Pentingnya Peran Dokter Keluarga Sebagai Kekuatan Menghadapi AFTA 2010.

AFTA mengandung tiga prinsip utama yaitu negara harus memberi peluang untuk setiap modal dan tenaga/jasa masuk, perlakuan yang sama untuk tenaga kerja asing, dan tidak adanya pembedaan antara sesama warga negara asing.

 

AFTA di depan mata bangsa Indonesia. Siapkah bangsa ini? Siap di aspek apakah bangsa ini? Lebih dalam lagi, mau jadi seperti apa bangsa ini? AFTA (Asean Free Trade Area) 2010 adalah semakin luasnya aspek perdagangan dunia. AFTA mengandung tiga prinsip utama yaitu negara harus memberi peluang untuk setiap modal dan tenaga/jasa masuk, perlakuan yang sama untuk tenaga kerja asing, dan tidak adanya pembedaan antara sesama warga negara asing. Masyarakat Indonesia pun memiliki kesempatan yang sama di luar negeri.

 

Seminar singkat yang diadakan oleh FKUPH pada Sabtu, 10 Oktober 2008 mengangkat tema Kesiapan Kedokteran Indonesia untuk Menghadapi AFTA 2010.  

 

“Negara Indonesia harus memompa kompetensinya dan menciptakan sistem praktik kedokteran sehingga memiliki peluang untuk dapat ikut bersaing dengan ekspansi bangsa asing yang masuk ke Indonesia.”, ucap Prof. Moeloek dengan sangat semangat sebagai pembicara pertama.

 

Prof. Moeloek yang merupakan mantan Presiden Mansean Council (2003 – 2006), mengutarakan tentang penerapan sistem dokter keluarga yang sudah direncanakannya sejak lama sewaktu beliau menjabat sebagai mentri kesehatan pada orde reformasi. Dokter keluarga akan menjaga kesehatan 2500 orang keluarga. Dokter keluarga akan diberikan prepaid oleh pemerintah dengan tujuan menjadi dokter yang dapat dihubungi kapan saja sehingga menjadi satu dengan keluarga. Dengan prepaid maka paradigma dokter yang selama ini menunggu orang sakit diubah menjadi menjaga kesehatan orang sehat.

 

“Indonesia adalah negara yang banyak tertinggal oleh bangsa berkembang lainnya. Jumlah dokternya sangat minim, satu doktr harus menangani seratus lima puluh ribu masyarakat Indonesia. Diperparah dengan tak adanya pemerataan dokter.”, ujar Prijo Sidipramoto, MD. Beliau sudah bekerja selama eman tahun di Jepang sampai tahun 2000. Sebagai dokter menungkapkan bahwa diperlukan sistem yang mengatur kesempatan untuk belajar kedokteran dengan biaya terjangkau bagi seluruh bangsa Indonesia sehingga kompetensi di bidang kedokteran dapat meningkat. Seorang dokter diikat dengan sumpah Hipocrates yang mengungkapkan tentang pengutamaan kesembuhan pasien di atas segalanya. Beliau kahwatir tentang mental dokter Indonesia yang mengejar materi ketimbang kesembuhan pasiennya yang ditunjukan dengan terlalu banyaknya dokter di DKI Jakarta yang mencapai 65%.

 

“Bangsa Indonesia tidak takut dengan AFTA yang akan datang dan tidak dapat dihindari karena bangsa Indonesia banyak membutuhkan dokter yang mau menjadi misionaris dari seluruh dunia.”, ujar Prof. Gayus Lumbuun, anggota DPR RI. Beliau mewakili pemerintah Indonesia mengunkapkan bahwa AFTA ini dapat membawa dampak yang buruk bagi bangsa Indonesia tetapi juga dapat membawa dampak yang sangat baik. Datangnya modal bangsa lain dapat menjadi pemicu kekuatan bangsa Indonesia untuk bersaing dengan dunia Internasional. Bangsa Indonesia akan memfokuskan pembangunan pada bidang kesehatan, pertanian, dan pendidikan.

 

“Kanada menghadapi Amerika Serikat, negara terkaya dalam era perdagangan bebas. Hal tersebut membuat Kanada bertambah kuat dan terus mengembangkan bidang kesehatan dan pendidikan yang disentralistiskan sehingga semua orang berhak untuk mendapatkan pelayanan kesehatan yang sama baik kaya mau pun miskin”, papar Prof. David J.F. sebagai Executive Dean-FKUPH. Kompatriot asal Kanada ini adalah ahli dalam bidang medis dan infrastruktur medis di Kanada. Beliau menjelaskan dengan begitu ramahnya tentang infrastruktur Kanada yang menempatkan kesehatan sebagai hal nomor satu di Kanada. Kanada menggunakan 45% devisa negaranya untuk kesehatan. Setiap warga Kanada memiliki dokter keluarga masing-masing sehingga strukturisasi medis terjaga.

 

Dr. Eka sebagai moderator seminar ini mengambil kesimpulan tentang betapa pentingnya jalur kesehatan setiap warga dijamin, sehingga penempatan posisi dokter umum dan dokter spesialis terjamin, setiap elemen kesehatan ini dapat memberikan fungsinya dengan baik dan masyarakat dapat menikmati jaminan kesehatan dengan baik tanpa harus khawatir terhadadp kredibilitas dokter Indonesia dengan demikian Indonesia siap dalam bidang medis untuk menghadapi AFTA 2010. (Eko)

 

 

By: Public Relations