Fakultas Pariwisata UPH Bahas Peluang Bisnis Restoran Indonesia sebagai Upaya Diplomasi dan Pintu Gerbang Pariwisata di Swiss.

Fakultas Pariwisata (FPar) Universitas Pelita Harapan (UPH) bersama dengan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf), Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPD PKS), Gabungan Pengusaha Perkebunan Indonesia (GPPI), dan Adi Gastronom Indonesia (AGASI) mengadakan Ambassador Talk Show yang bertemakan ‘Restoran Indonesia di Swiss, Peluang dan Posisinya dalam Diplomasi dan Pariwisata’ pada 19 November 2021 lalu. Acara ini bertujuan untuk memperkenalkan dan mengetahui peran restoran Indonesia di Swiss, baik mengenai peluang dan posisinya dalam diplomasi dan pariwisata Indonesia, memberi gambaran bagaimana Duta Besar Indonesia melakukan gastronomi diplomasi, serta memahami tantangan yang dialami pemilik restoran Indonesia di Swiss. Menurut Ir. Rizky Handayani, selaku Deputi bidang produk wisata dan penyelenggara kegiatan Kemenparekraf, gastronomi menjadi salah satu potensi kuat untuk mengembangkan produk wisata Indonesia yang setiap tahunnya akan terus meningkat.

“Gastronomi benar-benar merupakan salah satu potensi utama yang bisa membuat dan mengembangkan produk-produk wisata Indonesia. Hal ini juga didukung oleh program nasional pemerintah ‘Indonesia Spice Up The World’ yang mengangkat kekayaan bumbu-bumbu Indonesia, produk olahan makanan, dan termasuk bagaimana mendorong banyaknya restoran Indonesia di negara lain untuk memperkenalkan kuliner Indonesia sehingga tercipta peluang bahwa Indonesia merupakan destinasi gastronomi,” ungkap Ir. Rizky.

Seiring dengan hal tersebut, Prof. Dr. Muliaman Darmansyah Hadad selaku Duta Besar Republik Indonesia (RI) untuk Swiss juga menjelaskan upaya Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Swiss dalam melakukan Gastronomi Diplomasi.

“Perjanjian perdagangan bebas antara Indonesia dengan Swiss juga membuka peluang bisnis yang besar, salah satunya membuka restoran Indonesia di Swiss. Selain itu, kedutaan juga terus mendukung pelaksanaan gastro diplomasi dengan cara melibatkan orang-orang Indonesia perantauan (Disapora) dan bekerja sama dengan para pelaku bisnis restoran di Swiss, melakukan capacity building dalam bentuk cooking class misalnya untuk menyediakan juru masak yang berkualitas, dan membuat strategi marketing dan branding,” papar Prof. Dr. Muliaman.

Lebih lanjut, ia menambahkan bahwa bisnis restoran Indonesia bisa membuka jalan terhadap hubungan antara Swiss dan Indonesia dalam konteks yang lebih luas, karena restoran tidak hanya berbicara mengenai rasa dan kuliner saja melainkan juga hospitality, edukasi, dan bisnis yang saling berkaitan dengan gastro diplomasi.

Hadir dalam acara tersebut, Mia Schreiber, sebagai pemilik Restoran Indonesia ‘Dapuramia’ di Swiss menambahkan, bahwa bisnis restoran di Swiss memang memiliki peluang yang sangat baik, namun terdapat juga tantangan tersendiri dalam melaksanakannya, seperti memikirkan cara yang kreatif, inovatif, dan efektif untuk memperkenalkan Indonesia melalui pelayanan, makanan yang disajikan, bahkan juga melalui konsep interior restoran sehingga para pelanggan dapat merasakan pengalaman yang dapat memberikan kesan baik untuk Indonesia.

Indonesia memiliki kekayaan kuliner yang tersebar dari Sabang sampai Merauke yang layak untuk diperkenalkan ke dunia internasional. Oleh sebab itu, peluang bagi Indonesia untuk membuka usaha restoran di luar negeri juga meningkat seiring dengan bertambahnya minat negara asing terhadap budaya kuliner Indonesia.

Fakultas Pariwisata UPH terus berusaha memperlengkapi mahasiswa dan lulusannya untuk turut andil dalam pengembangan sektor pariwisata Indonesia sampai ke tahap internasional melalui kurikulum yang holistis dan juga program-program yang inovatif. Bagi siswa/siswi kelas 12, kamu bisa mendaftarkan diri di Fakultas Pariwisata UPH untuk Tahun Akademik (TA) 2022/2023. Informasi lebih lanjut, dapat menghubungi Student Consultants di 0811-1709-901.