Talkshow Matematika UPH Paparkan Perbedaan Data Scientist dan Aktuaris ke Siswa SMA.

Hingga saat ini tidak sedikit siswa yang menganggap bahwa matematika merupakan ilmu yang sulit dan tidak memiliki prospek pekerjaan yang luas. Masih banyak siswa yang beranggapan bahwa prospek pekerjaan prodi matematika hanya menjadi dosen atau guru matematika. Lebih dari itu, prospek pekerjaan prodi matematika sangat luas, bahkan menawarkan gaji yang besar, seperti Aktuaris dan Data Scientist. Kedua profesi matematika ini dikupas tuntas dalam Talk Show A Day With Math: Actuaria and Data Science, berlangsung pada 13 Februari 2020, di Kampus UPH Lippo Village, Tangerang.

“Saat ini data science memiliki jangkauan yang cukup luas. Pekerjaan data science berhubungan dengan permasalahan. Jadi, kalau ada masalah di dalam perusahaan, maka masalah tersebut bisa diselesaikan dengan data. Bahkan teknologi sekali pun tidak dapat menggantikan profesi data scientist,” jelas Setyven S.Si., S.Kom – Head of Data Style Theory.

Selain Setyven yang fokus di bidang data science, turut hadir dua profesional di bidang aktuaria, yaitu Steven Tanner, FSAI – Aktuaris PT Dayamandiri Dharmakonsolindo dan Mourits Rompah – Aktuaris PT Dayamandiri Dharmakonsolindo. Dengan menghadirkan kedua pembicara ini, harapannya siswa SMA yang hadir sebagai peserta dapat mengenal prospek pekerjaan di bidang matematika, khususnya pada aktuaria dan data science.

“Dimana ada data, maka aktuaris dapat kerja, profesi ini juga diatur secara ketat. Aktuaria dan data scientist memiliki banyak ilmu yang beririsan. Tentu selalin Matematika, di aktuaria juga mempelajari ekonomi karena berkaitan erat dengan investasi,” ujar Mourist.

Steven Tanner juga menyatakan hal yang serupa dengan Mourist, dia mengatakan bahwa actuarial science menggunakan data tetapi caranya tidak semendalam apa yg dilakukan oleh data science. “Baik data scientist atau actuarial berhubungan erat dengan coding, maka dari itu di setiap prodi matematika pasti ada mata kuliah tentang komputer,” tambah Steven.

Di akhir pemaparannya Steven juga memberikan tips pada para siswa SMA yang memiliki minat untuk masuk prodi matematika UPH, sesuai dengan pengalaman yang ia rasakan.

“Pada tahun pertama sampai kedua, mahasiswa prodi matematika UPH akan dituntut untuk mempelajari seluruhnya, termasuk aktuaria dan data science. Oleh karena itu, ketika memilih peminatan di tahun ketiga, sebaiknya kalian memilih aktuaria, karena kalian anggapannya sudah belajar 70% data science selama dua tahun. Kemudian aktuaria juga memiliki proses yang Panjang. Sehingga selama proses kuliah kalian dapat mempelajari keduannya” pesannya.

Dengan adanya talkshow ini diharapkan para siswa sekolah menengah mendapatkan gambaran perbedaan dari kedua bidang ini sejak awal dan membantu dalam menentukan minat sejak awal bagi siswa SMA.


baca juga:

Actuarial & Applied Mathematics UPH: Kolaborasi Matematika, Ekonomi dan Bisnis dengan Segudang Potensi!