UPH Ciptakan Board Game sebagai Media Belajar Literasi Informasi bagi Generasi Milenial.

Seiring dengan kemajuan teknologi, kini banyak informasi yang tersebar di berbagai media sosial yang belum diketahui pasti kebenarannya. Untuk itu perlu bagi setiap lapisan masyarakat memiliki kemampuan ‘literasi informasi’ guna mendapatkan informasi yang benar dan berkualitas. Namun, literasi informasi ini perlu terus diasah, agar dapat memahami informasi yang lebih kompleks.

Bagi generasi milenial, peningkatan kemudahan mengakses informasi belum disertai dengan peningkatan kemampuan untuk memahami dan menggunakan informasi. Untuk menyiasati, diperlukan strategi kreatif untuk edukasi literasi informasi bagi generasi milenial. ini harus diberikan dengan menggunakan strategi yang bervariasi,
Menjawab kebutuhan tersebut, The Johannes Oentoro Library UPH, sebagai universitas pertama, telah merancang board game berkonsep literasi informasi yang dinamakan dengan ‘Wide wit War’. Permainan ini dirancang menyesuaikan tren dan kebutuhan para milenial, agar berminat untuk belajar melakukan literasi informasi. Seluruh aspek permainan ini, mulai dari tahapan lomba, cara bermain, visual bidang permainan dan misi hingga bidak permainan, semuanya dibuat dari hasil kreativitas tim The Johannes Oentoro Library UPH.

Pendekatan menggunakan board game ini didasari dengan tren yang digandrungi di kalangan anak muda saat ini. Perkembangan board game ini ditandai dengan maraknya café yang menyewakan board game. Sehingga UPH melihat peluang dalam menggunakan board game sebagai salah satu media melakukan penetrasi literasi informasi.
“Konsep permainannya sama dengan board game pada umumnya, seperti monopoli. Board game ini menggabungkan tema war untuk mengumpulkan sumber daya. Agar dapat melakukan pembelian sumber daya (kekayaan), peserta harus mampu menjawab pertanyaan-pertanyaan seputar literasi informasi dan sistemnya siapa yang cepat jawab dan yang paling benar dia yang akan dapat poin. Peserta pun dapat dikatakan menang ketika mereka memiliki poin terbanyak atau yang bertahan paling lama,” jelas Dhama Gustiar Baskoro, Manajer UPH ‘The Johannes Oentoro Library’.

Board Game ‘Wide Wit War’ pertama kalinya diperkenalkan kepada publik melalui kompetisi se-Jabodetabek yang diikuti oleh 11 tim terdiri dari 3 orang tiap kelompoknya di Living World Mall, Tangerang pada 29 Februari 2020. Kompetisi ini merupakan bagian dari rangkaian kegiatan Gerakan Literasi Informasi yang diadakan bersama Universitas Multimedia Nusantara (UMN) dan Swiss German University (SGU).

Literasi informasi sendiri merupakan sebuah kemampuan tentang bagaimana seseorang bisa memahami informasi yang dibutuhkan, dimulai dari mencari, menganalisa, memilih, dan menyebarkan informasi yang diperoleh.
Pada kompetisi tersebut Board game diikuti oleh peserta yang berasal dari siswa SMA dan mahasiswa, yang membentuk kelompok berjumlahkan 3 orang per kelompok. Permainan ini berlangsung selama delapan putaran dan dinilai langsung oleh para pustakawan dari UPH dan UMN.

Selain board game, peserta juga diajak untuk melakukan permainan fisik, sehingga tidak hanya otak yang diasah, tetapi harus memiliki strategi yang berkaitan dengan otot untuk memenangkan permainan.

“Selain misi yang berkaitan dengan literasi informasi, untuk dapat memenangkan kompetisi ini, peserta juga ditantang untuk aktif melalui misi yang berhubungan dengan permainan fisik, seperti memindahkan gelas plastik dengan karet. Sehingga kompetisi tersebut menjadi paket lengkap berupa aktivitas fisik sekaligus strategi berpikir untuk melakukan literasi informasi.

Board game ini juga diharapkan dapat menjadi suatu permainan yang ada di setiap perpustakaan, sehingga dapat dimainkan oleh umum, bahkan bisa mencapai tingkat nasional guna mengasah minat generasi muda untuk memahami pentingnya literasi informasi. (mt)