28/11/2025 Achievements, Health Sciences
Di balik kemajuan teknologi kesehatan, hal sederhana seperti desain kemasan obat atau vitamin berbentuk tablet masih menjadi tantangan bagi banyak pasien. Tablet mudah tumpah, kemasan kurang higienis, dan sulit memantau sisa tablet sering menurunkan tingkat kepatuhan pasien dalam mengonsumsi obat. Berangkat dari persoalan tersebut, tiga mahasiswa jenjang S1 dari Program Studi (Prodi) Farmasi Universitas Pelita Harapan (UPH) angkatan 2023—Florencia Hermawan, Livya Virginia Pieky, dan Sharren Junita Suwardi, mengembangkan inovasi kemasan self-dispensing bernama SigmaVit. Inovasi ini membawa mereka meraih Juara 1 Scopolamine 7th kategori D-SIGNACO yang diselenggarakan Universitas Sriwijaya pada 18 Oktober 2025.
“Keunggulan SigmaVit tidak muncul secara instan. Kami menggunakan prinsip yang ditegaskan dalamWorld Health Organization (WHO) TRS 902 – Annex 9: Guidelines on packaging for pharmaceutical products, yang menyatakan bahwa unit dose packaging mampu mengurangi kesalahan pemberian, lebih praktis, dan dapat meningkatkan kepatuhan pada pasien,” jelas Livya.
Berdasarkan prinsip tersebut, tim UPH berhasil tampil maksimal dalam kategori D-SIGNACO. Pada kategori tersebut, peserta ditantang untuk menciptakan kemasan tablet yang fungsional, estetis, dan layak produksi. Peserta diminta mengembangkan mock-up botol, desain kardus kemasan, hingga video pemasaran yang menampilkan produk seolah siap diluncurkan. Penilaian menekankan kombinasi riset ilmiah, kreativitas desain, dan kemampuan presentasi, sehingga hanya tim dengan konsep matang yang bisa unggul.
“Kami bersyukur bisa meraih Juara 1. Kemenangan ini sekaligus menjadi penyemangat untuk terus mengembangkan ide baru. Tujuan kami sejak awal sederhana, yaitu menghadirkan solusi yang membuat konsumsi tablet lebih mudah, aman, dan nyaman bagi pasien,” ujar Livya.
Solusi Cerdas Melalui Desain Self-Dispensing
SigmaVit merupakan vitamin kombinasi D dan K yang dipilih sesuai studi kasus yang diberikan pada saat lomba. Pada kompetisi tersebut, mereka mendapatkan kasus yaitu mahasiswa 20 tahun yang sering mengalami keluhan tulang belakang karena kurang paparan sinar matahari akibat kesibukan kuliah. Vitamin D dan K berperan penting dalam menjaga kesehatan tulang, membantu penyerapan kalsium, serta mendukung fungsi imun.
Keunikan SigmaVit terletak pada sistem self-dispensing yang mengeluarkan satu tablet vitamin setiap kali ditarik. Mekanisme ini mencegah tablet tumpah, menjaga higienitas, serta membuat konsumsi lebih konsisten, praktis, dan aman.

“Banyak pasien kesulitan mengontrol konsumsi obat atau vitamin tablet karena kemasannya kurang ramah pengguna. Dengan sistem self-dispensing, kami ingin menciptakan solusi sederhana tapi berdampak. Sistem tersebut membuat pasien tidak perlu membuka tutup kemasan berkali-kali, sehingga lebih steril dan lebih mudah,” jelas Florencia.
Selain sistem penyaluran vitamin yang terkontrol, tim juga menambahkan indikator volume yang berubah mengikuti jumlah tablet di dalam botol. Fitur ini membantu pengguna mengetahui kapan harus mengisi ulang. Sebuah detail kecil, tapi sangat relevan bagi pasien dengan terapi jangka panjang.
Inovasi lain yang turut memperkuat konsep SigmaVit adalah dose tracker otomatis yang mencatat jumlah tablet vitamin yang telah dikeluarkan, mendorong kepatuhan konsumsi vitamin secara konsisten. Seluruh fungsi ini dikemas dalam desain visual berwarna ungu-oranye yang memberikan kesan modern, eksklusif, dan mudah dikenali.
Untuk menyempurnakan presentasi produknya, tim SigmaVit juga menyiapkan video marketing bergaya Gen Z dengan sentuhan humor dan visual dinamis. Seluruh proses syuting dilakukan langsung di Apotek UPH.
Penerapan Ilmu dan Tantangan di Balik Layar
Di balik kreativitas SigmaVit, proses pengerjaan proyek ini bukan perjalanan yang mudah. Ketiganya harus menyeimbangkan jadwal kuliah yang padat, tugas mingguan, hingga laporan praktikum yang menuntut ketelitian tinggi. Meski menghadapi banyak tekanan, mereka merasakan bahwa ekosistem pembelajaran di UPH justru membantu mereka bertumbuh.
“Kami merasakan bagaimana dukungan dosen dan lingkungan akademik di UPH membentuk cara berpikir kami jadi lebih kritis, kreatif, dan berani mengeksplorasi ide tanpa takut salah. Sejak awal, kami memang ditanamkan untuk menghasilkan karya yang tidak hanya bagus secara teori, tetapi juga memberi dampak nyata bagi orang lain,” ungkap Sharren.
Bagi ketiganya, prestasi ini menjadi langkah awal untuk terus berkarya dan mengembangkan potensi yang Tuhan percayakan. Mereka berharap kemenangan ini mendorong mahasiswa lain untuk berani mencoba, tidak takut gagal, dan memanfaatkan setiap kesempatan untuk bertumbuh. Pencapaian ini selaras dengan komitmen UPH melahirkan lulusan yang takut akan Tuhan, profesional, dan siap menghasilkan karya berdampak nyata.