13/06/2025 Alumni
Lulusan yang berkualitas tentunya dibentuk melalui proses pendidikan yang menyeluruh, dukungan lingkungan akademik yang sehat, serta integrasi antara ilmu pengetahuan dan pembentukan karakter. Inilah yang tercermin dalam sosok-sosok lulusan Universitas Pelita Harapan (UPH) pada Wisuda Tahun Akademik 2024/2025. Dari jenjang sarjana hingga doktoral, para winisuda mencatatkan capaian luar biasa, bukan hanya dalam angka Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) yang tinggi, tetapi juga dalam kontribusi nyata melalui berbagai kegiatan pengembangan diri. Kombinasi prestasi akademik dan pembentukan karakter inilah yang menjadikan lulusan UPH siap bersaing di dunia profesional sekaligus berdampak bagi masyarakat.
UPH merancang sistem pendidikan holistik yang mempersiapkan mahasiswa menjadi pribadi utuh, tidak hanya unggul secara intelektual, tetapi juga dalam kepemimpinan, spiritualitas, dan kepedulian sosial. Kurikulum yang berlandaskan nilai-nilai Kristiani ini dijalankan secara kolaboratif, memungkinkan mahasiswa menemukan panggilan hidup sambil memberi kontribusi nyata bagi komunitas di sekitarnya.
Selain dukungan kurikulum, UPH juga mendorong mahasiswa untuk aktif mengembangkan diri melalui berbagai kegiatan, dengan pendampingan dosen yang berperan sebagai mentor, serta beragam program pengembangan diri seperti Student Engagement Program (SEP). Seluruh ekosistem ini menjadi fondasi kokoh dalam membentuk lulusan berkarakter yang relevan dengan kebutuhan dunia kerja masa kini.
Salah satu contoh nyata lulusan UPH yang berprestasi dan menunjukkan kualitas luar biasa melalui keterlibatan aktif di luar kelas adalah Josephus Regaldo Lake, Winisuda Fakultas Kedokteran (FK). Ia berhasil meraih poin tertinggi dalam Student Engagement Program (SEP), yaitu 10.000 poin, sekaligus memperoleh penghargaan sebagai Peraih Student Engagement Program (SEP) Point Tertinggi di UPH Kampus Lippo Village. Capaian ini bukan sekadar angka, melainkan mencerminkan semangat kontribusi, kepedulian, dan komitmennya dalam mengembangkan diri secara holistik selama menempuh studi di UPH.
Di tengah padatnya jadwal perkuliahan kedokteran, Josephus tetap aktif mengikuti berbagai kegiatan pengabdian masyarakat, menulis publikasi ilmiah, hingga mewakili UPH dalam kompetisi tingkat nasional.
“Saya percaya bahwa bertumbuh di luar kelas merupakan bagian penting dari proses pendidikan. Keterlibatan dalam kegiatan seperti pengabdian masyarakat, organisasi mahasiswa, dan kompetisi ilmiah memberikan ruang untuk melatih kepemimpinan, kerja tim, dan empati — hal-hal yang tak selalu bisa diperoleh di ruang kuliah. Pendidikan yang utuh bukan hanya mengasah intelektualitas, tetapi juga membentuk karakter dan kemampuan sosial yang dibutuhkan di dunia nyata,” jelas Josephus.
Salah satu momen paling membanggakan baginya adalah ketika berhasil meraih juara dua dalam kompetisi di Universitas Gadjah Mada bersama Asian Medical Students’ Association (AMSA). Baginya, aktivitas di luar kelas bukan sekadar sarana menambah poin, melainkan kesempatan berharga untuk memperluas jaringan, mengasah kepemimpinan, dan bertumbuh secara menyeluruh.
Selain Josephus, Heru Fajar Setiawan Haloho, wisudawan Program Sarjana Pendidikan Jarak Jauh (PJJ) Ilmu Komunikasi, yang meraih Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) tertinggi jenjang sarjana sebesar 3,96, juga merasakan kualitas pendidikan unggul di UPH.
Dalam perjalanannya, ia belajar bahwa konsistensi dan pengelolaan waktu yang baik adalah kunci keberhasilan studi. Heru sengaja menghindari pola belajar sistem kebut semalam dan menggantinya dengan time framing yang teratur. Lebih dari itu, ia menekankan pentingnya kerendahan hati serta membangun lingkungan yang saling mendukung.
“Pendidikan di UPH mengajarkan saya untuk tidak hanya fokus pada nilai, tapi juga membentuk diri menjadi pribadi yang rendah hati dan mampu menciptakan lingkungan yang positif,” ujarnya.
Kini, Heru tengah mempersiapkan langkah awal karier di bidang digital marketing dan public relations, sekaligus menargetkan studi lanjutan dengan beasiswa sebagai tujuan jangka panjang.
Semangat belajar yang terus tumbuh juga tampak pada Brain Harlan, lulusan terbaik jenjang S2 Program Studi Magister Informatika dengan IPK sempurna 4.00. Setelah menyelesaikan studi sarjananya di UPH, Brain kembali untuk memperdalam pemahaman di bidang Artificial Intelligence (AI). Ia mengapresiasi fleksibilitas sistem pembelajaran di program Pascasarjana UPH yang memungkinkan mahasiswa menyesuaikan ritme belajar dengan dinamika kehidupan profesional.
“Saya merasa didukung sepenuhnya oleh para dosen yang tidak hanya mengajar, tetapi juga terbuka untuk diskusi dan memberikan bimbingan secara personal. Selain itu, saya memperoleh akses pada ilmu yang mutakhir dan aplikatif, khususnya dalam bidang deep learning, yang sangat relevan dengan kebutuhan industri saat ini,” jelas Brain.
Selain Brain, semangat menggali ilmu secara mendalam dan membangun ketekunan intelektual juga ditunjukkan oleh M. Kholid Artha, peraih IPK tertinggi jenjang S3 Program Studi Doktor Hukum dengan nilai 3,95. Berbeda dengan jenjang sebelumnya, menurut Kholid studi doktoral merupakan ruang untuk membentuk cara berpikir yang sistematis, mendalam, dan berkelanjutan. Ia menjelaskan bahwa tantangan terbesar bukan hanya terletak pada penyusunan disertasi, melainkan bagaimana membangun kedewasaan berpikir dan ketekunan sepanjang proses yang panjang tersebut.
“Studi doktoral di UPH bukan sekadar menulis disertasi, melainkan juga proses pematangan karakter. Perjalanan di jenjang ini menuntut mahasiswa untuk berpikir secara sistematis dan mendalam, sekaligus mengembangkan ketekunan dan kedewasaan dalam menghadapi berbagai tantangan akademik. Saya sangat bersyukur mendapatkan dukungan dari para dosen dan komunitas akademik UPH yang sangat membantu dalam menjaga semangat serta arah penelitian, terutama ketika prosesnya terasa berat dan melelahkan,” ujarnya.
Seluruh kisah para lulusan ini merefleksikan keberhasilan UPH dalam merancang ekosistem pendidikan yang tidak hanya berfokus pada pencapaian akademik, tetapi juga pada pembentukan karakter dan pengembangan profesionalisme. Melalui kurikulum yang dirancang sesuai kebutuhan zaman dan kontekstual, metode pengajaran yang adaptif, serta dukungan dari komunitas akademik yang erat, UPH menciptakan ruang bagi mahasiswa untuk bertumbuh secara utuh. Setiap individu didorong untuk mengenali potensi diri, melampaui batas, dan membangun kompetensi yang relevan bagi masa depan.
Inilah wujud komitmen UPH dalam melahirkan generasi pemimpin masa depan yang takut akan Tuhan, unggul, dan siap membawa dampak positif bagi masyarakat.