Dr. Michelle Limenta, Dosen FH UPH Penerima Fulbright U.S. - ASEAN Scholarship yang Mewakili Indonesia.

Thrilled, excited, and very grateful,”

Begitulah ungkapan Dr. Michelle Engel Limenta, Dosen Fakultas Hukum Universitas Pelita Harapan (FH UPH) ketika menceritakan pengalamannya saat terpilih sebagai perwakilan Indonesia penerima Fulbright U.S. – ASEAN Scholarship di Georgetown University, Washington DC. Beasiswa bergengsi  tersebut merupakan sebuah kesempatan besar bagi staf profesional di sektor publik maupun swasta dan para dosen di kawasan Asia Tenggara termasuk Indonesia untuk melakukan riset selama 3-4 bulan di universitas atau pusat studi yang ada di Amerika Serikat. Selain itu, beasiswa ini juga bertujuan untuk mempererat kerja sama antara Amerika Serikat dan negara-negara anggota ASEAN.

Persaingan ketat dan penantian panjang dari masa pendaftaran, wawancara, hingga pengumuman penerimaan scholarship pun berbuah manis bagi Associate Professor UPH sekaligus Director of the UPH Center for International Trade and Investment.

“Paving the Way Toward the Inclusion of Trade and Sustainable Development Chapter in ASEAN’s Future Trade Agreements” merupakan judul riset Dr. Michelle yang berfokus pada perjanjian perdagangan di bawah payung ASEAN. Ini juga yang menjadi alasan Dr. Michelle untuk mengikuti Fulbright Scholarship, agar di masa depan tercipta perdagangan dan pembangunan yang pasti dan berkelanjutan di antara 10 negara ASEAN, khususnya bagi negara-negara ASEAN yang terbelakang dibidang ekonomi. Selain itu, manfaat lain yang beliau dapatkan dari beasiswa ini adalah tunjangan biaya hidup di Washington DC dan menjalin networking yang lebih luas bersama penerima beasiswa dari negara ASEAN lainnya.

Walaupun sempat mengalami kendala akibat border internasional yang ditutup dan lockdown saat pandemi COVID-19, Dr. Michelle yang mendaftar sejak Oktober 2021 tersebut akhirnya bisa melewati proses pengumpulan berkas pada Januari 2022. Beliau juga melakukan wawancara dengan 5 kandidat lainnya untuk memperebutkan Fulbright Scholarship sebelum akhirnya dinyatakan terpilih pada Juli 2022. Dosen FH UPH tersebut memberikan beberapa tips agar dapat menjalani proses seleksi dengan baik, yaitu harus menunjukkan kemampuan leadership, komunikatif, dan mengajukan topik penelitian yang relevan dengan kondisi dan kebutuhan saat ini. Ia pun menambahkan bahwa akan menjadi nilai tambah jika kandidat merupakan seseorang yang  berkontribusi dalam komunitas masyarakat melalui pelayanan bidang ilmunya.

Dalam seluruh perjalanan kariernya menjadi dosen hingga akhirnya berhasil mendapatkan beasiswa, Dr. Michelle merasakan bahwa UPH adalah keluarga yang selalu mendukungnya. Bukan tanpa alasan, dari rekan sesama Dosen hingga Dekan FH UPH turut menyemangatinya di saat proses penerimaan. Bahkan, para staf UPH pun ikut membantu Dr. Michelle dalam menyiapkan berkas yang harus dikirimkan ke pihak penyelenggara. “Saya sampai terharu, my family (UPH) is supporting  me,” imbuhnya.

Dr. Michelle yang kini tengah menjalani riset di Georgetown University, tetap berkomitmen untuk mengajar mahasiswa S1 dan S3 FH UPH secara online walaupun ada perbedaan zona waktu. “Saya berkomitmen untuk tetap mengajar mahasiswa saya,” tegasnya.

Beliau juga menyampaikan bahwa pembelajaran baru yang didapatkan lewat networking dan beasiswa ini akan dijadikan bekal dan diteruskan kepada mahasiswa UPH agar ke depannya mereka lebih paham mengenai hukum perdagangan internasional, khususnya yang terkait dengan perdagangan di ASEAN.

Lewat pengalamannya, Dr. Michelle kembali menegaskan bahwa bagi mahasiswa ataupun dosen yang ingin mendapatkan Fulbright Scholarship harus siap dengan leadership skill, resilient, dan memiliki mental yang tahan banting karena pendaftaran beasiswa tidak selalu berjalan mulus dalam sekali coba saja. “Kegagalan itu adalah kesempatan dan pengalaman untuk membangun karakter kita,” pesannya.