Dorong Pengembangan Ide dan Kreativitas Mahasiswa, Prodi Arsitektur UPH Gelar Pameran, Diskusi, hingga Peluncuran Buku di Museum Bahari.

Program Studi (Prodi) Arsitektur Universitas Pelita Harapan (UPH) berkolaborasi dengan Samitrayasa (bagian dari senyuMuseum) mengadakan pameran karya mahasiswa Studio Riset dan Desain Arsitektur tahun ketiga dan keempat (SRDA 3 & 4), instalasi, diskusi, serta peluncuran buku dalam acara Exposisi Batavia di Museum Bahari, Jakarta Utara, pada 17-18 Juni 2023. Acara yang diprakarsai oleh senyuMuseum ini menghadirkan berbagai kegiatan seni kolaboratif seperti festival musik melalui Expo Music, arsitektur melalui Eksposeum, festival musik klasik melalui Symphoseum, pasar UMKM melalui Expo Cerita Kota, acara makan malam lewat Expo Gala, hingga bazaar kuliner serta kesenian lainnya. UPH merupakan satu-satunya universitas yang ikut berpartisipasi dalam pameran dan sesi talk di acara tersebut melalui Program Studi (Prodi) Arsitektur. 

Kepala Program Studi (Kaprodi) Arsitektur UPH, Andreas Yanuar Wibisono, S.T., M. Ars., menyampaikan, “Studio Riset dan Desain Arsitektur UPH 3 dan 4 membahas bangunan-bangunan bersejarah. Kami ingin memperkenalkan cara berpikir kami di lingkungan akademik dan membuka dialog dengan berbagai pihak terkait bangunan bersejarah. Semua karya yang dipamerkan telah melalui proses kurasi bersama Samitrayasa.”  

Andreas mengatakan bahwa partisipasi UPH dalam ajang tersebut menjadi bukti kolaborasi antara Prodi Arsitektur UPH dengan industri, praktisi, dan alumni di bidang arsitektur. Hal ini diharapkan dapat menjadi wadah bagi mahasiswa untuk mengekspresikan ide dan kreativitas mereka. Selain bertukar pikiran, acara ini juga membekali mahasiswa agar siap berkarier, menghadapi tantangan di masa depan, dan berkontribusi dalam dunia arsitektur.   

Senada dengan Andreas, Chicco Geraldy, seorang arsitek yang tergabung dalam biro dan konsultan arsitektur Samitrayasa, mengatakan bahwa tujuan utama Exposisi Batavia adalah ‘menghidupkan’ bangunan-bangunan bersejarah, terutama museum. Dalam kegiatan ini, Samitrayasa telah melakukan kurasi terhadap karya seni mahasiswa Prodi Arsitektur UPH yang dipamerkan dalam Eksposeum. Ia menjelaskan bahwa acara dan pameran ini hadir sebagai ajang seni yang mengajak pengunjung untuk menjelajahi sejarah melalui arsitektur, serta memahami peran teknik dan visi dari masa lalu yang menginspirasi para arsitek masa kini.  

Chicco yang merupakan alumni Prodi Arsitektur UPH angkatan menambahkan, “Kami ingin melibatkan para mahasiswa karena mereka adalah calon arsitek profesional Indonesia. Harapannya, acara ini dapat menjadi wadah dalam mengembangkan ide-ide kreatif. Kami ingin menggali ide ‘liar’ dari mahasiswa dalam pameran ini, sebelum mereka menghadapi beragam batasan di dunia kerja kelak”.  

Berikut kontribusi Prodi Arsitektur UPH dalam acara Eksposeum-Exposisi Batavia yang digagas senyuMuseum selengkapnya. 

  1. Pameran SRDA 3 & 4 – Arsitektur bercerita: Cipta ruang dan ungkap makna 

Arsitektur yang bercerita adalah tentang bagaimana desain arsitektur dapat menyampaikan cerita yang memukau, menggugah perasaan, memberikan pengalaman, mempengaruhi emosi dan persepsi, serta menginspirasi pengunjung. Terdapat sepuluh karya mahasiswa yang menggambarkan berbagai strategi desain untuk ‘menghidupkan kembali’ jiwa dan semangat bangunan bersejarah. Setiap karya mahasiswa menunjukkan proses berpikir, selidik, dan pencarian secara sadar dan sistematis untuk menghasilkan gagasan arsitektur untuk menghidupaj dan merayakan warisan budaya dan sejarah suatu bangunan di masa kini dan masa mendatang.  

Dalam pameran ini, SRDA 3 memamerkan delapan karya yang bercerita tentang bagaimana desain arsitektur dapat mengaktifkan ekosistem kreatif di kompleks Jogja Nasional Museum (JNM). Karya-karya ini merupakan hasil kerja sama MBloc Academy dengan Prodi Arsitektur UPH dalam mengembangkan lahan JNM setelah hadirnya JNM Bloc.  Sementara itu, SRDA 4 menampilkan dua karya rancangan arsitektur sebagai media bercerita melalui desain ruang fisik dan ruang virtual. Karya pertama merupakan rancangan arsitektur pada sebuah memorial site yang memanfaatkan kekuatan multisensori untuk mendukung kisah memorial yang hendak disampaikan, sedangkan karya kedua adalah karya arsitektur virtual yang menggugah ingatan tentang peristiwa yang pernah terjadi. 

Berikut adalah 10 karya mahasiswa Prodi Arsitektur UPH yang dipamerkan dalam ajang Eksposeum-Exposisi Batavia di Museum Bahari: 

  1. reconnACT: The new link for the public & creative in JNM Bloc through art oleh Ferdinandus Yudha   
  2. CRE(ART): A destination for creatives to CREAte ART through visual framing oleh Nicole Audreylia 
  3. Go With The Flow: Playful boundaries that guide your movement oleh Maureen Florencia 
  4. IN_BEWTEEN: An inclusive permeable creative hub oleh William Ferdinand 
  5. Do-It-Yogyakarta: In Search of a Soul oleh Jocelyn Josdaan 
  6. Omah Singgah: Kembali pulang menikmati irama keistimewaan Jogja oleh Sharon Aurielle 
  7. Bringing Back the Essence in Existence: An Attempt to Build the Ideal Creative Hub Through Sequential Approach oleh Felicia Situmorang  
  8. The Heart: sebuah tempat yang menjadi detak guna menghidupkan kreativitas pada tapak oleh Vallerin Aiko  
  9. Sensuous: Harnessing the potential of multisensory in architecture oleh Valencia Cadfaela 
  10. Memoir: Translating Stories to Virtual Spatial Experiences oleh Dennis Nathaniel Pranata 

 

2. Talk: Peran Cerita Dalam Arsitektur 

Dalam acara Eksposeum, dua mahasiswa SRDA 3 Prodi Arsitektur UPH angkatan 2020, Felicia Situmorang dan Jocelyn Josdaan, membagikan tentang intervensi desain arsitektur dalam sesi Talk: Peran Cerita dalam Arsitektur yang mengangkat tema “Strategi Pemanfaatan Cerita dalam Perancangan di JNM Bloc pada Studio Arsitektur di UPH”. Dalam sesi ini, mereka membahas bagaimana cerita dapat menjadi elemen penting dalam studi arsitektur. Mahasiswa diajak untuk mengumpulkan cerita dari bangunan bersejarah dan menggunakan desain agar bangunan tersebut dapat aktif kembali. Cerita-certia ini dapat diperoleh dari konteks lokasi, zaman, hingga catatan sejarah. Felicia menyampaikan, JNM merupakan ruang kreatif yang kaya akan nilai seni. Namun, ia menyoroti bahwa JNM sering kali hanya dijadikan sebagai ruang sewa, sehingga menghilangkan esensi dan eksistensinya. 

“Saya mempelajari JNM dengan cara melakukan study visit dan mengumpulkan jejak-jejak cerita di dalamnya. Dengan mengangkat cerita tersebut, ruang yang tadinya mati dapat hidup kembali. JNM memiliki potensi yang lebih dari sekadar ruang sewa. JNM sangat berharga dan mampu mendorong proses kreatif untuk mendukung komunitas, ide, dan membangun jejaring baru,” jelas Felicia. 

Selain itu, Jocelyn menambahkan bahwa dalam ide mereka, ia ingin mengangkat kesenian tradisional pandai besi yang merupakan kesenian tradisional di Yogyakarta. Ia menjelaskan bahwa pada masa lalu, pandai besi memiliki kedudukan yang tinggi di tengah masyarakat. Namun pada saat ini, kedudukannya semakin tergeser akibat perubahan zaman dan perkembangan teknologi.  

“Narasi tentang kesenian pandai besi ini sangat relevan karena berkaitan dengan seni, tradisi yang hilang, dan jiwa yang hilang seperti yang terjadi di JNM. Dalam ide dan rancangan kami, kami akan menyertakan program seperti workshop, studio, dan kelas,” kata Jocelyn.  

3. SABA: The Sacrifice of Banda – Instalasi oleh Gabungan Mahasiswa Arsitektur (GAMATARA) UPH 

Pada acara ini, GAMATARA UPH mengenang pertumpahan darah dan nyawa yang hilang di Pulau Banda karena mempertahankan rempah-rempah yang diperebutkan oleh para penjajah. Salah satunya adalah cengkeh, yang pada saat itu memiliki nilai ekonomis yang tinggi, bahkan lebih berharga daripada emas. Pada zaman Vereenigde Oostindische Compagnie (VOC), Museum Bahari sempat dijadikan gudang rempah yang menyimpan komoditas yang sangat berharga seperti kopi, lada, teh, biji pala, hingga cengkeh. 

Instalasi ini bertujuan untuk membuat para pengunjung merasakan peran Museum Bahari pada zaman dahulu, dimulai dengan kisah genosida yang dilambangkan oleh kain mori yang digantung di sepanjang jalan, serta cengkeh sebagai rempah yang diperebutkan. Pada bagian tengah instalasi, pengunjung juga dapat merasakan elemen air yang menandakan situasi geografis Museum Bahari. Selain itu, instalasi ini juga berupaya untuk menunjukkan struktur dan keunikan dari elemen arsitektur Museum Bahari yang merupakan peninggalan dari zaman Belanda.  

4. Tribut bagi Alm. Bianpoen: Peluncuran Buku ‘Bianpoen dan Gereja St. Kristoforus (1970-2021)’ 

Dalam acara ini, sejumlah dosen Prodi Arsitektur UPH dan kerabat yang berperan sebagai penulis meluncurkan buku berjudul ‘Bianpoen dan Gereja St. Kristoforus (1970-2021)’. Buku ini menceritakan nilai-nilai, karya, dan pelajaran berharga dari pemikiran sang arsitek senior Indonesia peraih IAI Jakarta Award 2018 kategori Tokoh Arsitektur tersebut. Almarhum Dr. Ir. Bianpoen pernah menjadi pengajar di Prodi Arsitektur UPH sejak 1996. Pada tahun 2011, UPH juga telah menerbitkan buku untuk Bianpoen yang berjudul ‘Untuk Apa? Untuk Siapa? Rangkaian Pemikiran Lingkungan Berkelanjutan’. 

Dosen Prodi Arsitektur UPH, Dr. Undi Gunawan, S.T., M.T., mengatakan, dokumentasi merupakan hal yang sangat penting. Untuk itu, ada tiga hal yang mendasari diluncurkannya buku tersebut. Pertama, memaknai heritage dan legacy, yaitu menjadi pengingat terhadap apa yang pernah terjadi dan semangat untuk mempertahankan gagasan yang tertuang baik dalam artefak, benda, ruang, dan sosok arsitek. Kedua, menyimpan memori dari karya-karya yang pernah ada, kemudian yang ketiga ialah aksi untuk melanjutkan serta mengembangkan heritage, legacy, dan memori.  

 

Tentang Arsitektur UPH 

Arsitektur UPH memperlengkapi mahasiswa dengan disiplin ilmu fundamental dari segi artistik, ilmiah, dan humanistis yang terkait perancangan bangunan. Mahasiswa dibekali dengan kurikulum yang relevan dengan perkembangan wacana dan teknologi arsitektur yang bergerak dinamis, dengan tetap berakar pada pengetahuan arsitektur mendasar; sehingga siap memasuki dunia kerja profesional. Mari bergabung dan daftarkan dirimu sekarang! Informasi lebih lanjut hubungi Student Consultant di 0811-1709-901 atau daftar di sini.


baca juga:

Arsitektur: Keunggulan Jurusan dan Prospek Karier