Faith and Learning Festival 2019: Panduan Praktis Dosen untuk Siapkan Lulusan yang Berintegritas.

Tangerang, 15 November 2019 – Sebagai universitas yang fokus dalam integrasi iman Kristen ke dalam proses studi, untuk kedua kalinya Universitas Pelita Harapan (UPH) menyelenggarakan Faith and Learning Festival yang bertujuan untuk semakin memperlengkapi para dosen dengan panduan praktis dalam meningkatkan kemampuan mengkolaborasikan iman dan proses mengajar. Hal ini dilakukan sebagai bagian dalam mempersiapkan lulusan UPH agar berintegritas dan mampu tetap menghidupi keimanannya ketika memasuki dunia kerja.

Dengan tema ‘Perspectives from The Workplace and The Campus’, Faith and Learning berlangsung di UPH Kampus Lippo Village pada 15 November 2019; dengan menghadirkan narasumber dari beragam kalangan, diantaranya Jonny Sinaga, SH., LLM – Diplomat (Duta Besar RI untuk Argentina (2014-2017); Pejabat Fungsional Utama Kemenlu, Darwis Manalu – Founder dari Data Corp., Norita Alex – Director of Talent Admin PT Lippo Karawaci, Tb, serta dilengkapi paparan dari para dosen UPH juga alumni.

“Berdasarkan tema yang diangkat, 3 fokus yang akan dibahas dalam festival ini yaitu ‘apa yang perlu dipersiapkan para lulusan Kristen’, ‘bagaimana kinerja para lulusan Kristen dari UPH’, dan ‘apa yang dapat kita lakukan untuk lebih baik dalam mengintegrasikan keimanan dan proses studi di ruang kelas’. Melalui paparan dari beragam narasumber, diharapkan kegiatan ini mampu menjadi jembatan antara dunia dosen dengan dunia kerja. Sehingga bersama-sama kita dapat mempersiapkan mahasiswa UPH untuk bisa menghidupi dengan penuh semangat panggilan mereka,” tegas Matthew R. Malcolm, Ph.D. – Dekan Fakultas Liberal Art UPH (FLA).

Malcolm juga menegaskan bahwa festival ini penting untuk diikuti terlebih ketika menyadari fakta bahwa terkadang tidak adanya kesatuan pemahaman antara perspektif dari, dosen, pelaku industri, dan para lulusan. Festival ini dapat menjadi tempat untuk menyatukan ketiganya dalam berkomunikasi, bertukar pandangan, sehingga terjadi integrasi dan pada akhirnya semakin memperkuat kerja sama untuk terus menyiapkan lulusan yang beriman pada Kristus diperlengkapi maksimal sebelum memasuki dunia kerja.

Terkait kebutuhan Sumber Daya Manusia (SDM) di bidang pemerintah, Johnny Sinaga menjelaskan beragam skills yang harus dimiliki oleh para lulusan yaitu Intelligent Quotient (IQ), Emotional Quotient (EQ), Spiritual Quotient (SQ), Action Quotient (AQ), dan Adversity Quotient (AQ). Tidak hanya itu, kejujuran dan work for God the creator juga berperan penting untuk melengkapi kelima skills tersebut.

“Sejak kuliah, dosen harusnya berperan untuk membina, mengingatkan, dan mengarahkan para mahasiswa agar nantinya dapat menjadi lulusan yang selalu memuliakan Tuhan melalui pekerjaan yang dijalani sesuai dengan talenta yang diberikan Tuhan”, ujar Johnny Sinaga.

Selaras dengan Johnny Sinaga, selain dibutuhkannya skills, karakter, dan kejujuran, Darwis Manalu menambahkan bahwa lulusan institusi pendidikan Kristiani juga perlu memiliki etos kerja dan loyalitas yang tinggi.

“Saat ini yang paling sulit adalah mendapatkan karyawan yang memiliki etos kerja. Menurut saya, sebagai anak Tuhan bekerja tidak hanya mencari uang, tetapi juga sebagai ibadah, dan salah satu bentuk mengucap syukur kepada Tuhan. Ini bisa dibilang etos kerja dan loyalitas.”, tegas Darwin Manalu

Lain halnya dengan dunia profesional dan yang disampaikan oleh Norita Alex. Dia menyatakan bahwa saat ini sangat sulit untuk mendapatkan karyawan, terutama lulusan baru yang memiliki integritas tinggi.

“Menurut saya lulusan dari institusi Kristiani harus memiliki integrity of heart dan skill fullness of hands. Dengan memiliki kedua elemen tersebut, mereka akan menjadi berbeda dan dapat bekerja dengan memuliakan Tuhan. UPH sudah sangat baik dalam memberikan doktrin tentang Kristiani, ditambah dengan hadirnya kelas teologia yang memperdalam iman. Para dosen perlu mengajarkan kepada mahasiswa untuk menghubungkan nilai-nilai Kristiani yang diajarkan pada kelas teologia dengan aplikasinya di dunia kerja”, tutur Norita Alex.

Festival ini dihadiri kurang lebih 200 peserta yang didesain untuk menginspirasi, memberikan pandangan dari beragam perspektif, dan panduan praktis bagi dosen UPH. Selain itu para peserta juga diberikan booklet yang memuat saran-saran praktis terkait mempersiapkan integrase iman dan pembelajaran yang lebih baik di ruang kelas. (mt/na)