NEWS & PUBLICATION

BEM-UPH Mengajak Masyarakat di Daerah Rawan Banjir Mambuat Biopori

15/05/2015 Uncategorized

BEM-UPH Mengajak Masyarakat di Daerah Rawan Banjir Mambuat Biopori

Pengabdian masyarakat merupakan satu dari tri dharma Perguruan Tinggi yang harus dilaksanakan oleh civitas academia. Mahasiswa UPH di bawah Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) memiliki divisi khusus yang menjalankan program pengabdian masyarakat

Mahasiswa dan penduduk Benua Indah dalam acara FUTURE II

 

Pengabdian masyarakat merupakan satu dari tri dharma Perguruan Tinggi yang harus dilaksanakan oleh civitas academia. Mahasiswa UPH di bawah Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) memiliki divisi khusus yang menjalankan program pengabdian masyarakat. Salah satu program BEM-UPH yaitu FUTURE (For Unpredictable Tragedies Undertaking and Rebuilding the Environment), tahun ini menyelenggarakan program bakti sosial bertajuk ?Save The Earth with BIOPORE Together?. Program ini bertujuan untuk mengurangi resiko terkena banjir dengan melakukan pembuatan Biopori (Biopore). FUTURE sendiri merupakan gerakan sosial yang masif dan luas. FUTURE menyediakan dan mnengumpulkan dana cepat tanggap untuk membantu korban bencana alam dan membangun lingkungan yang lebih baik.

 

Pada Sabtu, 11 April 2015, sebanyak 60 mahasiswa UPH menggelar bakti sosial pembuatan 250 lubang biopori pada di perumahan Benua Indah, RW 07 Kelurahan Pabuaran Tumpeng, Kecamatan Karawaci, Kota Tangerang. Program ini dilaksanakan bekerjasama dengan TBM (Tenaga Bantuan Medis) FK UPH dan penduduk setempat. Pemilihan daerah ini adalah karena daerah ini sangat rawan banjir apalagi pada saat musim hujan. Pada bulan Januari ? Februari lalu contohnya, perumahan ini habis terendam banjir.

 

Sebelum pembuatan lubang bipori, masyarakat dilengkapi dengan pengetahuan tentang biopori oleh Jhon Mukmin Kusnendar, Pendiri Rumah Belajar Anak Langit, dari Tagana Kota Tangerang. Diakhir acara, mahasiswa juga mengadakan kegiatan hiburan dan kuis berhadiah untuk masyarakat setempat.

 

Berikut adalah dokumentasi pada saat pembuatan Biopori oleh BEM-UPH:

     

 

Hasil dari pembuatan biopori ini memang belum terlihat, namun pihak BEM-UPH akan terus melakukan follow-up terhadap daerah yang telah dibiopori ini, khususnya ketika musim hujan. Menurut ketua panitia pelaksana, Cynthia (Jurusan Teknologi Pangan/2013), ini merupakan kegiatan sosial kampus yang diharapkan akan berkelanjutan dan tidak hanya dilaksanakan di perumahan Benua Indah saja tetapi juga di lokasi lokasi yang rawan banjir lainnya. ?Meskipun kami sadar ini belum maksimal, tapi setidaknya dapat sedikit meminimalisir dalam mitigasi bencana, dan yang paling utama mengajak partisipasi masyarakat? tutur Cynthia.

 

Informasi tentang Biopori:

 

Biopori adalah metode resapan air yang ditujukan untuk mengatasi genangan air dengan cara meningkatkan daya resap air pada tanah. Metode ini dicetuskan oleh Dr. Kamir R. Brata, salah satu peneliti dari Institut Pertanian Bogor (IPB). Peningkatan daya resap air pada tanah dilakukan dengan membuat lubang pada tanah dan menimbunnya dengan sampah organik untuk menghasilkan kompos. Sampah organik yang ditimbunkan pada lubang ini kemudian dapat menghidupi fauna tanah, yang seterusnya mampu menciptakan pori-pori di dalam tanah.

 

Biopori mampu meningkatkan daya penyerapan tanah terhadap airsehingga risiko terjadinya penggenangan air (waterlogging) semakin kecil. Air yang tersimpan ini dapat menjaga kelembaban tanah bahkan di musing kemarau. Keunggulan ini dipercaya bermanfaat sebagai pencegah banjir. Dinding lubang biopori akan membentuk lubang-lubang kecil (pori-pori) yang mampu menyerap air. Sehingga dengan lubang berdiameter 10 cm dan kedalaman 100 cm, dengan perhitungan geometri lubang sederhana akan didapatkan bahwa lubang akan memiliki luas bidang penyerapan sebesar 3,220.13 cm2. Tanpa biopori, area tanah berdiameter 10 cm hanya memiliki luas bidang penyerapan 78 cm persegi.(fc)

 

UPH Media Relations