program
Perwakilan KADIN, Handito Joewono menghubungkan krisis global dengan strategi pemerintah Indonesia dalam memberikan stimulus untuk pebisnis dan masyarakat.
(Kiri ke kanan) Dekan Sekolah Bisnis UPH, Roy Sembel, moderator, Kim Sung Suk, dan perwakilan Kadin, Handito Joewono.
Perwakilan KADIN, Handito Joewono menghubungkan krisis global dengan strategi pemerintah Indonesia dalam memberikan stimulus untuk pebisnis dan masyarakat.
Ia menegaskan stimulus ini akan lebih efektif bila dialokasikan ke dunia pendidikan. ?Stimulus akan bekerja lebih baik bila dialokasikan untuk pembelajaran seperti pengembangan kursus untuk memperkuat kemampuan masyarakat,? katanya.
Pernyataan ini disampaikan di seminar yang berjudul ?Unconventional Strategy under Uncertainty and Innovation for Sustainable Competitive Advantage? yang diadakan oleh Sekolah Bisnis UPH bekerjasama dengan The Permanent Committee on Education Training and Apprenticeship of KADIN Indonesia pada hari Kamis (23/04).
Handito menyatakan signifikansi alokasi stimulus untuk pendidikan akan sangat berdampak untuk pengembangan masyarakat ke depannya. Karena itu, KADIN membentuk komite untuk menyediakan fasilitas untuk magang, pelatihan dan pendidikan untuk mahasiswa Indonesia. Salah satu program yang ditetapkan adalah untuk bekerjasama dengan sekolah dan universitas di Indonesia dalam melatih dan mendidik muridnya. UPH adalah universitas pertama yang akan bekerjasama dengan komite ini yang sudah bisa dipastikan melalui seminar umum ini.
Di seminar ini, Unconventional Strategy under Uncertainty, Dekan Sekolah Bisnis UPH, Roy Sembel mengatakan, ?Jangan terlalu berlebihan mengambil tindakan dalam kondisi yang tidak menentu seperti ini. Hasilnya akan membahayakan,? Ia mengutip ahli ekonomi Joseph Schumpeter, yang mengatakan kompetisi ini tidak bisa dilihat berdasarkan hanya yang bisa dilihat saja, namun berdasarkan pada hal yang tidak kasat mata dan di masa depan.
Karena itu, kata Roy, ide inovatif yang tidak konvensional diperlukan agar tetap bertahan di atas kompetisi, serta tiga hal ini juga dibutuhkan yaitu menciptakan, menjalankan dan memperdagangkan. Menciptakan adalah ketika strategi dibangung, menjalankan adalah ketika strategi tersebut dilaksanakan dan memperdagangkan atau menghancurkan adalah ketika kompetisi lain dikalahkan.
Sementara itu, Handito menambahkan ide inovatis harus dipusatkan pada 7 strategi yang ia sarankan yaitu persepsi bagus, kualitas produk, produk inovatif, keterlibatan konsumen, distribusi besar-besaran, harga yang bersaing, tenaga penjualan yang bekerja keras, dan satu strategi tambahan yaitu pengetahuan konsumen. ?Pengetahuan konsumen merupakan kewajiban standar yang harus dipenuhi,? katanya.
Seminar umum yang diadakan di gedung kampus UPH dihadiri secara online oleh banyak peserta dari berbagai tempat dengan mengakses www-dev.uph.edu/seminaruphkadin.
UPH Media Relations