa perkembangan ekonomi global yang menjadikan seluruh negara ASEAN terintegrasi, menjadikan masyarakat Indonesia berlomba untuk memanfaatkan kesempatan yang ada. Indonesia sebagai negara yang memiliki populasi terbanyak diantara negara ASEAN lainnya, seharusnya memiliki kesempatan lebih besar. Dengan pertumbuhan populasi sebesar 1,2% per tahun,  60% didominasi oleh generasi muda, yaitu usia produktif untuk menjalankan dunia bisnis maupun profesional. Hal ini menjadi kesempatan generasi muda untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi Indonesia.

 

Terkait dengan AFTA, ia menambahkan, pentingnya para lulusan yang akan terjun ke dunia profesional untuk memiliki sertifikasi sesuai bidang keahliannya. Misalnya sertifikasi akuntan berstandar Internasional. ?Mahasiswa tidak perlu lagi berkuliah di luar negeri untuk mendapat sertifikat akuntan berstandar Internasional karena sudah bisa mendapatkannya dengan mengikuti serangkaian pembelajaran dan tes di ACCA. Dengan kerjasama yang sudah terjalin antara UPH dengan ACCA akan memberi keuntungan kepada mahasiswa UPH, dimana mahasiswa sudah dapat mengambil test sejak semester ketiga dan ketika lulus akan mendapat sertifikat Diploma ACCA,? ungkap Evy. 

 

Sesi kedua disampaikan Pandu Dewa Sinu, Head of Recruitment Ernst & Young (EY),  memberikan pembekalan bagi mahasiswa Business School untuk siap menghadapi dunia kerja. Pandu menjelaskan mengenai pengelolaan ekspektasi sebelum dan sesudah bergabung dengan EY maupun perusahaan, beserta tips dan trik untuk pengembangan pribadi mahasiswa.

 

Menurut Pandu, ekspektasi EY kepada calon pelamar tidak hanya IPK semata, tetapi juga kemampuan komunikasi yang baik, aktif dalam kegiatan atau organisasi kemahasiswaan dan dapat melewati serangkaian tes. Baginya, aktif dalam kegiatan organisasi menjadi tanda bahwa mahasiswa dapat mengelola waktu dengan baik, dan menjadi sarana pengembangan pribadi.

 

Berikutnya tips yang diberikan oleh Pandu untuk siap mencari pekerjaan yang diimpikan adalah dengan menjalankan Personal Development Plan yang dilakukan melalui empat step dalam tahun pertama hingga tahun keempat di dunia perkuliahan. Pertama, membangun reputasi online, salah satunya dengan menjadi anggota Linkedin dan mengelolanya. LinkedIn menjadi situs online dengan orang-orang profesional terbanyak dari berbagai perusahaan besar, sehingga setiap mahasiswa mulai dapat mencari tahu perusahaan mana yang akan dituju nantinya semenjak tahun awal perkuliahan. Tahap kedua adalah membagun personal brand, yaitu menciptakan keunikan diri dan menjadi pembeda dengan orang lain. Tahap ketiga mempersiapkan CV yang efektif, dan terakhir adalah mempersiapkan diri untuk menghadapi wawancara pekerjaan.

 

Diakhir paparannya, Pandu menjelaskan bagaimana mengelola ekspektasi ketika seseorang telah bergabung di dalam EY. Salah satu caranya adalah dengan menunjukkan kinerja kerja yang terbaik untuk meningkatkan jenjang kariernya dalam EY.

 

Kisah sukses dari entrepreneur muda juga dibagikan melalui sharing Julian Tanoto, pemilik Local Brand Fashion Cloth Inc., yang dalam usia mudanya sudah sukses mengelola brand dan telah memiliki 11.000 pelanggan dan telah memiliki dua toko offline di tahun 2015. ?Untuk memulai sesuatu, tidak hanya strategi pemasaran 4P (Product, Price, Place, Prmotion) yang diperlukan, tapi bagi saya yang terpenting adalah 5P dan P yang kelima itu adalah Passion,? ungkap pengusaha muda yang mengawali karirnya di bidang bisnis online. Selain keinginan yang kuat, Julian juga menyatakan kualitas produk, inovasi dan pemilihan waktu yang tepat juga menjadi kunci sukses dalam mengelola usahanya. Tentunya Julian juga menerapkan berbagai strategi pemasaran sebagai pendukung usahanya seperti melakukan pemasaran secara digital dengan Blog, SEO, Online Ads, Social Media, dan pemasaran tradisional seperti Print ads, events, dan Sponsorship. Hingga akhirnya bisnis Cloth Inc yang dikelolanya sudah mulai diakui di dunia internasional saat ini, ditandai dengan keikutsertaannya dalam Fashion World Tokyo 2014, dan Australia Sourcing Fair 2014.

 

Seminar yang dihadiri oleh sekitar 300 mahasiswa Akuntasi dan Manajemen UPH ini, mendapatkan respon positif dari peserta, ditandai dengan partisipasi aktif dari peserta untuk mengajukan pertanyaan kepada masing-masing narasumber. (MT)

 
Foto Bersama Narasumber, Ketua, dan Panitia ‘Action! 6’

 

UPH Media Relations