16/10/2025 Education
Di tengah transformasi besar dunia pendidikan, ketika teknologi, AI, dan STEM menjadi sorotan utama, muncul satu pertanyaan penting: bagaimana memastikan kemajuan ini tetap berpihak pada manusia? Pertanyaan itu pula yang menjadi kompas bagi Dr. Stephanie Riady, B.A., M.Ed., Direktur Eksekutif Pelita Harapan Group (PHG) sekaligus Presiden Universitas Pelita Harapan (UPH). Baginya, pendidikan bukan sekadar sarana transfer ilmu, tetapi panggilan untuk membentuk karakter, menumbuhkan empati, dan membuka kesempatan bagi semua orang untuk bertumbuh.
“Pendidikan adalah bidang yang sangat mulia. Di sinilah kita diberi kesempatan untuk membentuk bukan saja kemampuan berpikir akademik, tetapi juga sudut pandang, nilai, dan tujuan hidup seseorang,” ujar Dr. Stephanie dalam tayangan podcast ‘Naratama’ bertajuk “Stephanie Riady, Kenapa Dunia Bergerak ke STEM Tapi Kita Masih Belum? Apa Itu STEM?” di kanal YouTube Kompas.com.
Mewarisi Nilai, Meneruskan Misi
Kecintaan Dr. Stephanie terhadap dunia pendidikan berakar dari nilai yang diwariskan keluarganya—bahwa pendidikan adalah jalan terbaik untuk memperbaiki kehidupan dan memberi kembali kepada masyarakat.
“Kakek saya (Dr. Mochtar Riady) dari Kota Batu, Malang, sejak muda bisa menempuh pendidikan sampai ke luar negeri, dan itu mengubah hidupnya. Karena itu, pendidikan menjadi cara keluarga kami untuk give back, dan melalui pendidikan, kami selalu berupaya membantu anak-anak muda mencapai potensi maksimal mereka,” ungkapnya.
Perjalanan pendidikannya hingga jenjang doktoral (S3) memperkuat keyakinannya bahwa pendidikan yang berkualitas harus dapat diakses siapa pun, bukan hanya mereka yang mampu. Ia menyadari, bahwa pendidikan memberikan pengetahuan, wawasan, dan koneksi yang membuka banyak kesempatan. Dari keyakinan inilah lahir berbagai inisiatif nyata di UPH—mulai dari membuka jalur pendidikan gratis, mengembangkan fakultas baru berbasis kebutuhan masa depan, hingga membangun sistem pembelajaran yang adaptif dan berakar pada nilai kemanusiaan.
Membuka Jalan bagi Generasi Muda
Komitmen untuk memperluas akses pendidikan diwujudkan melalui berbagai program di bawah naungan UPH. Salah satunya melalui Faculty of Nursing (Fakultas Keperawatan)—yang bukan hanya mencetak tenaga kesehatan unggul, tetapi juga memberi kesempatan bagi anak-anak muda dari seluruh Indonesia, termasuk wilayah 3T, untuk menempuh pendidikan di sektor kesehatan.
Melalui kemitraan dengan berbagai institusi kesehatan di dalam dan luar negeri—mulai dari Belanda, Amerika Serikat, hingga Singapura—UPH mampu memberikan pendidikan gratis lengkap dengan tempat tinggal dan kebutuhan hidup bagi lebih dari 800 calon perawat setiap tahun, sekaligus menjamin peluang kerja setelah lulus.
Program serupa juga dijalankan melalui Teachers College (TC) atau Fakultas Ilmu Pendidikan (FIP) UPH yang menyiapkan calon guru unggul untuk mengajar hingga pelosok negeri.
Menurut Dr. Stephanie, pendidikan guru adalah kunci dari kemajuan bangsa, terutama dalam menghadapi tantangan STEM (Science, Technology, Engineering, and Mathematics).
“Guru di sekolah dasar seringkali dituntut untuk mengajar banyak hal mulai dari bahasa, sains, sampai olahraga. Karena itu, penting bagi kami untuk turut membekali mereka agar dapat mengajarkan STEM dengan cara yang sederhana, murah, dan menyenangkan,” jelasnya.
Menjawab Zaman lewat Inovasi: Fakultas Artificial Intelligence
Tidak berhenti di bidang kesehatan dan pendidikan, UPH juga bergerak cepat merespons perubahan zaman.
Bahkan, ketika dunia masih bergulat dengan pandemi COVID-19, PHG telah menyiapkan langkah visioner: pendirian Fakultas Artificial Intelligence (FAI)—menjadikan UPH salah satu universitas pertama di Indonesia yang menyediakan pendidikan khusus di bidang AI. Langkah ini menjadi bukti nyata komitmen UPH untuk mempersiapkan generasi muda menghadapi era digital dan teknologi.
“Kami punya moto ‘We do not tolerate AI illiteracy’. Semua orang harus memahami AI, bukan hanya mereka yang belajar teknologi, tetapi juga di bidang hukum, kesehatan, hingga jurnalisme,” tegas Dr. Stephanie.
Melalui kolaborasi dengan Zhejiang University, China, UPH terus memperluas pengembangan di bidang AI dan membuka peluang karier baru bagi lulusannya. Namun, Dr. Stephanie juga mengingatkan pentingnya keseimbangan antara penggunaan teknologi dan proses berpikir manusia.
“AI memang membantu, tapi jangan sampai membuat anak-anak kehilangan kemampuan berpikir kritis. Proses membaca, menulis, dan menganalisis itu penting untuk melatih otak mereka agar tetap tajam,” ujarnya.
Mewujudkan Pendidikan yang Inklusif
Salah satu nilai utama yang dipegang PHG adalah inklusivitas—bahwa setiap anak, tanpa terkecuali, berhak atas kesempatan belajar. Dari sisi sosial ekonomi, PHG memastikan pendidikan dapat diakses siapa pun, termasuk mereka yang tidak mampu. Program beasiswa dan kemitraan dengan berbagai perusahaan memungkinkan anak-anak muda melanjutkan pendidikan tanpa biaya. Skema ini tidak hanya ada di Fakultas Keperawatan, tetapi juga di Teachers College, FAI, dan program lainnya di UPH.
Dari sisi intelektual, Dr. Stephanie menekankan pentingnya membuka ruang bagi anak-anak dengan kebutuhan khusus untuk belajar bersama di sekolah mainstream.
“Riset menunjukkan bahwa ketika anak-anak berkebutuhan khusus belajar di sekolah mainstream, mereka berkembang lebih baik. Bahkan, anak-anak lainnya pun tumbuh dalam empati, emosional, dan akademik,” jelasnya.
Melalui pendekatan ini, UPH dan seluruh sekolah di bawah naungan PHG, berupaya menjadi jembatan bagi semua kalangan. “Terpenting adalah terus mengasah kemampuan berpikir, selalu ingin tahu, dan tidak mengambil jalan pintas. Proses yang sulit justru membentuk kita menjadi pribadi yang kuat,” pesan Dr. Stephanie, yang juga menjabat sebagai Penasihat Ahli Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah, (Kemendikdasmen) RI.
Bagi Dr. Stephanie Riady, pendidikan sejati tidak berhenti di ruang kelas. Ia adalah proses membentuk hati, pikiran, dan tindakan—menempa karakter, menumbuhkan empati, dan membawa perubahan. Melalui semangat inovasi dan inklusivitas, ia berharap pendidikan di Indonesia terus melahirkan generasi yang unggul, takut akan Tuhan, siap melayani, dan berdampak positif bagi masyarakat. Semangat inilah yang turut dihidupi dan menjadi landasan komitmen UPH sebagai institusi pendidikan tinggi di Indonesia.