NEWS & PUBLICATION

Kompetisi Moot Court Putaran Regional Asia Pasifik dan Konferensi Antariksa

08/06/2011 Uncategorized

Kompetisi Moot Court Putaran Regional Asia Pasifik dan Konferensi Antariksa

Untuk pertama kalinya dalam sepuluh tahun, Indonesia menjadi tuan rumah untuk kompetisi dan konferensi hukum antariksainternasional untuk Asia Pasifik.

NUS menjadi juara dengan mengalahkan finalis lainnya, National Law University pada hari Minggu, 5 Juni 2011.
Konferensi melibatkan banyak ahli dari negara-negara Asia Pasifik.
   

Untuk pertama kalinya dalam sepuluh tahun, Indonesia menjadi tuan rumah untuk kompetisi dan konferensi hukum antariksainternasional untuk Asia Pasifik. The 2011 Asia-Pacific Regional Round of the Manfred Lachs Space Law Moot Court Competition diadakan di Universitas Pelita Harapan (UPH) Karawaci, 3 ? 5Juni 2011 sementara International Conference on the Law of Outer Space diadakan dari 6 Juni sampai 7 Juni 2011. Acara ini diselenggarakan oleh The International Institute of Space Law (IISL) ? Institut Hukum AntariksaInternasional dan Indonesian Society of International Law (ISIL) ? Himpunan Hukum Internasional Indonesia.

Selama tiga hari, 24 tim bertanding di kompetisi moot court, dengan topik Environmental Contamination and Harmful Interference in Space Activities ? Kontaminasi Lingkungan dan Interfensi Berbahaya di Aktivitas Ruang Angkasa. Setiap tim, yang terdiri dari dua sampai tiga mahasiswa hukum, mewakili banyak negara seperti Indonesia, India, Cina, Hong Kong, Jepang, Singapura dan Filipina.

Dalam putaran terakhir, tim National University of Singapore (NUS) mengalahkan National Law University, Delhi, India. Japan Aerospace Exploration Agency ? Lembaga Eksplorasi Antariksa Jepang, akan mensponsori tim NUS dalam perjalanannya ke Cape Town, Afrika Selatan untuk bertanding melawan perwakilan dari Eropa dan Amerika Utara pada bulan Oktober, 2011.

Ketika membahas acara ini, Erline Hermann, Direktur Eksekutif ISIL menjelaskan, ?Kompetisi ini bertujuan untuk menempatkan mahasiswa di praktik nyata di mana mereka harus menganalisa dan menerapkannya serta membangun argumennya. Setiap tim biasanya mempersiapkan material kasusnya enam sampai tujuh bulan sebelumnya.? Para tim dinilai berdasarkan analisa kasus, pengetahuan akan kasus yang mereka tangani serta struktur bahasa dan argumen mereka. Para juri juga mewakili berbagai negara seperti Jepang, Cina, Romania, Hong Kong, Filipina dan Indonesia.

Konferensi dimulai pada saat penutupan kompetisi dengan fokus topik yang sama. Konferensi terdiri dari empat sesi dan dibuka dengan presentasi dari ketua Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN), Bambang Setiawan Tejasukmana. Ketua lembaga menyampaikan rasa senangnya karena berkesempatan untuk dapat membahas topik-topik penting dengan para ahli hukum antariksa apalagi di Indonesia sendiri Hukum Antariksa sedang direncanakan. ?Hari ini, jumlah negara yang telah membangun kapasitas dan kemampuan untuk digunakan dalam penjelajahan antariksa telah meningkat secara signifikan,? katanya.

Sekitar 60 ahli dan mahasiswa hukum dari negara Asia Pasifik menghadiri konferensi. Ke depannya, turnamen hukum akan diadakan di negara Asia Pasifik lainnya; kandidat kuat yang akan menjadi tuan rumah selanjutnya adalah Cina, Jepang dan India. (dee)

UPH Media Relations

   
Ketua LAPAN, Bambang Setiawan Tejasukmana, menyampaikan pidato pembuka kepada peserta konferensi.
Tejasukmana mengatakan pemerintah Indonesia sedang dalam proses perencanaan Hukum Antariksa